Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

Au Pair: Dulu dan Sekarang

Belum masuk 2022 dan saya baru tahu au pair pun sekitar 9 tahun lalu. Rasanya terlalu cepat membahas apa yang terjadi di dunia peraupairan dari tahun ke tahun dan membandingkannya dengan apa yang terjadi sekarang. Namun yang menarik, sudah banyak hal yang terjadi dalam kurun waktu kurang dari satu dekade ini. Bagi yang baru mengikuti blog ini dan belum tahu apa yang saya lakukan di Eropa, bisa mampir ke postingan saya ketika pertama kali mendarat di Belgia . Di tahun 2014, langkah besar saya ke Eropa dimulai dengan menjadi au pair. Yang belum tahu, au pair adalah program pertukaran budaya dimana kita  —  anak muda di bawah usia 30 tahun  —  bisa tinggal dengan keluarga angkat ( host family ) di luar negeri dan menghasilkan uang dari membantu mengurus anak serta bersih-bersih di rumah mereka. Selain dapat uang saku, kita juga difasilitasi kamar pribadi, makanan, serta dibayari kursus bahasa oleh keluarga tersebut. We definitely do NOT live for free karena kita bekerja untuk ditukar den

Hobinya Imigran: Membandingkan!

Awal bulan ini saya lagi-lagi mengunjungi Bergen, kota terbesar di Norwegia Barat, untuk kesekian kalinya. Banyak yang heran mengapa kota ini lagi. Apa yang spesial? Apalagi mengingat baru bulan lalu saya mengunjungi Bergen untuk weekend gateaway .  Dibandingkan Oslo, Bergen menurut saya jauh lebih indah dan menarik - meskipun sama-sama  touristy . Namun kedatangan saya kali ini bukan dalam rangka menjelajah Bergen, tapi mengunjungi teman lama yang sudah saya kenal dari 5 tahun lalu di Denmark. Teman saya yang campuran Denmark-Prancis ini sedang menempuh S3-nya di Universitas Bergen (UiB). Lucunya, kami reunian tak cuma berdua. Satu teman lain yang juga dulunya sama-sama di Denmark dan sekarang tinggal di Oslo pun ikut berangkat bersama saya. Sedikit humoris mengingat bagaimana dulu kami berkenalan di Denmark, sampai akhirnya nasib mempertemukan kembali di Norwegia. Saya sendiri sudah tinggal hampir 4 tahun di sini, lebih lama dari mereka   yang sama-sama baru tiba di Norwegia tahun la

7 Pelajaran Fesyen dari Gadis-gadis Eropa

Dari sejak saya masuk SMP, ibu saya sudah mulai mengenalkan ke banyak majalah remaja seperti Gadis atau Kawanku yang isinya sebagian membahas tren fesyen. Sungguh menyenangkan melihat gaya-gaya para model majalah yang menggunakan pakaian remaja khas tren anak muda zaman dulu, karena super inspiratif dan membuat saya belajar menemukan gaya saya sendiri. Dulu saya suka sekali memakai pakaian  vintage atau model asimetris yang terkesan unik dan beda. Setelah 10 tahun membaca majalah remaja Indonesia, saya sadar ternyata gaya-gaya yang ada di majalah kita lebih banyak dipengaruhi fesyen Amerika. Dari yang tabrak motif sana sini, berani pakai warna terang, hingga make up bold . Belum lagi saat K-Pop mulai booming di Indonesia, banyak remaja ikut-ikutan fesyen Korea yang lebih cute dan manis.  Baca juga: Belajar Fesyen dari Ibu-ibu Eropa Hijrah ke Eropa dua tahun lalu, saya mulai meninggalkan kebiasaan membaca majalah fesyen Amerika dan berhenti memperhatikan K-Pop. Saya begitu kag

Program Au Pair di Norwegia Akan Dihentikan???

Membuka bulan yang baru dengan berita tentang skema au pair di Norwegia yang semakin kencang wacananya akan dihentikan. But, is it for real? Bagi saya, wacana tentang penghentian program au pair di Skandinavia ini bukan hal baru lagi. Lama ketika saya masih jadi au pair di Belgia, wacana tersebut di Denmark sudah berhembus kencang. Saya yang kala itu bingung apakah hal ini akan benar terjadi sudah harap-harap cemas mengingat Denmark adalah salah satu negara tujuan au pair . Beruntung, program au pair tidak dihapuskan namun strateginya diubah; dari mulai gaji au pair yang dinaikkan tiap tahun sampai les bahasa yang sekarang wajib dibayarkan sepenuhnya oleh host family  —  bukan lagi kommune . Baca juga: Mitos dan Fakta Au Pair di Skandinavia Tak hanya sekali itu saja wacana penghentian au pair ini terus digaungkan. Setiap tahun selalu saja ada cerita baru tentang au pair yang dieksploitasi oleh keluaga, yang mana sebetulnya juga merupakan cerita lama. Sekitar 3-4 tahun lalu, wacana in

7 Fakta Cari Kerja di Norwegia Selulus Kuliah

Kontrak magang saya baru diperpanjang untuk 6 bulan ke depan, so I think I am quite ready to tell you this! Sama seperti para lulusan baru pada umumnya, tujuan utama saya setelah diwisuda adalah mencari pekerjaan tetap. Frankly, I am seriously done with any internships or freelancing. Mungkin akan berbeda jika saya masih tinggal di Indonesia dan butuh pengalaman kerja. Namun karena berpengaruh terhadap izin tinggal yang harus terus diperbarui, maka mendapatkan pekerjaan tetap dengan benefit pegawai adalah motivasi saya saat ini.  Norwegia nyatanya adalah negara impian bagi banyak orang. Siapa yang tak menginginkan kehidupan personal dan karir yang seimbang? No more job calls di atas jam 5 sore dan tak akan ada yang mengganggu di hari libur. Belum lagi jaminan hidup yang layak, alam yang indah, flat hierarchy , libur sampai 5 minggu per tahun, cuti untuk melahirkan bagi ibu dan ayah, gaji yang tinggi, serta perks menggiurkan lainnya, menjadikan banyak imigran berniat untuk meniti kar

Susah Pulang, Terpenjara di Negara Orang

Going through hardships is good. It means you are growing stronger, even if it is tough. Kalau ada yang merasa sedih saat pandemi ini belum bisa kemana-mana, baik untuk liburan ataupun au pair ke luar Indonesia, let me remind you a story. Tahun lalu ketika pandemi serentak menutup pintu banyak negara, saya masih tinggal di Norwegia melanjutkan studi . Kala itu saya bagai anak hilang yang akhirnya lepas dari jaminan hidup dari host family dan memutuskan meneruskan langkah di negara orang sembari kuliah lagi. Dipikir hidup akan baik-baik saja, kenyataannya jauh dari apa yang sudah direncanakan. Pekerjaan pertama saya selepas jadi au pair, yaitu pelayan restoran, hanya bertahan selama 1,5 bulan. Restoran harus menghentikan semua aktivitas dining in dan menggantinya dengan take away .  I lost my job in a sudden. Baca juga: I Don't Need Friends, But Money! (COVID-19 Status) Untuk dapat pekerjaan ini pun cukup tricky karena saya sudah putus asa setelah hampir 2 bulan menganggur. Untu