19 September 2022

Hidup Cermat: Berburu Rabat di Eropa


Hidup di luar negeri itu berat! Meski sudah mengantongi gaji lokal, tapi bayang-bayang untuk hidup hemat tetap tak bisa dielakan. Well, setidaknya bagi saya yang dari zaman au pair pun sudah berpikir bagaimana cara mendapatkan potongan harga meski tak berstatus mahasiswa. Status au pair yang nanggung cukup membuat saya kesal; mahasiswa bukan, pekerja full-time juga bukan. Sementara di Eropa banyak diskon hanya diperuntukkan bagi mahasiswa yang berkantong pas-pasan. Padahal dengan uang saku minimum, au pair tak ada bedanya dengan para mahasiswa tersebut.

Untungnya, Eropa itu cukup adil. Ada banyak diskon khusus yang diberikan bagi young adults usia maksimal 28-34 tahun, mengingat tak semua anak muda sudah hidup makmur di usia segitu. Bukan, saya tak bicara diskon beli baju ataupun kosmetik demi menunjang penampilan, tapi potongan harga yang bisa menekan pengeluaran selama tinggal di negara orang.

Baca juga: Menghitung Uang Saku Pelajar vs Au Pair di Norwegia

Dan betul, di Eropa usia 30 itu masih dianggap muda. Banyak orang yang bahkan baru memulai kuliah S1 mereka di usia kepala 3. Tak sama seperti standar hidup orang Indonesia yang sudah harus punya rumah, mobil, dan tabungan 200 juta di usia 25 tahun. Di Norwegia misalnya, usia 'nyaman' orang baru bisa beli rumah itu dimulai saat 34 tahun. Di usia ini, diharapkan orang-orang sudah berada di level karir ternyaman dan punya tabungan yang cukup untuk membeli rumah atau apartemen pertama mereka. Tapi kalau sudah ada yang bisa beli rumah di bawah usia 30 tahun  bahkan ketika masih jadi mahasiswa, dipastikan keuangan mereka disokong dana orang tua.

Kembali ke kehidupan au pair dulu, saya suka riset kanan kiri menemukan opsi termurah apa saja yang bisa saya dapatkan di usia 20 tahunan. Usia segini itu menurut saya punya privilege tersendiri. Misal di Belgia, saya bisa beli tiket bulanan transportasi murah karena masih <25 tahun. Lalu di Denmark, saya bisa buka bank khusus anak muda dan punya kartu debit tanpa iuran tahunan. Karena suka main ke galeri seni, saya juga manfaatkan kesempatan untuk jadi anggota di beberapa museum seni seperti Louisiana Museum of Modern Art yang biaya keanggotaannya super irit untuk usia <30 tahun. Maskapai penerbangan seperti SAS juga punya harga khusus hingga usia 26 tahun. Jalan-jalan keliling Eropa naik bus atau kereta juga bisa hemat bila kita memilih tiket khusus usia anak muda. Nyatanya, it's not that bad menjadi au pair di Eropa saat muda meski uang terbatas. 

Lalu, datanglah masanya ketika saya ganti status jadi mahasiswa di Norwegia. It was even sooo much cheaper karena diskon untuk mahasiswa lebih banyak tak peduli berapapun usia mu. Di Oslo, ongkos bulanan transportasi bagi mahasiswa lebih murah 40%. Banyak restoran, gym, sampai salon memberikan diskon hingga 20% bagi yang punya status kemahasiswaan aktif. Dengan gaji paruh waktu yang hanya sanggup menutupi biaya bulanan, diskonan seperti ini sungguh sangat membantu kehidupan. Saya sangat menyarankan bagi kalian yang sedang kuliah di Eropa untuk aktif mencari diskonan khusus pelajar ini di beberapa tempat.


But now I am upgraded! Secara finansial memang lebih merdeka. Tapi saya kehilangan beberapa benefit yang super menguntungkan ketika masih jadi mahasiswa dulu. Biaya tahunan kartu debit, ongkos transportasi bulanan, biaya langganan seluler, hingga iuran keanggotaan tentunya menjadi lebih mahal. Tapi hei, saya masih muda. Haha! Apalagi yang negara ini tawarkan bagi anak-anak muda meskipun statusnya sudah upgrade jadi pegawai penuh waktu?

Iseng-iseng, saya coba riset lagi. Ternyata, diskonan untuk para young adult di level ini justru lebih menarik! Saat berlabuh di situs Nordea, salah satu bank terbesar di Norwegia, saya baru tahu bahwa punya gelar Master di Norwegia memenuhi kualifikasi sebagai nasabah prioritas mereka. Menjadi nasabah prioritas ini tentu saja membuat kita mendapatkan keuntungan premium yang salah satunya adalah punya 4 akses gratis ke lebih 1000 VIP-lounge di seluruh dunia. Selebihnya, kita juga punya konsultan keuangan pribadi dan sambungan nomor khusus saat menghubungi customer serviceWell, tak bisa jadi nasabah prioritas BCA, tak ada salahnya juga apply untuk jadi nasabah prioritas bank di negara lain.

Tak hanya itu saja, sebuah laman membuat saya semakin informatif untuk mengetahui lebih jauh tentang trade union atau serikat pekerja di Norwegia. Dikutip dari Wikipedia, serikat pekerja adalah asosiasi pekerja dalam kelompok pekerjaan yang sama, dengan tugas utama memperjuangkan gaji dan kondisi kerja yang lebih baik. Faktanya, serikat pekerja di Skandinavia, atau fagforening dalam bahasa Norwegia, punya andil yang sangat besar dalam mempengaruhi sistem ketenagakerjaan dibanding negara lainnya. Ada 4 konfederasi serikat terbesar di Norwegia yaitu LO (The Norwegian Confederation of Trade Unions), Akademikerne (The Federation of Norwegian Professional Associations), YS (The Confederation of Vocational Unions), dan Unio (The Confederation of Unions for Professionals). Sangat lumrah di negara ini, pekerja kerah putih maupun kerah biru bergabung dengan serikat pekerja. Pekerja asing yang tinggal di Norwegia juga mendapatkan hak dan fasilitas yang sama dengan para pekerja lokal untuk bergabung.


