Langsung ke konten utama

10 Tips Daftar Kuliah S1 dan S2 di Norwegia


Norwegia, negara di utara Eropa dengan pesona alamnya yang indah serta kualitas hidup yang sangat baik, selalu masuk menjadi salah satu negara terbahagia di dunia. Tak hanya menarik minat banyak imigran untuk pindah dan bermukim, pesona Norwegia pun menjadikan negara ini sebagai salah satu tempat terbaik melanjutkan pendidikan. Meskipun biaya hidupnya tergolong sebagai salah satu tertinggi di dunia, namun fasilitas pendidikan yang merata dan bebasnya biaya di universitas publik menjadi magnet tersendiri bagi para mahasiswa internasional untuk berkuliah di sini.

Tak banyak yang tahu bahwa selain kuliahnya bebas biaya, kualitas pendidikan di Norwegia juga tak kalah dengan kampus-kampus top lainnya di sekitaran Eropa. Tiap universitas memiliki konsentrasi ilmu di bidangnya masing-masing tanpa perlu berlomba siapa yang paling baik diantara semuanya. Yang saya suka, pendaftaran ke kampus-kampus Norwegia itu juga bebas biaya dan super simpel karena semua sistem sudah digital serta praktis. Bonusnya lagi, tak perlu travelling jauh untuk menikmati alamnya yang luar biasa indah, karena keluar rumah sedikit pun sudah disambut hutan yang rindang!


Setiap setahun sekali, Norwegia membuka pendaftaran bagi mahasiswa internasional untuk semester musim gugur yang biasanya dibuka bulan Oktober-Desember. Beberapa kampus lainnya ada juga yang baru membuka pendaftaran Januari-Maret untuk kelas musim gugur di tahun yang sama. October is less than a month a way dan bagi kalian yang tertarik kuliah di Norwegia, berikut 10 tips yang perlu dibaca sebelum siap mengirimkan semua dokumen!

1. Tentukan jurusan yang betul-betul ingin kamu pelajari

Meskipun jurusannya mirip-mirip, tapi tiap kampus di Norwegia punya kurikulum yang tidak sama. Contohnya saya sekarang sedang belajar Entrepreneurship & Innovation Management di Universitas Oslo. Kalau dicek, di beberapa kampus lainnya juga ada jurusan serupa namun berbeda kualifikasi. Di Universitas Oslo, jurusan ini terfokus ke natural sciences, sementara di NTNU ke engineering dan BI Business School lebih berfokus ke ekonomi dan finansial.

Karena tiap kampus punya konsentrasi yang berbeda inilah, saya sarankan untuk memetakan jurusan yang cocok dengan minat atau pengalaman kerja kamu sebelumnya. Kamu lulusan Hukum namun punya pengalaman kerja di logistik internasional, mungkin saja memprioritaskan bidang Shipping ketimbang Public International Law. Bagi yang masih bingung ingin belajar apa, boleh juga memetakan jurusan lebih luas. Contohnya kamu lulusan Keguruan dan Ilmu Pendidikan, cari akar jurusan ini yang ilmunya cocok dengan minat mu. Bisa jadi kamu juga tertarik belajar ilmu pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus atau International Education Development yang terfokus ke pendidikan di negara-negara berkembang.

Lebih lengkapnya, silakan buka situs Study in Norway untuk mengecek jurusan di banyak kampus sebagai panduan dalam memetakan minat dan bakat!


2. Pelajari dan kunjungi semua situs kampus Norwegia yang jurusannya selaras dengan minat, bakat, pengalaman kerja, atau jurusan S1 mu 

Setelah tahu ingin belajar apa dan yakin jurusan tersebut tersedia di Norwegia, silakan kunjungi situs kampus tersebut satu per satu. Seperti yang saya katakan di atas, antara satu kampus dan kampus lainnya memiliki kurikulum yang berbeda meskipun nama jurusannya sama. Cari tahu semua persyaratan, nilai minimum, serta dokumen apa saja yang kamu butuhkan untuk mendaftar. Di banyak situs kampus juga biasanya sudah disediakan daftar mata kuliah yang akan diajarkan, beserta detail lengkap kredit serta bahan ajarnya. Bandingkan bahan ajar antara satu kampus dan kampus lainnya, lalu tentukan mana yang jadi prioritas, dan cek apakah kamu memenuhi kualifikasi masuk jurusan-jurusan tersebut.

Di Norwegia, sangat sulit sekali untuk pindah jurusan kalau merasa tak ingin mengambil jurusan selinier S1 terdahulu. Alternatifnya, kamu bisa melampirkan referensi dari bos jika jurusan yang akan diambil berkaitan dengan profesi kerja sebelumnya. Contohnya, kamu mungkin tak ingin lanjut ke jurusan Sastra karena punya pengalaman panjang jadi jurnalis selulus kuliah. Ketimbang lanjut S2 di Sastra, kamu sebetulnya ingin lanjut ke Media Studies. Saran saya, tanya langsung ke pengajar ataupun profesor di kampus tersebut apakah kamu berkualifikasi meskipun tak memiliki degree di jurnalistik. Mungkin saja, justru referensi dari editor di tempat kamu bekerja sebelumnya bisa memiliki bobot sebagai bahan konsiderasi juri.


