Rambutnya pirang ke cokelat mudaan, badannya tinggi semampai, matanya biru, bibirnya merah, dan kalau diajak jalan tak memalukan karena begitu rupawan. Isi dompetnya tebal dan mudah saja mengeluarkan uang untuk mentraktir makan di restoran. Punya peranakan pun begitu dinantikan mengingat akan lebih cantik dan tampan dari kebanyakkan. Belum lagi disejajarkan dengan pacar teman yang asli pribumi, duh kejauhan. Menikah, diboyong ke luar negeri, ohh.. hidup rasanya sangat nyaman. Ada kebahagiaan sendiri rasanya punya pacar bule yang banyak orang idam-idamkan. Kalau jadi bahan obrolan dengan teman, asik rasanya membanding-bandingkan kasih sayang yang diberikan. Ohh, kemarin dibelikan gaun mewah. Ohh, semalam diberikan bunga. Ohh, tempo hari diberi hadiah mahal. Dikenalkan ke keluarga pun punya rasa bangga tersendiri, karena calon menantu mama di rumah mukanya ganteng bak bintang film. Walaupun tua, renta, dan bulat badannya tak masalah, karena gen berbicara. Karena indahnya mimpi utopia i
An honest journal about staying abroad, studying in Norway, and rough life as an au pair