Serikat pekerja rasanya terdengar sangat formal dan serius, namun ternyata tak seperti yang saya bayangkan. Selain membantu memperjuangkan hak para pekerja, organisasi yang ada dalam perserikatan ini sama-sama memfasilitasi para anggota dengan menyediakan career coaching, evaluasi CV dan kontrak kerja, bantuan hukum, serta kursus atau acara sosial lainnya. Namun tunggu dulu, hal paling menggiurkan dari bergabung dengan perserikatan ini adalah keuntungan premium lain seperti tawaran asuransi murah, tabungan pensiun yang sangat menarik, jadi nasabah prioritas bank, diskon belanja online, sampai kesempatan networking yang sangat luas! Semua keuntungan tersebut pun ada cabangnya lagi. Misal kamu ingin pinjam dana di bank untuk beli rumah, maka bunga pinjaman yang ditawarkan akan jauh lebih rendah khusus bunga anggota. Being a member sounds so beneficial, doesn't it? I am in!

Untuk bergabung menjadi anggota serikat ini juga tergantung dengan pekerjaan atau latar belakang pendidikan terakhir. Sebagai profesional muda yang mengantongi ijazah S2, saya bergabung dengan konfederasi Akademikerne yang menaungi 12 organisasi akademik lain berdasarkan bidang studi; semisal IT, Teknik, Ekonomi, Sosial, Psikologi, dan lainnya. Sebagai anggota, saya mendapatkan banyak bantuan profesional dan keuangan yang sudah saya sebutkan di atas. Inilah yang sedikit saya sesalkan mengapa dari dulu tak pernah tahu manfaat serikat pekerja macam ini di Norwegia. Saya sempat bermasalah dengan bos India di restoran dulu dan tentunya akan sangat berguna jika tahu harus berbuat apa. Oh my, I wish I've known this long time ago! Well okay, pacar sebetulnya juga tergabung dengan serikat pekerja ini namun tak terlalu menjelaskan apa untungnya jadi anggota sampai akhirnya saya yang harus mencari tahu dan mempelajari sendiri.

Tapi bergabung dengan serikat pekerja ini juga tidak gratis. Ada iuran tahunan yang harus dibayarkan tergantung status anggota tersebut. Para anggota yang masih berstatus mahasiswa, fresh graduates, atau pensiunan, biasanya punya potongan harga khusus. Meski biayanya tak murah, namun iuran yang kita bayarkan untuk serikat ini nyatanya bisa mereduksi pajak sampai NOK 5800 tiap tahun! Rebate unlocked!

Selanjutnya, setelah berpikir tak akan pernah punya kartu kredit, saya berubah pikiran akhir bulan lalu. Usai mencari tahu dan berhitung lagi, punya kartu kredit nyatanya tak seburuk itu. Apalagi mengingat gaya belanja saya yang terlalu banyak berkeliaran di online, sebetulnya lebih cocok bayar pakai kartu kredit yang punya tawaran cashback. Sekali lagi, if only I knew, dari dulu bisa hemat sampai ribuan Krona kalau pakai potongan diskon dari kartu kredit ini. Terlebih lagi banyak bank penyedia kartu kredit menawarkan asuransi perjalanan dan ID-theft gratis yang termasuk dalam layanan. Daftar kartu kredit di Norwegia juga nyatanya tak sesulit di Indonesia. Saya hanya perlu mengisi data lengkap, lalu aplikasi sudah dijawab otomatis beberapa detik saja. Hanya saja, kita akan tetap dikenakan credit check dari bank saat mendaftar untuk melihat catatan keuangan, pajak, serta hutang tahun lalu. Bagusnya, beberapa kartu kredit di Norwegia ini tak punya iuran tahunan yang akan memberatkan jika tak digunakan. (Again) rebate unlocked!


Sebagai orang yang suka hal-hal berbau seni dan kultur, saya juga diuntungkan dengan bergabung ke salah satu bank konstruksi di Norwegia, OBOS. Warga Norwegia biasanya tertarik menjadi anggota agar bisa masuk antrian beli apartemen dan rumah. Meskipun saya belum kepikiran untuk beli rumah dalam waktu dekat, tapi menjadi anggota juga tak ada salahnya. Selain bisa masuk antrian, tujuan utama saya bergabung hanya karena OBOS menawarkan banyak sekali diskonan di tempat-tempat seni semisal opera atau teater hingga 20%. One more unlocked!

Tapi perlukah jadi anggota kanan kiri hanya demi dapat potongan diskon?

Karena jadi anggota tak gratis, tentunya ada uang ekstra yang harus dikeluarkan untuk menjamin semua manfaat yang diberikan. Bagi saya, iuran keanggotan yang dibebankan sebetulnya seimbang dengan semua keuntungan yang diterima. Punya kartu kredit, bergabung jadi anggota serikat pekerja, dan juga masuk jadi anggota bank konstruksi ini justru membuat saya lebih hemat puluhan ribu Krona, lho. No lie!

Terlebih lagi, nyatanya tak semua orang yang jadi anggota juga peduli dengan semua keuntungan yang diberikan. Di salah satu social event yang saya datangi, seorang cewek memaparkan join jadi anggota hanya karena ingin dapat asuransi mobil terbaik. Seorang lagi mengaku jadi anggota karena disuruh koleganya dan seorang lagi bergabung karena senang bersosialisasi dengan orang sepemikiran di luar jam kerja. Macam-macam jawaban para anggota ini. Tapi apapun alasan mereka, memang tak ada ruginya bergabung mengingat manfaat yang diberikan juga besar. Saya juga menyadari bahwa hidup di luar negeri jadi jauh lebih menarik setelah upgrade status jadi pegawai dan semakin tahu banyak hal. Nobody ever told me those 3 hacks above, sampai akhirnya cari tahu sendiri.

Apa kamu juga punya cara khusus untuk menekan biaya hidup tanpa kelaparan? Apa yang kamu lakukan untuk hidup hemat dengan cermat?



18 September 2022

First Time Au Pair, Ke Negara Mana?


Saya ingat betul ketika pertama kali membuat profil di Aupair World, saya begitu excited memilih banyak negara yang dituju tanpa pikir panjang. Tujuan utama saya saat itu adalah Selandia Baru, salah satu negara impian untuk bisa tinggal. Beberapa pesan pun saya kirimkan ke host family di Selandia Baru karena siapa tahu mimpi saya untuk bisa tinggal disana sebentar lagi terwujud.