Satu dua orang terpaksa harus mengulang kembali S1 di bidang tertentu, hanya karena merasa jurusan S1-nya dulu tak punya masa depan panjang jika harus lanjut S2 di Norwegia. Bagi kalian yang tertarik S1 di Norwegia, syarat utama untuk mendaftar adalah melampirkan ijazah SMA + ijazah/bukti minimal pernah 1 tahun kuliah level S1. Syarat ini diberlakukan agar pendidikan kita setara dengan pendidikan di Norwegia. Jadi kalau kamu ingin lanjut kuliah di Norwegia selulus SMA, saya sarankan berkuliah saja dulu selama satu tahun di Indonesia sebelum lanjut ke Norwegia. Informasi lebih lanjut untuk kuliah S1, silakan kunjungi situs NOKUT dan NUCAS (The Norwegian Universities and Colleges Admission Service).


3. Cek berapa banyak uang yang harus di deposito sebagai jaminan

Sebagai mahasiswa internasional, kita wajib melampirkan bukti finansial sebagai jaminan bisa berkuliah di Norwegia. Uang jaminan ini ditentukan berdasarkan biaya hidup di Norwegia selama 1 tahun tinggal. Setiap tahun, pihak imigrasi selalu mengubah biaya tersebut dan saya sangat menyarankan untuk mengecek langsung ke situs imigrasi UDI. Contohnya untuk tahun 2020, biaya jaminan yang wajib dipenuhi oleh mahasiswa internasional adalah NOK 123.519 (sekitar 205 juta Rupiah). Kalau kampus incaran kalian menerapkan biaya kuliah, jumlah biaya kuliah selama 1 tahun juga harus dihitung di luar biaya jaminan tersebut.

Ada banyak sekali pertanyaan mengenai biaya jaminan ini seperti; apakah boleh jika ditanggung sponsor, apakah uang tersebut harus diendapkan sampai kuliah selesai, atau apakah uang tersebut boleh diambil sedikit-sedikit.

Yang pertama, uang tersebut harus ada di tabungan atas nama kamu sendiri. Jadi misalnya kamu baru ingin daftar kuliah dan wajib melampirkan bukti finansial sebagai syarat pendaftaran. Di tahap ini, kamu boleh meminta bantuan sponsor untuk menjamin uang tersebut dengan hanya mengisi formulir tertentu dan melampirkan bukti tabungan pihak sponsor. Tapi kalau dinyatakan diterima di kampus tersebut, si sponsor harus sesegera mungkin mentransfer semua uang jaminan ke rekening kampus. Tujuan untuk apa, agar uang tersebut terlampir atas nama kamu pribadi sebagai syarat mengajukan study permit dan visa ke imigrasi.


Kedua, setibanya di Norwegia dan punya bank lokal atas nama pribadi, pihak kampus juga akan sesegera mungkin mentransfer semua uang tersebut ke rekening kamu. Jadi tidak sama seperti kampus-kampus di Eropa Barat yang uangnya akan ditransfer setiap bulan, kamu akan memiliki semua uang yang dideposito sebagai bekal hidup selama setahun. 


4. Cek apakah kamu memerlukan sertifikat bahasa Inggris

Yang ini juga banyak tak tahu. Padahal kalau kamu tahu dan berkualifikasi, bisa menghemat waktu dan biaya untuk tes kemampuan bahasa. Kita sejatinya tahu bahwa momok paling menakutkan untuk kuliah di luar negeri adalah melampirkan sertifikat kemampuan bahasa yang nilainya harus memenuhi standar. Padahal, ada syarat yang memungkinkan kita untuk mendapatkan pengecualian tanpa melampirkan sertifikat tersebut!

Silakan cek bagian persyaratan bahasa di situs kampus, lalu lihat apakah kamu bisa mendapatkan pengecualian. Pengecualian ini contohnya, kamu sudah pernah kuliah minimal 1 tahun atau S1 full-time di negara yang bahasa pengantarnya adalah bahasa Inggris, seperti Australia, Inggris, Irlandia, Kanada, dan Amerika Serikat. Atau kamu juga bisa mendapatkan pengecualian jika pernah kuliah S1 atau S2 di Indonesia atau negara lain yang bahasa pengantar kuliahnya adalah bahasa Inggris. 


5. Terjemahkan semua dokumen ke penerjemah tersumpah

Karena sifatnya akademis, terjemahkanlah semua dokumen seperti ijazah dan transkrip nilai ke penerjemah tersumpah. Carinya dimana, Googling! Ada banyak sekali penerjemah tersumpah di Indonesia yang jasanya bisa kamu temukan di internet. Harganya pun tak sama di semua tempat, namun berkisar antara 100-200 ribu Rupiah per halaman.

