Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2015

Membuat SIM Internasional di Jakarta

Belajar dari pengalaman tahun lalu di Belgia, akhirnya saya memutuskan untuk membuat SIM internasional sebelum keberangkatan ke Denmark. Saya yang biasanya jadi sopir, harus absen setahun di belakang kemudi. Tidak ada yang salah cuma jadi penumpang, tapi kadang kerinduan tancap gas di jalanan terasa majemuk.  Apalagi sewaktu harus belanja di supermarket di komune sebelah, saya mesti pasrah mengayuh sepeda dengan keadaan angin dan cuaca yang dingin. Padahal saat itu ada mobil menganggur di rumah yang bisa digunakan. Tapi karena ketiadaan SIM yang valid , saya juga takut menggunakan mobil tersebut. Padahal jarak tempuh supermarket itu hanya 5 menit naik mobil, namun harus ditempuh selama 15 menit menggunakan sepeda. Saya juga harus menggendong ransel berat berisi belanjaan, lalu menggantung dua tas besar di stang sepeda yang isinya juga barang belanjaan. Menyedihkan sekali! Sebelum ke Belgia, saya memang sudah berniat membuat SIM internasional di Jakarta. Tapi karena

Akhirnya Visa Denmark Saya di-Issue!

Proses menunggu visa Denmark kali ini benar-benar membosankan. Apalagi saya di rumah hanya menganggur dan tidak ada kegiatan berarti. Sudah ada desakan dari pihak keluarga untuk mencari pekerjaan saja di Indonesia. Jujur saja, saya juga sudah pasrah kalau memang visa ditolak karena alasan tertentu. Saya juga sudah siap mencari pekerjaan dan menetap saja di Indonesia. Tapi Alhamdulillah visa akhirnya disetujui tanpa kendala apapun. Visa jangka panjang Denmark membutuhkan waktu maksimum 2 bulan sebelum disetujui pihak kerajaan Denmark. Berbeda jika kita ingin mengajukan visa turis atau visa jangka pendek yang hanya 15 hari kerja. Tepat dua bulan semenjak mengajukan aplikasi visa di VFS Global, lalu esoknya wawancara di Kedubes Denmark, saya dikabari kalau visa Denmark saya sudah disetujui. Ibu Wita, resepsionis kedutaan, menelpon untuk memberikan informasi lebih lanjut melalui email. Setelah dikonfirmasi ulang via email, Ibu Wita mengirimkan surat keterangan elektronik d

Pesta Menyambut Kelahiran Bayi ala Maroko

Dua minggu pertama tinggal di Belgia, keluarga angkat saya sedang sibuk-sibuknya menyiapkan persalinan anak kedua mereka yang diberi nama Issa. Si ibu yang tadinya berharap si anak kedua ini akan lahir di tanggal yang sama dengan kakaknya, 24 Maret, meleset menjadi 5 April 2015. Dua hari setelah persalinan, saya baru bisa menjenguk si ibu di rumah sakit. Karena pihak keluarga sedang sibuk-sibuknya, saya mesti datang ke rumah sakit sendirian. Mereka hanya memberikan alamat dan juga nomor kamar di CHU Brugmann - Victor Horta Site. Berhubung tempatnya sering dilewati, akhirnya saya bisa sampai disana lewat bantuan Google Maps setelah muter-muter kebingungan. Mencari kamarnya pun tidak gampang, karena saya mesti bertanya dulu dengan beberapa perawat yang lewat. Alhamdulillah mereka berbicara bahasa Inggris dengan baik dan sangat membantu. Sama seperti di Indonesia, saat mengunjungi orang di rumah sakit, biasanya kita membawakan buah tangan dari rumah. Sayangnya k