Sangat sedikit host family dari sana saat itu, jadi saya kirimkan saja aplikasi ke semua profil keluarga yang ada. Sayangnya, semua menolak tanpa alasan. Hingga suatu hari, saya menerima penolakan dari salah satu keluarga yang mengatakan kalau orang Indonesia tidak bisa jadi au pair ke Selandia Baru. Duhh! Dari sana akhirnya saya lebih teliti lagi membaca satu per satu regulasi negara yang memungkinkan bagi pemegang paspor Indonesia.

Sebelum memutuskan memilih negara tujuan, berikut adalah daftar negara yang menerima au pair dari Indonesia;
  1. Australia (lewat Working Holiday Visa)
  2. Austria
  3. Amerika Serikat (Yes, it's possible! Baca serba-serbinya disini!)
  4. Belanda
  5. Belgia
  6. Denmark
  7. Finlandia
  8. Islandia
  9. Jerman
  10. Luksemburg
  11. Norwegia (Status Terakhir: Penutupan Program Au Pair di Norwegia)
  12. Prancis
  13. Swedia
  14. Swiss (Tergantung kanton, karena tak semua kanton menerima au pair Indonesia)
Karena bingung dengan tujuan mereka, banyak email masuk dari para calon au pair baru yang menanyakan negara mana yang pas bagi first time au pair. Saya sebetulnya sudah pernah membahas ini di postingan Tips Pencarian Keluarga Angkat. Jika kamu tertarik, silakan baca postingan tersebut untuk lebih tahu plus dan minus negara tujuan, menurut pendapat saya.

Saya juga sempat menjabarkan Guide Bagi Calon Au Pair tentang negara terbaik berdasarkan uang saku dan jam kerja. Tolong jangan tanya lagi tentang kesempatan au pair ke Inggris, Spanyol, Italia, ataupun Irlandia, karena regulasinya tidak berlaku bagi pemegang paspor Indonesia. Kalau kamu memang berniat tinggal kesana, disarankan menggunakan visa pelajar dengan tujuan studi.

Ada 13 negara yang bisa dipilih berdasarkan minat, bakat, dan tujuan utama. Saya sarankan untuk memilih setidaknya 4 negara favorit agar kesempatan mendapatkan host family lebih besar. Jumlah keluarga yang membutuhkan au pair di Prancis tentu saja lebih banyak daripada di Luksemburg. Jadi daripada hanya fokus dengan satu atau dua pilihan negara, silakan buat daftar negara yang paling menarik minat kamu.

Perlu diingat juga, tiap negara memiliki regulasi umur tertentu bagi calon au pair. Di Belgia, maksimum umur au pair hanya sampai 25 tahun. Sementara Prancis, Belanda, Finlandia, dan Swedia memungkinkan sampai umur 30 tahun. Tiap negara juga sangat strict dengan peraturan yang hanya menerima first time au pair ke negara mereka, contohnya Swedia dan Finlandia. 

Sekarang kembali lagi ke tujuan awal kamu jadi au pair untuk apa? Hanya untuk pengalaman saja kah, memperlancar bahasa kah, alasan kabur dari Indonesia kah, atau hanya pure jalan-jalan?

Kalau usia kamu masih di bawah 25 tahun, saya sarankan sebaiknya memilih Belgia sebagai negara pertama. Mengapa, karena negara ini ada di tengah-tengah Eropa yang memungkinkan kamu travelling dengan mudah ke negara tetangga lainnya. Selain itu uang sakunya cukup tinggi, tanpa pajak, dan waktu kerjanya hanya 20 jam per minggu (on paper). Urusan visanya memang sangat ribet. Tapi karena keribetan itulah, perjuangan kamu pertama kali ke Eropa jauh lebih terasa!

Negara terpopuler lainnya bagi au pair Indonesia adalah Belanda. Jadi kalau kamu ingin mudah mendapatkan makanan Indonesia atau penasaran dengan si tulip dan kincir angin, bisa juga memilih negara ini sebagai pilihan pertama. Jumlah keluarga yang mencari au pair pun lebih banyak dan kesempatan kamu bisa semakin besar. 

Kalau ingin memperlancar bahasa asing, bisa langsung ke Jerman, Austria, atau Prancis. Jerman dan Austria mewajibkan calon au pair memiliki sertifikat bahasa terlebih dahulu. Jadi setidaknya kamu sudah memiliki modal dasar lalu tinggal mengasahnya saja di negara tujuan. Kedua negara ini hanya menerima au pair maksimum 26-27 tahun, so get your chance before too late!

Tertarik ke Eropa Utara? Silakan baca dulu postingan saya tentang Mitos dan Fakta Au Pair di Skandinavia sebelum kamu kaget dengan treatment kebanyakan keluarga angkat disana. Saingan mendapatkan keluarga lebih tinggi karena kebanyakan host family di Utara lebih mencari au pair Filipina. Tapi kalau memang sangat tertarik kesini dan ini adalah pengalaman pertama kamu, pilihlah Swedia yang lebih toleran dengan pendatang.

Setelah mantap memilih 3-4 negara tujuan, perjuangan paling panjang adalah mencari keluarga angkat. Kadang peruntungan kamu tidak memihak di negara favorit, tapi di pilihan terakhir. Tujuan utama saya dulu Prancis, tapi malah mendapatkan keluarga di Denmark. 

Saran saya yang paling utama tentunya jangan malas mencari keluarga angkat di banyak situs. Keluarga di Eropa Utara terkenal tak mau rugi untuk mengambil au pair langsung dari Indonesia karena malas dengan lamanya pengurusan visa dan ongkos tiket yang mahal. Tapi banyak juga keluarga yang mau mencari sendiri dan tak segan membayar mahal au pair untuk didatangkan langsung dari negara asal. Kalau hanya mengandalkan satu situs saja, kesempatan bertemu keluarga seperti ini sangat kecil.