Lalu bedanya apa antara penerjemah tersumpah dan penerjemah biasa? Penerjemah tersumpah adalah orang-orang yang telah lulus dari ujian kualifikasi penerjemahan yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Budaya di Universitas Indonesia dengan nilai A. Dengan kelulusan ini, para penerjemah tersumpah akan diambil sumpahnya oleh Gubernur DKI Jakarta dan pengukuhan dilakukan melalui Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta. Terjemahan tersumpah diakui sebagai terjemahan yang diterima secara resmi dari dokumen hukum atau dokumen apapun yang perlu diterima dalam situasi hukum, seperti akta kelahiran, deklarasi akademis, rapor, dan lain sebagainya.

Mengacu ke kualitas hasil terjemahan, sebetulnya sangat subjektif karena tidak ada jaminan hasil terjemahan penerjemah tersumpah lebih baik dari hasil terjemahan penerjemah biasa. Perbedaan hanya terletak pada aspek legalitas dokumen tersebut dengan pembubuhan tanda tangan dan stempel resmi di tiap halaman. Saya sudah tiga kali memakai jasa penerjemah tersumpah dan harus bolak-balik minta koreksi karena bahasa akademik yang mereka gunakan saat menerjemah mata kuliah saya kurang tepat. Harganya pun juga tidak terlalu beda dari penerjemah terbiasa hanya karena mereka sudah disumpah. But again, kalau kalian berniat kuliah di luar negeri, gunakanlah jasa penerjemah tersumpah agar hasil terjemahan yang dihasilkan legal dan sama dengan isi dokumen aslinya.


6. Persiapkan CV, surat motivasi yang baik, serta lampiran akademik lainnya

Untuk mendaftar ke kampus di Norwegia, kamu tak hanya butuh dokumen kelulusan semisal ijazah dan transkrip saja, namun juga tambahan dokumen lainnya. Untuk beberapa jurusan, kamu bahkan diharuskan menyertakan CV yang sifatnya akademis ketimbang profesional. CV ini tak hanya menjelaskan tentang daftar riwayat kerja mu terdahulu, tapi juga judul skripsi, konsentrasi ilmu, kegiatan ekstrakurikuler yang pernah kamu ikuti, serta daftar referensi dosen atau bos terdahulu. Saya sangat menyarankan mencari contoh CV akademis via internet, ketimbang asal tulis. Isi CV ini sangatlah berbeda dari CV lain yang mungkin selama ini kamu tahu. Panjangnya maksimal 2 halaman dan desainnya lebih simpel ketimbang jenis CV profesional dengan warna serta desain yang ciamik.

Selanjutnya adalah surat motivasi yang mesti kamu tulis untuk mendeskripsikan minat serta bakat dalam satu halaman penuh. Surat motivasi ini punya bobot yang cukup berat mengingat banyak jurusan di Norwegia super kompetitif karena banyak sekali pelamarnya. Profesor saya di kampus, betul-betul membaca satu per satu surat motivasi yang masuk untuk mengetahui seserius apa si pendaftar terhadap jurusan yang ingin ia ambil.

Banyak yang bertanya, apakah surat motivasi ini harus dibuat satu per satu untuk tiap jurusan, ataukah cukup satu saja. Saya sarankan, tulislah surat yang berbeda untuk tiap jurusannya. Tahun lalu saya melamar ke tiga jurusan berbeda yang masing-masing jurusan punya motivasi berbeda pula. Luangkan waktu yang cukup saat menulis surat ini dan sering-seringlah meminta pendapat teman, keluarga, atau guru bahasa Inggris untuk mengecek grammar error. Karena sifatnya juga personal, tanyalah pada diri mu sendiri tentang apa yang bisa kamu jual dari potensi yang kamu punya serta apa yang ingin kamu capai atau harapkan saat belajar di kampus tersebut.


Meskipun kampus di Norwegia tak mewajibkan calon pendaftar menyertakan referensi dari dosen pembimbing, tapi kamu boleh saja meminta surat rekomendasi dari dosen atau bos terdahulu. Beberapa jurusan bahkan menjadikan surat ini sebagai bahan pertimbangan saat menyeleksi para pendaftar. Surat rekomendasi juga dapat menjelaskan lebih konkrit tentang skill dan pengalaman kerja yang tak cukup diceritakan dalam surat motivasi.

