Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2021

Susah Pulang, Terpenjara di Negara Orang

Going through hardships is good. It means you are growing stronger, even if it is tough. Kalau ada yang merasa sedih saat pandemi ini belum bisa kemana-mana, baik untuk liburan ataupun au pair ke luar Indonesia, let me remind you a story. Tahun lalu ketika pandemi serentak menutup pintu banyak negara, saya masih tinggal di Norwegia melanjutkan studi . Kala itu saya bagai anak hilang yang akhirnya lepas dari jaminan hidup dari host family dan memutuskan meneruskan langkah di negara orang sembari kuliah lagi. Dipikir hidup akan baik-baik saja, kenyataannya jauh dari apa yang sudah direncanakan. Pekerjaan pertama saya selepas jadi au pair, yaitu pelayan restoran, hanya bertahan selama 1,5 bulan. Restoran harus menghentikan semua aktivitas dining in dan menggantinya dengan take away .  I lost my job in a sudden. Baca juga: I Don't Need Friends, But Money! (COVID-19 Status) Untuk dapat pekerjaan ini pun cukup tricky karena saya sudah putus asa setelah hampir 2 bulan menganggur. Untu

Sekeluarga Jadi Au Pair

Ketika memutuskan jadi au pair dan tahu beratnya mengarungi hidup di negara orang, di detik itu juga saya bersumpah tak akan pernah membiarkan keluarga saya mengikuti jejak ini. Bukan karena au pair program yang buruk, tapi karena saya tak ingin mereka juga merasakan apa yang pernah saya alami. Tinggal bersama orang asing, mengganti popok bayi, mengurus dokumen imigrasi, serta adaptasi cepat dengan cuaca itu tidak mudah bagi semua orang.  Betul memang, jadi au pair bisa membentuk mental juang mu lebih kuat. Tinggal di negara baru sungguh menantang dan bisa berkesan jika kita memanfaatkannya dengan baik. Tapi untuk menawarkan kesempatan ini apalagi mewariskan host family kepada keluarga di Indonesia, saya enggan. Tanpa banyak orang tahu, cerita au pair saya kenyataannya lebih dramatis dari yang pernah saya ceritakan ke siapa pun. Saya cukup kagum dengan para au pair Filipina yang punya misi membawa semua anggota keluarga mereka keluar dari negara tersebut. Selain karena persaingan kerj