Saya dulu harus menunggu 5 bulan penantian, sebelum akhirnya berlabuh di Belgia. Sementara saat ke Denmark, saya mesti melewati 7 kali penolakan dahulu. Padahal posisinya sudah wawancara dan tinggal menunggu keputusan, lho. Jadi kalau kamu belum juga menemukan keluarga, jangan menyerah ya! Jangan juga terpaku dengan profil keluarga yang hanya mencari au pair dari negara Asia lain, contoh Filipina atau Vietnam saja. Pasang muka tembok dan tetap kirimkan pesan yang menyatakan kamu tertarik menjadi au pair mereka. My friend has tried this and it worked!

Baca juga tips dari saya bagaimana membuat profil yang bagus agar host family tertarik dengan apa yang kamu tulis! Sudah mendapatkan positive replies lalu diajak interview? Baca tulisan saya selanjutnya bagaimana mempersiapkan diri sebelum proses wawancara agar kamu tidak terlalu grogi.

Meskipun saya tidak boleh menggeneralisasi, tapi ada 10 Tipe Host Family yang Sebaiknya Kamu Mesti Pertimbangkan Kembali kalau kebetulan mendapatkan positive reply dari mereka. Tak ada yang bisa menebak bagaimana keluarga tersebut akan memperlakukan kamu nantinya. Tapi bagi saya, Keluarga Arab is a big no no setelah punya masalah dengan mereka di Belgia.

Whoaaa.. I have written so many blog posts! Jadi, jangan malas juga membaca sebagai bahan referensi! Good luck ☺️

Referensi lain:



11 September 2022

10 Alasan Norwegia Tak Cocok Untuk Destinasi Liburan Orang Indonesia


Blog ini sebetulnya tak didedikasikan untuk para traveller yang ingin mencari tips liburan ke Eropa karena saya pun hanyalah pejalan musiman. Tapi karena banyak negara sudah mulai luwes mengizinkan pelancong asing memasuki wilayah mereka, rasanya tulisan ini bisa jadi perspektif baru bagi orang Indonesia yang berniat jalan-jalan ke utara Eropa, terutama Norwegia. 

Tinggal di negara ini selama 4 tahun masih membuat saya tak berhenti wowing tiap kali mengunjungi tempat baru. Liburan di Norwegia itu hampir sama dengan liburan di Indonesia, lengkap! Dari pantai, laut, hutan, danau, fjord, air terjun, sampai gunungnya pun bisa dijelajahi dengan ekspektasi menemukan keindahan alam yang luar biasa. Tak heran jika negara ini ada di bucket list banyak orang. Sayangnya, saya merasa bahwa opsi liburan di Norwegia tidaklah ditawarkan untuk semua wisatawan, terutama dari Indonesia.

Serius! Norwegia sepertinya kurang cocok untuk gaya liburan orang Indonesia yang cari nyaman, bukan petualangan saat mengunjungi Eropa. Kalau kamu berminat menjadikan negara ini sebagai destinasi liburan mu berikutnya, berikut beberapa hal yang mesti kamu pertimbangkan.

1. Tempat terbaik di Norwegia bukanlah di Oslo

Foto ini tentu saja tak diambil di pusat kota Oslo

You've just landed, what do you expect next? Magnificent mountains? Stunning fjord? Beautiful landscape in the city center? Colorful building blocks by the water? Well, siap-siap kecewa!

Sebagai kota terbesar merangkap ibukota negara, Oslo yang terletak di bagian timur Norwegia sebetulnya hanyalah kota biasa yang masih terus berkembang untuk lebih maju. Beberapa museum dan perpustakaan modern baru dibangun dengan harapan menciptakan kota yang futuristik. Namun kesalahan banyak turis adalah mereka sering termakan keindahan foto-foto di internet tentang alam Norwegia yang malah justru letaknya tak di Oslo.


Banyak yang tak sadar bahwa Norwegia adalah negara yang meskipun geografisnya tak luas, namun negara ini memanjang hingga 1770 km diukur dari utara ke selatan. Oslo yang terletak di bagian timur bukanlah tempat yang tepat menghabiskan liburan karena sesungguhnya dua tempat terbaik adalah di bagian utara dan barat Norwegia. Fjord cantik yang sering kamu lihat di internet sebetulnya terletak di Norwegia Barat, sementara keindahan laut dengan bangunan merah adalah khasnya desa pelayan yang terletak di Norwegia Utara. Karena berdekatan dengan pantai yang lebih hangat, wilayah selatan lebih sering jadi tujuan menghabiskan liburan musim panas. Sementara bagian timur lebih identik dengan hutan yang rindang dan bebukitan untuk wisata ski dan musim panas. Oslo yang posisinya berada di timur Norwegia? Not even in-between these beauties

2. Tak semua tempat diakses transportasi umum

Desa cantik di sisi selatan Norwegia

Secara akses, sebetulnya para turis dapat menjangkau Norwegia Barat dan Utara menggunakan kereta atau pesawat. Maskapai lokal seperti Norwegian punya jadwal terbang yang cukup sering ke kota-kota besar seperti Stavanger, Bergen, Trondheim, Tromsø, ataupun Bodø. Perusahan kereta lokal, Vy (baca: vi), seringkali menawarkan diskon cukup murah dari Oslo-Bergen-Oslo kalau kamu ingin mencoba one of the must scenic journeys di Norwegia via kereta.

Namun masalahnya, kamu tetap tak akan bisa menemukan the real Norwegian charms di kota-kota besar ini. Tempat-tempat cantik di Norwegia sayangnya banyak yang tak bisa diakses transportasi umum dan letaknya justru di desa-desa kecil. Cara terbaik menikmati alam Norwegia dengan lebih fleksibel adalah dengan mengendarai mobil yang memungkinkan kita melewati banyak hidden gems. Plusnya, kita bisa menelusuri the Norwegian Scenic Routes tanpa takut ketinggalan bus atau kereta. 

Sewa mobil di Norwegia juga tak murah dan kamu harus paham aturan lalu lintas lokal. Untuk ukuran orang Indonesia yang terbiasa menyetir sembarangan di jalan aspal, mengendarai mobil di negara ini bisa jadi tantangan. Apalagi ketika musim dingin saat salju tebal dan jalanan berubah menjadi es yang licin. Tantangan lainnya, selain posisi setir yang berbeda, bisa jadi kamu harus mengerem mendadak saat kecepatan tinggi ketika ada rusa dan kijang tiba-tiba melintas sekelebat.