Satu tambahan lain adalah silabus kuliah di jurusan mu sebelumnya. Menurut saya, syarat ini sangat membebankan mengingat mayoritas kampus di Indonesia tidak memiliki struktur mata kuliah seperti di Norwegia yang sangat transparan dan lengkap menjelaskan tentang jumlah kredit, tujuan pembelajaran, serta detail bahan ajar lainnya. Kalau pun ingin meminta silabus tersebut, kita harus menghubungi dosennya langsung dan menerjemahkan semua konten ke bahasa Inggris. Mengapa silabus ini dibutuhkan, untuk melihat seberapa liniernya mata kuliah S1 kita dengan mata kuliah di kampus Norwegia. Contohnya, kamu ingin melamar S2 di jurusan Fisika. Tapi apakah semua mata kuliah yang kamu pelajari saat S1 kreditnya memenuhi kualifikasi, itu yang pihak juri tak tahu hanya dari melihat transkrip mu. Makanya dengan bantuan silabus tersebut, pihak juri lebih jelas menyeleksi apakah mata kuliah yang sudah kamu pelajari kreditnya bisa diakumulasi.


7. Usahakan mendaftar ke lebih dari satu tempat

Untuk orang cerdas sekelas Maudy Ayunda pun, tetap memilih Harvard sebagai kampus cadangan jikalau tak diterima di Stanford. Sama halnya jika kamu ingin mendaftar kuliah ke Norwegia, saya menyarankan untuk melamar ke lebih dari satu tempat untuk jaga-jaga. Saya tahu, mungkin kamu cenderung ingin kuliah di satu kampus tertentu. But you never know. Beberapa jurusan super kompetitif dan hanya berapa persennya saja yang diterima. Contohnya di bawah ini adalah data dari jurusan International Business and Marketing di NTNU untuk tahun 2019. Pada tahun tersebut, jumlah pelamar yang mendaftar adalah 735 orang, dengan percentage rate diterima hanya 90 orang atau 12 persen. Dari 90 orang ini, 65 orang menerima offer namun akhirnya yang show up sejak hari pertama menjadi 55 orang saja.


Maka dari itu, di step pertama di atas saya sudah menyarankan untuk memetakan potensi mu lewat jurusan potensial yang ingin kamu pelajari nantinya. Contohnya kamu lulusan Sosial Politik yang sangat tertarik lanjut S2 di Global Development. Meskipun kamu sudah sangat yakin akan diterima di kampus A, tetap ada baiknya mencari cadangan lain di kampus B atau C. Mungkin saja kampus B dan C tak punya jurusan yang kamu inginkan, tapi carilah jurusan lain yang tetap menarik minat mu. Bisa jadi kamu tertarik belajar European Studies di kampus B atau Gender Studies di kampus C.

Saat mendaftar kuliah tahun lalu, saya sengaja memilih 3 kampus dengan jurusan yang berbeda-beda. Saya lulusan Fisika, tapi tak mau lagi belajar Fisika dan ini jadi tantangan berat mengingat saya tak bisa seenaknya banting setir ke jurusan lain. Tapi untuk jaga-jaga, saya memetakan minat lebih luas dengan menghubungkan jurusan tersebut ke pekerjaan terdahulu.

Berbeda dengan banyak kampus di Eropa lainnya, di Norwegia, kamu bisa mendaftar ke banyak kampus secara gratis! Tak perlu rugi juga menyebar aplikasi kemana-mana karena pendaftarannya tak dipungut biaya apapun dan yang kamu perlu lakukan hanya mengirim semua dokumen via digital. Kecuali kamu lulusan dari kampus dari beberapa negara yang lebih spesifik semisal Cina, maka dokumen harus dikirimkan langsung via pos dari kampus tersebut.


8. Masuk tanpa tes

Satu lagi pertanyaan yang sering ditanyakan, yaitu apakah ada ujian seleksi masuk ke kampus di Norwegia? Jawabannya, tidak ada! Meskipun baru akan memulai S1 di Norwegia, satu-satunya seleksi yang akan disaring adalah lewat nilai transkrip ijazah serta surat motivasi yang kamu lampirkan. Perlu diingat juga bahwa untuk S1 berbahasa Inggris, kamu tetap akan bersaing dengan para pendaftar internasional lainnya. Sementara jika tertarik masuk ke jurusan berbahasa Norwegia, kamu wajib melampirkan sertifikat bahasa Norwegia seminimal-minimalnya level B2 (untuk S1) dan C1 (untuk S2). Untuk mendaftar kuliah S1 berbahasa Norwegia, beberapa jurusan menerapkan poin yang jumlahnya dihitung berdasarkan banyak faktor, contohnya umur, gender, dan transkrip nilai.

Sementara untuk jurusan seni seperti fine art atau arsitektur, ada tambahan portofolio yang harus kamu lampirkan. Portofolio ini adalah nilai jual ke pihak juri untuk mengetahui apakah karya mu masuk kualifikasi jurusan tersebut. Beberapa kampus di Norwegia juga menggelar wawancara bagi para pendaftar yang karyanya butuh deskripsi lebih mendalam. Lalu kalau tertarik masuk ke jurusan musik, akan ada audisi tambahan untuk lebih mengetahui kompetensi mu memainkan alat musik.

