Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2024

Si Paling "Hidup di LN Faktanya Tak Enak"

Lagi-lagi, menemukan topik seru di Twitter. Suatu hari, seorang imigran Indonesia membuat utas tentang asumsi orang-orang yang mengatakan negara tempat tinggalnya enak, padahal aslinya tak demikian. Dari mulai mahalnya harga permak celana, sulitnya jasa percetakan, hingga absennya tukang bakso keliling. Lalu sebuah balasan warganet cukup mencolek saya, " orang Indonesia yang tinggal di LN ini selalu promosi hidup di LN gak enak, tetap saja gak mau pulang dari sana ". Tiba-tiba saya berpikir, lho iya juga ya . Sedikit tersentil, karena orang Indonesia yang sering promosi kekurangan tinggal di luar negeri itu salah satunya saya sendiri. Lewat blog ini, saya juga membanjiri cerita pengalaman tak mengenakan yang berbeda dengan banyak konten bahagia diaspora di media sosial. Saya juga seringkali menjelekkan negara tempat tinggal dan kadang masih membandingkannya dengan kampung halaman di Indonesia. Padahal sedekade ini tinggal di Eropa, harusnya sudah di fase 'menerima' b

Obrolan Para Diaspora Tentang Izin Tinggal

Suatu hari, lima orang imigran yang punya latar belakang berbeda berkumpul di satu meja membahas politik Norwegia. Empat dari mereka sebut saja Ana, Bao, Choi, dan Dee. Percakapan ini diawali dari sebuah pertanyaan tentang " apa fungsi ganti WN Norwegia? " ketika jawaban yang selalu dilontarkan hanyalah " ohh, kamu bisa dapat hak suara saat pemilu " atau " ohh, kamu bisa jalan-jalan ke banyak negara tanpa mengajukan visa "   —  visa ke Amerika maksudnya. Lama-kelamaan topik tak menarik lagi, obrolan berganti tentang status izin tinggal masing-masing. Ana sedang proses memperbarui izin tinggal keluarga ( reunification family ) karena menikah dengan warga lokal. Bao sedang riset tentang job seeker permit  karena masa studinya akan segera berakhir. Choi sedang berbahagia akan segera mengajukan izin tinggal permanen. Dee sudah cukup secured di Norwegia namun masih pusing akan mendaftarkan anak ke penitipan yang mana, mengingat antrian selalu panjang. Lalu yan

Sah: Program Au Pair di Norwegia Resmi Dihentikan!

Setelah melalui proses persidangan yang dimulai 29 Maret 2023, keputusan pemerintah Norwegia untuk menghentikan program au pair nyatanya terealisasikan. Per 15 Maret 2024, UDI ( Utlendingsdirektoratet ) atau imigrasi Norwegia sudah tak lagi menerima aplikasi baru au pair ( first time application ) dan terakhir menerima aplikasi baru hingga tanggal tersebut mengikuti persyaratan yang berlaku. Imigrasi juga tetap melayani para au pair yang sekarang sudah tinggal di Norwegia dan berniat memperbarui izin tinggal maksimum hingga 24 bulan selama kontrak berlaku. Pun bagi yang masih tinggal di Norwegia, tetap bisa melanjutkan kontrak mereka hingga selesai tanpa terganggu keputusan tersebut.  Keputusan ini pun disambut bahagia oleh LO Norge ( Landsorganisasjon ), serikat pekerja nasional, yang sudah 12 tahun menyuarakan gagasan untuk menutup program au pair di Norwegia. LO menganggap bahwa program au pair yang tadinya bertujuan untuk cultural exchange sudah berubah fungsi menjadi praktek pe