3. Pemandangan tercantik harus didaki 

No shortcut to the peak

Tak hanya tempatnya yang jauh dan kurang accessible, untuk menjangkau pegunungan demi melihat landscape yang lebih indah pun kita butuh usaha lebih. Trolltunga? The Pulpit Rock (Preikestolen)? Kjeragbolten?

Semua tempat di atas adalah pegunungan di Norwegia yang seringkali disebutkan dalam panduan wisata. Sejujurnya, saya belum pernah ke semua tersebut dan belum ada niat juga ke sana. Selain selalu penuh oleh turis, banyak yang overlook pegunungan tersebut tanpa riset terlebih dahulu. Tanjakan yang curam dan trek yang cukup menantang memungkinkan kamu perlu usaha ekstra untuk sampai ke atas.

Tak berbeda dengan pegunungan lainnya, satu-satunya cara yang harus kita lakukan demi mendapatkan pemandangan terbaik hanyalah dengan mendaki. Baiknya, kita bisa dengan mudah mengikuti arah petunjuk yang sudah dirancang sebaik mungkin tanpa takut tersasar. Beberapa rute pun bisa dipilih dari paling mudah (biru) hingga paling sulit (merah). Jangan anggap remeh angka jarak, karena 1 km bisa didaki berjam-jam sampai membuat kaki pegal-pegal nantinya. Bagi yang tak terbiasa, disarankan agar tak mendaki sendiri dan sebaiknya didampingi oleh orang lokal ataupun orang yang sudah berpengalaman sebelumnya.

4. Butuh peralatan olahraga yang layak 

Pakaian yang tepat adalah koentji

Show me your outdoor outfit! Karena sudah melebur dengan gaya hidup orang lokal, saya bisa tahu mana yang serius ingin berpetualang, mana yang hanya ingin gaya-gayaan. Tinggalkan sepatu Converse ataupun Adidas putih mu di rumah karena untuk mendaki di gunung dibutuhkan perlengkapan olahraga yang tepat. Minimal, kamu butuh sepatu mendaki yang grips-nya kuat dan tak licin saat menapak. 

Setiap tahun, setidaknya ada 10 kecelakaan yang terjadi di pegunungan Norwegia yang korbannya kebanyakan adalah turis bandel. Dua tahun lalu, polisi lokal sempat menyelamatkan 3 turis asal Prancis yang tak menghiraukan bahaya naik ke pegunungan di musim dingin saat gelap. Setelah diselidiki, orang-orang ini pun ternyata tak punya persiapan apa-apa hingga bisa-bisanya ke gunung pakai Ugg boots. Sempat pula dilaporkan bahwa sering terjadi kecelakaan di Trollstigen sampai membuat beberapa orang meninggal karena tergelincir saat mengambil foto. Lagi-lagi, setelah diselidiki, mereka adalah para turis bandel yang berpakaian ala kadarnya atau nekad mengambil foto dari tebing yang curam.

Jangan heran bila orang Norwegianya sendiri sering memberi komentar pedas bagi para turis nekad ini. Selalu riset trek yang akan kamu daki, cek juga prakiraan cuaca dan jangan nekad kalau cuaca sedang tak mendukung, pakai baju yang tepat, dan gunakanlah sepatu yang benar. Minusnya, sepatu daki harganya tak murah dan juga memakan berat bagasi jika harus dibawa dari Indonesia.

5. Berburu Aurora Borealis bukanlah di Selatan

Lofoten, desa nelayan di bagian utara Norwegia sering jadi tempat berburu aurora

Tak hanya keindahan alamnya yang luar biasa, fenomena alam yang terjadi langit utara Eropa pun seringkali menjadi magnet banyak wisatawan. Saya yakin, banyak dari kalian yang bermimpi bisa melihat Sang Cahaya Utara alias Aurora Borealis menari lepas di Norwegia. Kalau menurut kalian datang ke Oslo saat musim dingin sudah cukup, this is another mistake tourists make!

Aurora Borealis biasanya muncul di langit cerah nan gelap tanpa banyak polusi cahaya. Meski beberapa kali Aurora Borealis sempat muncul di Oslo, namun fenomena ini sangat langka dan tak bisa kamu dapatkan setiap hari jika hanya ingin menghabiskan liburan di Norwegia beberapa hari saja. Untuk bisa melihat fenomena tersebut kita harus lari ke tempat tergelap di negara ini, yaitu utara. Trondheim yang bahkan masih di wilayah pertengahan pun tak masuk hitungan. Seminimal-minimalnya, kita harus berlabuh ke Tromsø atau Lofoten saat musim dingin untuk berburu sang cahaya.

Karena merupakan fenomena alam yang tak bisa diprediksi juga kapan munculnya, disarankan untuk minimal berada di utara 3-4 hari. Banyak orang juga biasanya tertarik untuk ikut tur agar dibawa ke tempat yang lebih gelap dari pusat kota Tromsø.

6. Budaya liburan orang Norwegia berbeda 

Sisi modern kabin musim dingin keluarga Norwegia di pegunungan

I will tell you that Norwegians hate tourists. Mau turis internasional ataupun lokal, mereka tetap benci turis. Kasarnya, karena negara ini sudah kaya, pariwisata bukanlah komoditas yang mereka harus gembor-gemborkan ke orang luar. Tak heran jika gaya liburan orang Norwegia pun berbeda dengan orang Eropa pada umumnya karena cenderung introvert.

Kebanyakan orang Norwegia biasanya melipir ke kabin saat liburan dan akhir pekan. Kabin-kabin ini merupakan rumah kedua bagi orang Norwegia yang letaknya bisa di lautan, danau, hutan, ataupun pegunungan. Tujuannya, melarikan diri dari penat pekerjaan dan kerumunan, lalu mengasingkan diri untuk lebih dekat dengan alam. Orang-orang Norwegia juga super aktif. Gaya liburan mereka bukanlah untuk berleye-leye, tapi beraktifitas seaktif-aktifnya. Saat musim panas, mereka bisa saja setiap hari hanya memancing dan berenang di perairan. Sementara saat musim dingin, no days without skiing.