Jika berminat lanjut S2 ke jurusan Bisnis dan Manajemen, maka salah satu tes tambahan yang harus kamu lakukan adalah mendapatkan skor GMAT. Tes ini sering digunakan sebagai syarat masuk perguruan tinggi yang berfokus ke analisa tabel, logika, dan kemampuan penalaran Matematika. Skor GMAT diberikan dalam nilai 200-800 dan digunakan sebagai kriteria untuk mengevaluasi pendaftar serta mengukur kemampuan khusus yang penting dalam studi manajemen. Untuk masuk ke jurusan Bisnis, skor GMAT yang kamu butuhkan seminimalnya 600.

It's good to know your competitors dan melihat seberapa kompetitifnya jurusan yang kamu lamar dari situs database NSD. Situsnya menggunakan bahasa Norwegia, tapi dari sana kamu bisa mengecek berapa persenkah peluang mu untuk mendapatkan offer di jurusan tersebut. Meskipun tercantum hanya menerima 25 orang saja per tahun, namun pihak jurusan biasanya akan memberikan study offer ke lebih dari 25 orang. Kalau memang tak menemukan jumlah resmi berapa orang yang diterima setiap tahun, saya sarankan segera menanyakan langsung ke administrasi kampus.


9. Pastikan mendaftar beasiswa tepat waktu
 
Karena belajar di kampus publik Norwegia itu bebas biaya kuliah, maka tidak ada beasiswa yang disediakan bagi mahasiswa internasional. Untuk beberapa kampus swasta berbayar, ada program beasiswa tertentu yang disediakan secara parsial dengan memotong sekian persen biaya kuliah.

So far, tidak banyak program beasiswa penuh yang saya tahu selain mencoba melamar beasiswa dari pemerintah Indonesia. Selain mempersiapkan semua dokumen untuk mendaftar kuliah, tetap persiapkan semua hal yang kamu butuhkan jika berminat mencari beasiswa ini. Keep an eye semua kesempatan yang bisa kamu dapatkan, tanpa terburu-buru terkejar deadline.


10. Banyak-banyak BACA dan tanya ke institusi terkait!

Tak ada tip lain yang bisa saya berikan selain: be active!! Keseringan, semua informasi yang kamu butuhkan itu sudah tersedia di internet. Situs kampus di Norwegia pun sudah super lengkap menyediakan banyak informasi penting bagi para mahasiswa internasional mulai dari syarat pendaftaran, cara mendapatkan study permit, hingga masalah biaya bulanan dan housing. Baca, baca, dan baca semua tautan yang mengandung informasi tersebut!

Kalaupun tak menemukan jawaban atas banyak pertanyaan, jangan ragu untuk segera menghubungi langsung kampus terkait atau para pengajar di jurusan tersebut. Alamat email semua dosen, periset Ph.D, serta profesor bisa ditemukan dengan sangat mudah via situs kampus. Jangan ragu untuk menghubungi mereka dan menjelaskan tentang motivasi mu masuk ke jurusan tersebut, tanpa perlu pusing-pusing memikirkan masalah tata bahasa karena orang Norwegia itu super simpel tanpa hierarki. Please upgrade your Googling skill dan berhentilah bertanya hal-hal standar ke orang awam yang sebetulnya pertanyaan tersebut sudah terjawab di situs kampus incaran mu!

⚘ ⚘ ⚘

Dari banyak tips yang sudah saya berikan di atas, semoga bisa membantu mu mempersiapkan semua hal sebelum mendaftar kuliah ke Norwegia! Ingat, yang ingin kuliah di luar negeri itu tak hanya kamu sendiri. Banyak orang Indonesia bermimpi bisa lanjut kuliah di negeri nan dingin di Eropa Utara ini. Namun yang membedakan mimpi ini tercapai atau tidak, salah satunya adalah usaha dalam merealisasikan mimpi tersebut.

So from now on, stop cuma bermimpi dan persiapkan semuanya dengan maksimal! Petakan kemampuan, rajin mengunjungi situs kampus pilihan, latihan membuat surat motivasi, cari beasiswa atau semakin giat menabung, hingga aktif mengecek informasi tentang biaya hidup dan kultur di Norwegia, meskipun kamu sendiri belum tahu akan diterima atau tidak. Kalau kebetulan menemukan orang yang sedang berkuliah di jurusan yang ingin kamu ambil, it might be better to ask apa saja pengalamannya belajar selama ini. Tapi tentu saja, jangan manja menanyakan semua hal karena tak semua orang juga nyaman memberikan banyak informasi secara detail. Good luck for your admission!



Komentar

  1. Terimakasih banyak kakak baik banget mau berbagi, ini info yang saya cari-cari :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga membantu kamu dalam merencanakan studi di Norwegia ya :)

      Hapus
  2. Alhamdulillah hehe dapet tips yang bermanfaat banget 😍 .. ternyata buat masuk kuliah yang bisa dibilang gratis di sana, butuh persiapan yang ga main main .. thanks nin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya dong! ;)

      Biar semuanya afdol, emang mesti well-planned. Semoga postingan ini bisa membantu kamu mempersiapkan semuanya ya ;)

      Hapus
  3. kak,mau tanya,kalau tes bahasa norwagia itu harus di institusi resmi atau ngga ya kak? kl harus, apa ada institusinya di jakarta?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harus di institusi resmi dan kayaknya di Jakarta gak ada sih ya. Abisny kan orang Indonesia yang sengaja belajar bahasa Norwegia sampe mesti tes segala, gak banyak.

