Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2021

My Home, My Rules

Mungkin bagi orang awam yang tak tahu regulasi resmi au pair, uang saku €450 di Belgia atau NOK 5900 di Norwegia per bulan itu terlalu sedikit. Jauh dari upah minimum pegawai lainnya yang diwajibkan pemerintah setempat. Tapi mereka tak paham, bahwa uang saku yang diberikan ini adalah upah bersih yang diterima au pair tanpa harus bayar akomodasi dan makan setiap bulannya.  Sekarang, banyak yang ketagihan jadi au pair tidak hanya karena embel-embel pertukaran budaya. Tapi kegirangan, bisa tinggal di luar negeri dengan jaminan dari host family plus dapat gaji. Sebagai orang yang mengundang au pair ke rumah mereka, host family wajib menyediakan fasilitas kamar yang baik dan bahan makanan yang cukup, ditambah dengan uang saku yang sudah ditetapkan pemerintah untuk mencukupi kebutuhan tersier au pair. Sebagai timbal balik, au pair hanya perlu membantu urusan rumah tangga dan menjaga anak dari si keluarga saat dibutuhkan. Win-win solution demi kehidupan yang nyaman antara kedua belah piha

Aturan Nama Anak di Wilayah Nordik

Zaman sekarang, nama-nama anak Indonesia entah kenapa semakin panjang, sulit ditulis, serta dibuat super kreatif anti-mainstream . Ada yang dikutip dari bahasa lain, singkatan dari gabungan kata, ataupun hanya karena tersadar akan sesuatu, nama tersebut akhirnya tercipta. Di Indonesia, kebanyakan nama diberikan orang tua karena mengandung doa di dalamnya. Tak ada aturan baku yang mewajibkan harus menamai anak apa, hingga akhirnya orang tua boleh sekreatif mungkin merangkai nama agar tak pasaran dan termakan zaman. Ada juga artis yang mati-matian memikirkan nama anak sampai tak boleh dicontek oleh orang lain hanya karena nama tersebut dinilai begitu spesial. Tapi tahu kah kalian bahwa 5 negara di wilayah Nordik, Eropa Utara, punya aturan tertulis tentang penamaan yang diakui hukum negara? Bagi kita, aturan tertulis seperti ini mungkin terkesan konyol dan melampaui hak asasi sebagai orang tua. Negara harusnya menghukum para koruptor, bukan mengatur-atur nama masyarakatnya! Kurang kerjaan

5 Sumber Gratis Belajar Bahasa Norwegia Secara Mandiri

Tidak seperti bahasa Jerman, Prancis, atau Belanda yang lebih terkenal, saya cukup amazed saat tahu ada beberapa orang di Indonesia tertarik belajar bahasa Norwegia. Beberapa dari mereka bahkan bertanya ke saya sumber belajar yang bisa digunakan mengingat tak ada yang menyelenggarakan kursusnya di Indonesia. Hanya dituturkan oleh 5,5 juta orang di Eropa Utara, bahasa Norwegia yang merupakan rumpun akar bahasa Jermanik sebetulnya bukanlah bahasa populer untuk dipelajari. Rasanya tak ada alasan yang kuat mempelajari bahasa ini jika kamu tak punya niat tinggal di negaranya langsung. Kebanyakan imigran yang tinggal di Norwegia pun sebetulnya hanya belajar mati-matian karena dua hal, syarat dapat pekerjaan dan sedang proses ingin mendapatkan PR ( Permanent Residence ) serta ganti kewarganegaraan. Di samping itu, masih banyak yang malas belajar karena mayoritas orang Norwegia lancar berbahasa Inggris. Tapi berita baiknya, Norwegia masuk ke dalam negara Skandinavia yang memiliki bahasa serum

Berhutang Demi ke Luar Negeri

Awal tahun 2021 akan dibuka dengan cerita saya melangkahkan kaki ke luar negeri pertama kali hingga masih berada disini, dibiayai dari hasil hutang. Kamu mulai skeptis dengan semua hal yang berhubungan dengan hutang piutang? Baca sampai akhir agar tahu bahwa tidak semua hutang itu identik dengan hal-hal negatif! Saat backpacking mulai booming di Indonesia awal tahun 2007-an, saya termasuk salah satu orang yang mengamini bahwa jalan-jalan ke luar negeri itu bukan hanya milik orang kaya lagi. Apalagi ketika low-cost carrier (LCC) milik Malaysia berinovasi menjual murah harga tiket pesawat keliling Asia hingga Prancis, semakin membuat mimpi orang Indonesia keliling dunia lebih dekat dengan kenyataan. Beberapa orang mulai mencoba jalan-jalan mandiri dengan modal backpack dan menginap di tempat murah, lalu membukukan kisah perjalanan tersebut. Mereka membuktikan bahwa modal keluar negeri itu memang tidak perlu sampai ratusan juta. Yang penting tujuannya bisa jalan-jalan murah meriah ke