Jangan harap pula kabin-kabin ini semuanya modern seperti yang sering kalian lihat di majalah interior. Beberapa kabin bahkan hanyalah kabin tua tanpa air, toilet, listrik, ataupun sinyal! Back to the old days, leave all the modernism behind. Nyatanya, orang Norwegia masih konservatif untuk beberapa hal. Saya tak yakin cabin trip seperti ini cocok dengan gaya liburan orang Indonesia yang ingin semuanya serba fancy dan teratur. Sudah liburan jauh-jauh ke Eropa, kan lucu juga kalau malam-malam masih harus menimba air di sungai gara-gara kabin tak punya keran.  

7. You can’t be stylish 

Berbusanalah sesuai cuaca, bukan sesuai seberapa bagus baju mu di lini media sosial

Eropa memang pusat fesyennya dunia. Saya mengerti bahwa kamu ingin tampil maksimal di media sosial dengan berfoto ala model di jalanan Eropa. Sayangnya, ini Norwegia. Saya cukup amazed saat pertama kali menyaksikan orang Norwegia biasa saja melenggang santai saat hujan deras atau jogging saat badai salju sekalipun demi olahraga dan menghirup udara segar. Saking realistisnya negara ini, moto hidup mereka adalah 'We can't blame the weather, but your clothes!'


Kalau cuaca sedang panas, sebisa mungkin pakailah pakaian yang menyerap keringat dan minumlah air putih banyak-banyak. Jika dirasa kedinginan, pakailah senjata musim dingin dari baju wol sampai boot kulit. Di Bergen yang terkenal sebagai kota hujan, kamu tak bisa terus-terusan memakai mantel cantik dengan sepatu hak tinggi. Yang ada, kamu bisa masuk angin dan kaki lecet. Karena kencangnya angin dan derasnya hujan, orang Bergen lebih tertarik berinvestasi di jas hujan yang mahal ketimbang beli payung terus-terusan. Apalagi saat musim dingin yang cukup harsh ketimbang negara lain di Eropa Barat. Sebisa mungkin pakailah down jacket dan lindungi area sensitif dari gempuran angin dingin.

8. Nightlife? No, Culinary? No, Nature? Yes!

Does it seem interesting?

Tak jarang saya mendengar beberapa orang liburan ke Norwegia untuk menikmati kehidupan malam, lalu akhirnya kecewa dengan harga alkohol dan makanan di sini yang keterlaluan mahalnya. Well, what do you expect?


Terletak di lingkaran Arktik sebagai negara kaya baru, Norwegia sebetulnya belum bisa menawarkan wisata malam layaknya dua negara tetangga Skandinavia lainnya. Selain harga alkohol yang tak masuk akal, orang Norwegianya sendiri pun sebisa mungkin tak terlalu sering makan di luar. Bukan karena mahalnya, namun antara rasa dan harga yang dibayarkan sering tak seimbang. Banyak restoran menawarkan menu crossover yang bukannya nikmat, malah cenderung aneh di lidah. Untuk menemukan restoran Asia otentik di negara ini pun harus jeli karena kebanyakan restoran biasanya tak mau rugi hanya menjajakan satu jenis makanan saja.

Di sisi lain, saya skeptis makanan khas Norwegia akan cocok di lidah orang Indonesia yang terbiasa menyantap makanan kaya rasa. Let me mention Fårikål, Fiskekake/Kjøttkake, Pinnekjøtt, atau Ribbe, yang sebetulnya far from delicious dari Nasi Padang 15 ribuan!

9. Winter sports are just.. not ours 

....definitely not our thing

Meski olahraga musim dingin terlihat keren sampai jadi konten para artis Indonesia, namun dulunya ski hanyalah alat transportasi di daerah bersalju. Karena kereta kuda tak akan bisa dimanfaatkan di jalanan bersalju tebal, satu-satunya alat yang bangsa Viking bisa gunakan hanyalah ski. Konon saking membosankannya Norwegia, orang-orang dulu hanya bisa bersyukur dan memanfaatkan apa yang ada di sekitar mereka saja - yaitu, alam.

Norwegia juga dulunya hanyalah negara miskin yang hanya menekan sektor perikanan dan ekspor bongkahan es batu berton-ton ke negara tetangga. Baru di tahun 70-an saja negara ini mulai bangkit dan mendadak jadi salah satu negara kaya di Eropa. Maka jangan heran bila ski dan snowboarding berganti dari yang tadinya alat transportasi menjadi olahraga berkompetisi. Karena hampir semua orang lokal bisa ski, olahraga yang kita anggap mewah ini pun sebetulnya biasa saja di Norwegia. 


What about us, Indonesians? Boro-boro berdiri di papan ski, main sepatu roda dan punya privilege sewa sepatu ice skating saja banyak yang tak mampu. Tapi kalau kebetulan sedang singgah di negara ini saat musim dingin dan ingin coba ice skating, beberapa kota besar biasanya membuat landasan es di tengah kota dan kamu bisa sewa sepatu luncur di tempat ini.

10. Pengalaman unik yang tak murah

Menginap di mercusuar dengan pemandangan 360 derajat menghadap lautan adalah pengalaman terepik yang pernah saya rasakan

Dari semua hal yang kamu rencanakan untuk berlibur ke Norwegia, yang paling mahal dari negara ini sebetulnya bukanlah soal makanan atau transportasi umumnya, tapi pengalaman. Ambil saja contoh berburu Aurora Borealis. Meski kita bisa saja beruntung melihat cahaya ini langsung dari langit kota Tromsø, tapi beberapa orang memilih untuk ikut tur agar kesempatan untuk melihat cahaya ini lebih besar. Tur Aurora Borealis banyak macamnya dan harga termurah yang saya temukan sekitar NOK 1000 (€99/IDR 1,5 juta) dengan naik bus rombongan. Jika memilih tur dengan rombongan yang lebih kecil, ditambah sewa kamera dan lainnya, tentu saja biaya yang dikeluarkan lebih besar.