      Kamu rencana mau lanjut S1 di Norwegia di kelas bahasa lokal?

      Hapus
  4. Halo, mau nanya dong. Cara ngeliat statistik admission master NTNU itu di mana ya btw? Been applied for next year tapi gak bisa ketemu link statistiknya karena pakai bahasa Norway😅 Anyway I love your blog and thank you for giving tonsss of information about Norway and study abroad!❤

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ehh iya.. kok gak aku share ya di atas link-nya. Tapi di postingan sebelomnya pernah ku share sih dan emang itu full Norwegian. Mau aku bantu? Kasih aja jurusan yang kamu pengen tau, ntar aku kasih tau :D

      Otherwise, here is the link:
      https://dbh.nsd.uib.no/statistikk

      Hapus
  5. Hai Kak Nin, terima kasih untuk blog-nya.
    Mau tanya kak.

    Membaca tulisan Kak Nin, untuk S1 berbahasa Norwegia syaratnya:
    1. SYARAT --> IJAZAH SMA + DIPLOMA 1 TAHUN KULIAH.
    Apakah kuliah S1 satu tahun di Indonesia terus melamar ke S1 Norwegia dengan melampirkan nilai kuliah 1 tahun tersebut? Ataukah harus lulusan program D1 di Indonesia?

    2. SYARAT --> SERTIFIKAT BAHASA NORWEGIA B2.
    Karena di Indonesia tidak ada kursus Norwegia, apakah artinya harus mendaftar sekolah/kursus bahasa ke Norwegia? Setelah lulus B2 di Norwegia baru bisa daftar S1 berbahasa Norwegia?

    3. Selain syarat nomer (1) + (2) + jaminan uang selama 1 tahun, syarat apa lagi untuk bisa kuliah S1 berbahasa Norwegia?

    4. Apakah benar S1 berbahasa Norwegia lulusnya langsung bergelar Master?


    Terima kasih Kak Nin!

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. Diploma maksud aku di situ sertifikat/ijazah. Bukan D1 ;D
      Jadi kalo kamu mau nerus S1 di sini, ya mesti udah pernah kuliah dulu S1 1tahun di Indonesia minimal. Sertifikat/surat pengantar nanti minta ke kampus yang menyatakan kalo kamu emang bener udah kuliah selama (minimal) 1th di kampus tsb.

      2. Bahasa Norwegia itu hanya perlu kalo kelas kamu pake bahasa tsb/setidaknya English-Norwegian. Kalo kamu mau ambil kelas yang semuanya pake bahasa Inggris, ya gak perlu nyantumin sertifikat bahasa Norwegia, tapi IELTS/TOEFL.

      3. Gak ada syarat tertentu. Intinya kalo mau kuliah yg bahasa pengantarnya bahasa Norwegia, ya wajib ada sertifikat bahasanya minimal level B2.

      4. KATA SIAPA???? XD
      Dimana2 kalo lulus S1 ya gelarnya Bachelor dong, bukan Master. Kecuali kamu ngambil jurusan profesional semisal Hukum yang kuliah langsung 5th, gelarnya langsung LLM/Master. Ini pun sebetulnya beralasan karena di sini S1 cuma 3th + 2thnya kayak kuliah S2.

      Hapus
  6. Mantap kak
    Kak saya izin bertanya nih
    1. Saya lagi kuliah udah mau otw sarjana cuman mau lanjutin S1 dan S2 disana
    2. Saya udah memenuhi syarat untuk mendaftar salah satu program yang full english nah saya bingung kak untuk applicationnya berkasnya itu dimana untuk melampirkan berkasnya kemana dan gimana apa harus menunggu pembukaan pendaftaran iss kah ?
    Terima kasih kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo..

      1. Ini maksudnya kamu udah kuliah apa nih? Setara uni apa politeknik? Terus mau lanjut (lagi) S1 juga di Norwegia ya?

      2. Kalo soal pendaftaran, sebetulnya semua kampus sudah sangat jelas kok tentang informasinya. Dimana daftarnya, kapan pengumumannya, gimana semua syarat perlengkapannya :) Tapi emang utk pembukaan mahasiswa internasional, biasanya dimulai dari Oktober-Desember.

      Hapus
  7. Kak mau nanya untuk S1 harus bangget kuliah di indo dulu?
    Dan kalau misalnya bisa S1 di Norwegia bisa part time juga untuk S1 ??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gak harus di Indonesia. Kalo kamu pernah kuliah level S1 di Amrik atau Taiwan ya gak masalah juga. Intinya mesti udah pernah kuliah S1 minimal 1 tahun bagi pelamar dari Indonesia.