Saat musim panas, Norwegia lebih aktif jualan pengalaman menginap di kabin atau tempat-tempat unik yang tak akan kalian temukan dimana pun. Rorbu atau kabin nelayan yang identik dengan bangunan merah dan kuningnya sangat melekat dengan gambaran pulau nelayan di Norwegia Utara. Sementara di Norwegia Selatan, kamu bisa mencoba menginap di forest cabin atau mercusuar lalu bangun dengan suara desiran ombak dan pemandangan lautan yang apik. Di musim dingin, ada igloo, arctic dome, atau hotel es yang sewa kamarnya semalam bisa mencapai IDR 10 jutaan tapi menawarkan pengalaman yang tak biasa.  Beberapa aktifitas unik lainnya juga bisa kalian coba saat musim dingin seperti huskies sledding, memancing ikan di danau es, atau cross country skiing. Tapi tentu saja, pengalaman unik ini harus merogoh kocek lebih dalam!

Cara terbaik liburan di Norwegia

Meski 10 hal di atas bisa menjadi limitasi dan membuat mu berpikir ulang untuk mengunjungi the best parts of Norway, but really, come here! Tetap ada cara terbaik bagi yang tertarik menjelajahi Norwegia meski dengan segala keterbatasan yang ada.

1. Mix & match tur 'Norway in a Nutshell'



Tur legendaris yang paling dikenal oleh banyak turis adalah Norway in a Nutshell yang dikelola oleh operator Fjord Tours, salah satu member Norway's Travel Guarantee Fund. Lewat tur ini, kalian bisa menikmati keindahan alam Norwegia Barat lewat jalur kereta ke Bergen, Flåm, Aurlandsfjord, dan melihat langsung Nærøyfjord, fjord sempit nan dramatis yang dilindungi UNESCO. 

Tapi tunggu dulu, biaya yang harus kalian keluarkan per orang jika beli via Fjord Tours adalah NOK 1330 (€136/IDR 2 jutaan). Sungguh biaya yang luar biasa karena pada dasarnya, kalian hanya membayar Fjord Tours untuk membelikan tiket transportasi kanan kiri. Tur ini sendiri juga bukanlah guided tour dan sebetulnya, kita bisa mencontek rute yang tersedia untuk bisa di-mix & match sendiri sesuai kebutuhan. Semua rute di atas (lihat gambar) bisa kalian jangkau menggunakan transportasi umum yang tiket keretanya bisa dibeli via Vy atau kapal via Lustrabaatane dengan lebih hemat.

2. Kereta Bergen-Oslo-Bergen 

The Bergen Line merupakan salah satu the most scenic train journeys yang juga paling populer di Norwegia

Kalaupun keuangan memang sedang terbatas dan tak punya banyak waktu di Norwegia, satu-satunya trip yang saya sarankan adalah mengambil kereta ke/dari Oslo-Bergen. Jalur kereta ini merupakan salah satu rute panorama yang wajib kalian coba dan berlaku sepanjang tahun. Saat musim panas, kalian punya waktu lebih panjang menikmati pemandangan hijau di luar karena matahari di Norwegia terbenam sampai jam 11 malam. Sementara pemandangan jadi lebih mellow di musim gugur karena hangatnya warna dedaunan. Lalu menjadi semakin magis ketika kamu melewati jalur ini saat hamparan salju menutupi semua permukaan saat musim dingin!

Cobalah untuk memesan kursi di sisi kanan dari Bergen atau kiri dari Oslo untuk melihat pemandangan yang lebih luas. Sebetulnya kanan kiri tak masalah karena sama-sama indahnya. Tapi sepengalaman saya, salah satu sisi seringkali menampilkan pemandangan yang lebih baik ketimbang sisi lainnya. Karena perjalanan ditempuh selama 6-7 jam, saya sarankan berangkat pagi hari saat musim dingin karena matahari di Norwegia sudah terbenam jam setengah 4 sore. Jangan sampai kelewatan pemandangan di luar karena hari sudah gelap. Tiket bisa dibeli lewat Vy yang kadang juga memberikan diskon dimulai dari harga NOK 199 (€20/IDR 300 ribu) sekali jalan dari/ke Oslo-Bergen. 

3. Stay in big cities 

Salah satu kota pelajar, Trondheim, menawarkan kehidupan kota yang cukup lively

Meski tak menawarkan keindahan alam yang diharapkan, namun kita tetap bisa merasakan small pieces of Norway lewat kota-kota besar seperti Oslo, Bergen, Stavanger, Trondheim, dan Tromsø.  Selain tak repot karena tersedianya transportasi publik, kita juga bisa menikmati kehidupan malam dan kuliner khas Norwegia lewat bar dan restoran yang ada di kota-kota ini. Beberapa point of interests juga lebih ramah turis karena bisa dijangkau dengan lebih mudah. Misal Fløyen di Bergen, kamu bisa mendaki sendiri sampai atas bukit atau bayar NOK 150 (€15/IDR 225 ribu) pulang pergi naik cable car. Di Oslo, saya sarankan untuk ambil Metro nomor 1 ke Frognerseteren dan duduk di sisi sebelah kiri untuk melihat keindahan Oslo dari ketinggian. Stop sampai stasiun terakhir dan mampirlah ke restoran Frognerseteren demi segelas cokelat panas dan wafel, lalu cari kursi bersebelahan dengan jendela. Saat musim panas, kamu lebih fleksibel duduk di luar restoran sambil menyeruput soda dingin.

Baca juga: 7 Alasan Mengapa Kamu Harus Digital Detox di Hutan Norwegia

Tak hanya punya akses lebih mudah ke puncak tertinggi, di kota-kota besar pun kita bisa mampir ke beberapa museum serta gereja-gereja ternama seperti Nidarosdamen di Trondheim dan The Actic Cathedral di Tromsø. Sangat memungkinkan menjelajahi kota besar dan melihat ke belakang sejarah Norwegia tanpa perlu jadi anak gunung. Kalau memang dirasa 5 kota besar di atas terlampau mainstream, kamu bisa singgah ke kota lainnya seperti Ålesund, Bodø, Kristiansand, Lillehammer, Rorøs, Frederikstad yang lebih dekat ke perbatasan Swedia, ataupun yang lebih jauh di utara, Svalbard.

4. Ikuti jadwal kereta & bus lokal

Sommarøya yang bisa dijangkau dengan transportasi umum via Tromsø

Memang cara terbaik menjelajah Norwegia hanyalah dengan mengendarai mobil. Tapi apa mau dikata jika kita harus bepergian sendiri atau hanya bergantung ke transportasi umum. Untungnya, ada beberapa sudut pedesaan atau tempat-tempat cantik di Norwegia yang bisa dijangkau lewat transportasi umum dari kota-kota besar. Kalau kamu tertarik ke Lofoten dari Oslo, ada 5 alternatif alat transportasi lain yang bisa kamu gunakan selain naik mobil selama 48 jam dari ibukota. Maskapai penerbangan seperti Norwegian dan SAS mengangkut penumpang cukup sering dari Oslo ke Bodø. Dari Bodø, kamu dapat melanjutkan penerbangan ke Leknes, bandara di Lofoten, atau naik ferry bersama penumpang jalur air lainnya. Walaupun sesampainya di Lofoten transportasi umum hanya beroperasi 2-3 jam sekali, tapi setidaknya kamu berkesempatan jalan-jalan singkat di pulau nelayan ini.

Berjarak sekitar 60 km dari Tromsø, kamu juga bisa mampir ke pulau cantik, Sommarøya, dengan naik bus 420 dari pusat kota. Perjalanan memang memakan waktu lebih dari 1 jam, but who cares? Sama halnya dengan jalur kereta Bergen, Vy seringkali menawarkan harga promo untuk rute ke Flåm, Finse, dan Voss. Dari Stavanger, ambil rute bus nomor 4 atau kereta nomor 59 'Go Ahead Nordic' untuk menuju Preikestolen. Using public transportations to reach the prettiest points in Norway may be uneasy, but still doable!

5. Sewa mobil dan road trip rame-rame ke Barat

Jalur menuju ke Norwegia Barat begitu apik di musim semi

Jadi kali ini anggap saja kamu liburan bersama rombongan dan sudah mengantongi SIM internasional. Mengapa tidak coba sewa mobil dari Oslo menuju Norwegia Barat? Bukan, bukan untuk mencari kitab suci seperti Kera Sakti, tapi demi melihat fjord cantik yang tak ada di Oslo. Perjalanan dari Oslo ke Bergen menempuh waktu kurang lebih 7 jam. Tapi plusnya, kalian bisa mampir ke beberapa desa cantik dan tempat-tempat terpencil di Norwegia Barat. Jangan lupa juga mampir ke stavekirke atau gereja kayu abad pertengahan yang sampai sekarang masih eksis berdiri tegak di Norwegia. Salah satu gereja bahkan masih menjaga dan menggunakan lonceng yang berusia lebih dari 120 tahun untuk acara khusus.


Sewa mobil juga terasa lebih ringan kalau pergi ramai-ramai karena biayanya bisa patungan. Operator penyedia rental mobil seperti AVIS, SIXT, atau Budget biasanya memberikan potongan diskon bagi pemilik kartu kredit tertentu. Tapi kalau kebetulan layanan tersebut tak memiliki mobil yang kita inginkan, saya sarankan untuk buka situs atau unduh aplikasi Getaround (dulunya Nabobil). Sistemnya, kita pinjam mobil dari tetangga sekitar dengan biaya jauh lebih murah dari tempat rental. Biaya sewa dari tetangga ini biasanya juga sudah termasuk jarak tempuh maksimal 600 km.

6. Be happy with what you can see

Pemandangan dari Restoran Frognerseteren

Secara biaya, menikmati alam Norwegia sebetulnya gratis. Kamu tak akan dihadang loket tiket masuk ke hutan atau gunung, bahkan bisa camping hampir di semua landscape secara gratis. Meskipun hanya berkunjung ke Oslo, kamu bisa mencoba naik kapal menuju Oslofjord saat musim panas untuk menikmati fjord mini dari ibukota. Daerah Oslomarka, seperti Vettakolen atau Kolsåstoppen, bisa dijadikan alternatif kalau tertarik mini hiking di hutan atau perbukitan. Frognerparken yang penuh dengan pahatan patung bisa dijangkau dengan tram nomor 12 selalu ramai dikunjungi turis dan warga lokal. Saat musim gugur, daun-daun kering yang rontok dari pepohonan di taman seringkali dijadikan objek foto.


Sejujurnya, Oslo bukanlah kota favorit saya di Norwegia karena nyatanya, orang yang tinggal di Oslo pun selalu punya alasan untuk melipir ke kabin tiap minggu. Namun kalau hanya punya waktu sebentar di Oslo, saya menyarankan untuk fokus saja ke apa yang ibukota ini tawarkan. Frogner Park + Vigeland Sculpture Park, Frognerseteren, Oslofjord, Oslo Opera House, Munch Museum, Ekebergparken, The Norwegian Museum and Cultural History, Fram Museum, Akerhus Fortress + Aker Brygge, serta the Royal Palace adalah banyak tempat yang menarik untuk dikunjungi di Oslo.

7. Stir down ke negara lain

Mencapai puncak tertinggi Matterhorn di Swiss menggunakan gondola

Dibandingkan ibukota negara tetangga lainnya seperti Stockholm dan Kopenhagen, Oslo jelas jauh dari kata sempurna. Pun kalau ingin mengambil Norwegia secara keseluruhan, akses ke banyak tempat di negara ini masih kalah jauh dari Swiss yang lebih populer. Menuju pegunungan Alpen di Swiss, kita  tinggal duduk manis naik gondola sambil memakai mantel cantik dan sepatu hak tinggi pun tak masalah. Secara landscape, kedua negara ini sama-sama cantiknya. Minus, Swiss hanya tidak punya lautan layaknya Norwegia. Secara ekonomi, jelas kedua negara ini memang sama mahalnya. Tapi jika ingin liburan santai tanpa harus terlihat seperti anak gunung, jelas Swiss menang banyak.

Menurut saya, sah-sah saja mengunjungi Norwegia hanya demi hunting Aurora Borealis layaknya tujuan kebanyakan turis Indonesia selama ini. Meskipun, Norway is more than just the Northern Lights. Tapi kalau tujuan mu lebih luas, seperti ingin lebih banyak shopping di walking street, cafe hoping, atau accessible mountain hikes seperti di Swiss, tentu saja Norwegia kurang cocok! Better to stir down to other countries atau kunjungi kota besar lain di Skandinavia yang lebih modern.

Your pick!




emerge © , All Rights Reserved. BLOG DESIGN BY Sadaf F K.