      Semua pelajar, apapun level pendidikannya boleh kok kerja.

      Hapus
  8. Hai kak. aku mau nanya,apakah yang S1 dinorway harus S1 diindonesia dulu? Apakah bisa langsung s1 dinorway nya tanpa harus s1 1 tahun diindonesia? Terima kasih kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. S1-nya boleh dimana aja, asal minimal udah pernah kuliah selama 2 semester/1 tahun. Itu syarat utama dan mutlaknya karena ijazah SMA kita doang gak laku di sini :D Makanya penyetaraannya ya gitu: ijazah SMA + bukti pernah kuliah minimal 1 th di perguruan tinggi.

      Hapus
  9. Hi, trimakasih untuk informasi yg sangat bermanfaat ini.
    Mau tanya, saya coba search jurusan computer science untuk S1 dalam bhs inggris tapi ngak ketemu; bisa tolong info link university yg ada jurusan itu ?
    Terima kasih sebelumnya 🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo kamu cari di sini: https://www.studyinnorway.no/
      Yang keluar cuma satu, di Nord University. Tapi itupun jurusan Games & Technology.

      Di sini memang utk S1 hampir gak ada jurusan IT pake bahasa Inggris :)
      Kalo pun ada, bukan gelar, jatuhnya kayak pendidikan profesional doang yang 1-2 th. Itu juga berbayar, gak gratis kayak di universitas negeri.

      Hapus
    2. I see,
      Thank you so much for the swift reply, appreciated

      Hapus
  10. Halo kak, sebelumnya terima kasih banyak atas informasinya sangat bermanfaat. Aku mau tanya sekalian mastiin berarti kalau lulus SMA di Indo terus tahun depannya mau kuliah S1 di Norwegia engga bisa ya? Lihat komentar yang lain ada pertanyaan serupa juga dan harus minimal kuliah setahun disini. Tapi apa ada alternatif lain gitu kak? Soalnya emang sengaja engga kuliah disini hehehe makasih kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sayangnya gak bisa :) Sudah peraturannya di Norwegia untuk mahasiswa asing yang mau kuliah S1 di Norwegia syaratnya mesti punya ijazah SMA/MA + pernah kuliah minimal selama 1th (dimana pun berada - gak harus di Indonesia). Soalnya ijazah SMA kita kan gak setara dengan yang di Norwegia, jadi mau gak mau penyetaraannya ya dengan melampirkan keterangan pernah kuliah minimal 2 semester.

      Hapus
  11. Hai ka nin, mau tanya nih. Untuk kuliah S1 di norway apakah ada batasan umur? Terus kebetulan aku lulusan diploma. Berarti bs disertakan transkip nilainya untuk apply kan ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gak ada batasan umur. Yang di atas 30th bahkan masih bisa baru mulai S1 banget.

      Kalo kamu lulusan D3, saran aku coba kamu tanya ke kampus tujuan deh. Soalnya syarat S1 di Norwegia itu, setidaknya pernah kuliah 2th dulu. Masalahnya aku juga ambigu, kuliah 2th ini maksudnya level universitas atau boleh politeknik. Soalnya kalo di sini uni dan poli tuh dua hal yang berbeda :)

      Good luck ya!

      Hapus
  12. Ada tips untuk daftar S3 di norwegia?

    BalasHapus
    Balasan
    1. S3 di Norwegia sama kayak kerja dan visanya pun bukan visa studi :) Jadi silakan riset di kampus masing2 dan biasanya udah jelas banget kok syarat apa aja yang mesti dipenuhi untuk daftar.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bule Ketemu Online, Bisakah Serius?

( PERHATIAN!!! SAYA BANYAK SEKALI MENERIMA TESTIMONIALS SOAL COWOK-COWOK DARI INGGRIS YANG MEMINTA ALAMAT SI CEWEK YANG DIKENAL VIA ONLINE. FYI , HAMPIR SEMUA MODUS PENIPUAN SEPERTI INI BERASAL DARI INGGRIS DAN AMERIKA! JANGAN PERNAH TERTIPU KEMASAN KULIT PUTIHNYA, KARENA BISA JADI YANG KALIAN AJAK CHATTING -AN ATAU VIDEO CALL -AN ITU ADALAH PENIPU !! JANGAN PERNAH BERI DATA DIRI SEPERTI NAMA LENGKAP, ALAMAT, SERTA NOMOR IDENTITAS ATAU KARTU KREDIT KE ORANG-ORANG ASING LEWAT DUNIA DIGITAL! BE SMART, BE AWARE, AND PLEASE JANGAN DULU BAPERAN KALO ADA YANG MENGAJAK NIKAH PADAHAL BARU SEMINGGU KENAL!!!) Selain berniat jadi au pair, ternyata blog saya banyak dikunjungi oleh cewek-cewek Indonesia yang ingin pacaran atau sedang dekat dengan bule. Gara-gara tulisan tentang cowok Eropa dan cowok Skandinavia , banyak pembaca blog yang mengirim surel ke saya dan curhat masalah cintanya dengan si bule. Aduh, padahal saya jauh dari kata "ahli" masalah cinta-cintaan. Saya sebetu

Mempelajari Karakter Para Cowok di Tiap Bagian Eropa

*I talk a lot about European boys in this blog, but seriously, this is always the hottest topic for girls! ;) Oke, salahkan pengalaman saya yang jadi serial dater  selama tinggal di Eropa. Tapi gara-gara pengalaman ini, saya juga bisa bertemu banyak orang baru sekalian mempelajari karakter mereka. Cowok-cowok yang saya temui ini juga tidak semuanya saya kencani. Beberapa dari mereka saya kenal saat workshop, festival, ataupun dari teman. Beruntung sekali, banyak juga teman-teman cewek yang mau menceritakan pengalamannya saat berkencan dari cowok ini, cowok itu, and all of them have wrapped up neatly in my head! Secara umum, tulisan yang saya ceritakan disini murni hasil pengalaman pribadi, pengalaman teman, ataupun si cowok yang menilai bangsanya secara langsung. Letak geografis Eropanya mungkin sedikit rancu, tapi saya mengelompokkan mereka berdasarkan jarak negara dan karakter yang saling berdekatan. Kita semua benci stereotipe, tapi walau bagaimana pun kita tetaplah bagi

7 Kebiasaan Makan Keluarga Eropa

Tiga tahun tinggal di Eropa dengan keluarga angkat, saya jadi paham bagaimana elegan dan intimnya cara makan mereka. Bagi para keluarga ini, meja makan tidak hanya tempat untuk menyantap makanan, tapi juga ajang bertukar informasi para anggota keluarga dan pembelajaran bagi anak-anak mereka. Selain table manner , orang Eropa juga sangat perhatian terhadap nilai gizi yang terkandung di suatu makanan hingga hanya makan makanan berkualitas tinggi. Berbeda dengan orang Indonesia yang menjadikan meja makan hanya sebagai tempat menaruh makanan, membuka tudung saji saat akan disantap, lalu pergi ke ruang nonton sambil makan. Selama tinggal dengan banyak macam keluarga angkat, tidak hanya nilai gizi yang saya pelajari dari mereka, tapi juga kebiasaan makan orang Eropa yang sebenarnya sangat sederhana dan tidak berlebihan. Dari kebiasaan makan mereka ini juga, saya bisa menyimpulkan mengapa orang-orang di benua ini awet tua alias tetap sehat menginjak usia di atas 70-an. Kuncinya, pola

First Time Au Pair, Ke Negara Mana?

Saya ingat betul ketika pertama kali membuat profil di Aupair World, saya begitu excited memilih banyak negara yang dituju tanpa pikir panjang. Tujuan utama saya saat itu adalah Selandia Baru, salah satu negara impian untuk bisa tinggal. Beberapa pesan pun saya kirimkan ke host family di Selandia Baru karena siapa tahu mimpi saya untuk bisa tinggal disana sebentar lagi terwujud. Sangat sedikit  host family dari sana saat itu, jadi saya kirimkan saja aplikasi ke semua profil keluarga yang ada. Sayangnya, semua menolak tanpa alasan. Hingga suatu hari, saya menerima penolakan dari salah satu keluarga yang mengatakan kalau orang Indonesia tidak bisa jadi au pair ke Selandia Baru. Duhh! Dari sana akhirnya saya lebih teliti lagi membaca satu per satu regulasi negara yang memungkinkan bagi pemegang paspor Indonesia. Sebelum memutuskan memilih negara tujuan, berikut adalah daftar negara yang menerima au pair dari Indonesia; Australia (lewat Working Holiday Visa ) Austria Amerika

Guide Untuk Para Calon Au Pair

Kepada para pembaca blog saya yang tertarik menjadi au pair, terima kasih! Karena banyaknya surel dan pertanyaan tentang au pair, saya merasa perlu membuat satu postingan lain demi menjawab rasa penasaran pembaca. Mungkin juga kalian tertarik untuk membaca hal-hal yang harus diketahui sebelum memutuskan jadi au pair  ataupun tips seputar au pair ? Atau mungkin juga merasa tertantang untuk jadi au pair di usia 20an, baca juga cerita saya disini . Saya tidak akan membahas apa itu au pair ataupun tugas-tugasnya, karena yang membaca postingan ini saya percaya sudah berminat menjadi au pair dan minimal tahu sedikit. Meskipun sudah ada minat keluar negeri dan menjadi au pair, banyak juga yang masih bingung harus mulai dari mana. Ada juga pertanyaan apakah mesti pakai agen atau tidak, hingga pertanyaan soal negara mana saja yang memungkinkan peluang kerja atau kuliah setelah masa au pair selesai. Oke, tenang! Saya mencoba menjabarkan lagi hal yang saya tahu demi menjawab rasa penasar