Langsung ke konten utama

First Time Au Pair, Ke Negara Mana?


Saya ingat betul ketika pertama kali membuat profil di Aupair World, saya begitu excited memilih banyak negara yang dituju tanpa pikir panjang. Tujuan utama saya saat itu adalah Selandia Baru, salah satu negara impian untuk bisa tinggal. Beberapa pesan pun saya kirimkan ke host family di Selandia Baru karena siapa tahu mimpi saya untuk bisa tinggal disana sebentar lagi terwujud.

Sangat sedikit host family dari sana saat itu, jadi saya kirimkan saja aplikasi ke semua profil keluarga yang ada. Sayangnya, semua menolak tanpa alasan. Hingga suatu hari, saya menerima penolakan dari salah satu keluarga yang mengatakan kalau orang Indonesia tidak bisa jadi au pair ke Selandia Baru. Duhh! Dari sana akhirnya saya lebih teliti lagi membaca satu per satu regulasi negara yang memungkinkan bagi pemegang paspor Indonesia.

Sebelum memutuskan memilih negara tujuan, berikut adalah daftar negara yang menerima au pair dari Indonesia;
  1. Australia (lewat Working Holiday Visa)
  2. Austria
  3. Amerika Serikat (Yes, it's possible! Baca serba-serbinya disini!)
  4. Belanda
  5. Belgia
  6. Denmark
  7. Finlandia
  8. Islandia
  9. Jerman
  10. Luksemburg
  11. Norwegia (Sah: Program Au Pair di Norwegia Dihentikan! per 15 Maret 2024)
  12. Prancis
  13. Swedia
  14. Swiss (Tergantung kanton, karena tak semua kanton menerima au pair Indonesia)
Karena bingung dengan tujuan mereka, banyak email masuk dari para calon au pair baru yang menanyakan negara mana yang pas bagi first time au pair. Saya sebetulnya sudah pernah membahas ini di postingan Tips Pencarian Keluarga Angkat. Jika kamu tertarik, silakan baca postingan tersebut untuk lebih tahu plus dan minus negara tujuan, menurut pendapat saya.

Saya juga sempat menjabarkan Guide Bagi Calon Au Pair tentang negara terbaik berdasarkan uang saku dan jam kerja. Tolong jangan tanya lagi tentang kesempatan au pair ke Inggris, Spanyol, Italia, ataupun Irlandia, karena regulasinya tidak berlaku bagi pemegang paspor Indonesia. Kalau kamu memang berniat tinggal kesana, disarankan menggunakan visa pelajar dengan tujuan studi.

Ada 13 negara yang bisa dipilih berdasarkan minat, bakat, dan tujuan utama. Saya sarankan untuk memilih setidaknya 4 negara favorit agar kesempatan mendapatkan host family lebih besar. Jumlah keluarga yang membutuhkan au pair di Prancis tentu saja lebih banyak daripada di Luksemburg. Jadi daripada hanya fokus dengan satu atau dua pilihan negara, silakan buat daftar negara yang paling menarik minat kamu.

Perlu diingat juga, tiap negara memiliki regulasi umur tertentu bagi calon au pair. Di Belgia, maksimum umur au pair hanya sampai 25 tahun. Sementara Prancis, Belanda, Finlandia, dan Swedia memungkinkan sampai umur 30 tahun. Tiap negara juga sangat strict dengan peraturan yang hanya menerima first time au pair ke negara mereka, contohnya Swedia dan Finlandia. 

Sekarang kembali lagi ke tujuan awal kamu jadi au pair untuk apa? Hanya untuk pengalaman saja kah, memperlancar bahasa kah, alasan kabur dari Indonesia kah, atau hanya pure jalan-jalan?

Kalau usia kamu masih di bawah 25 tahun, saya sarankan sebaiknya memilih Belgia sebagai negara pertama. Mengapa, karena negara ini ada di tengah-tengah Eropa yang memungkinkan kamu travelling dengan mudah ke negara tetangga lainnya. Selain itu uang sakunya cukup tinggi, tanpa pajak, dan waktu kerjanya hanya 20 jam per minggu (on paper). Urusan visanya memang sangat ribet. Tapi karena keribetan itulah, perjuangan kamu pertama kali ke Eropa jauh lebih terasa!

Negara terpopuler lainnya bagi au pair Indonesia adalah Belanda. Jadi kalau kamu ingin mudah mendapatkan makanan Indonesia atau penasaran dengan si tulip dan kincir angin, bisa juga memilih negara ini sebagai pilihan pertama. Jumlah keluarga yang mencari au pair pun lebih banyak dan kesempatan kamu bisa semakin besar. 

Kalau ingin memperlancar bahasa asing, bisa langsung ke Jerman, Austria, atau Prancis. Jerman dan Austria mewajibkan calon au pair memiliki sertifikat bahasa terlebih dahulu. Jadi setidaknya kamu sudah memiliki modal dasar lalu tinggal mengasahnya saja di negara tujuan. Kedua negara ini hanya menerima au pair maksimum 26-27 tahun, so get your chance before too late!

Tertarik ke Eropa Utara? Silakan baca dulu postingan saya tentang Mitos dan Fakta Au Pair di Skandinavia sebelum kamu kaget dengan treatment kebanyakan keluarga angkat disana. Saingan mendapatkan keluarga lebih tinggi karena kebanyakan host family di Utara lebih mencari au pair Filipina. Tapi kalau memang sangat tertarik kesini dan ini adalah pengalaman pertama kamu, pilihlah Swedia yang lebih toleran dengan pendatang.

Setelah mantap memilih 3-4 negara tujuan, perjuangan paling panjang adalah mencari keluarga angkat. Kadang peruntungan kamu tidak memihak di negara favorit, tapi di pilihan terakhir. Tujuan utama saya dulu Prancis, tapi malah mendapatkan keluarga di Denmark. 

Saran saya yang paling utama tentunya jangan malas mencari keluarga angkat di banyak situs. Keluarga di Eropa Utara terkenal tak mau rugi untuk mengambil au pair langsung dari Indonesia karena malas dengan lamanya pengurusan visa dan ongkos tiket yang mahal. Tapi banyak juga keluarga yang mau mencari sendiri dan tak segan membayar mahal au pair untuk didatangkan langsung dari negara asal. Kalau hanya mengandalkan satu situs saja, kesempatan bertemu keluarga seperti ini sangat kecil.

Saya dulu harus menunggu 5 bulan penantian, sebelum akhirnya berlabuh di Belgia. Sementara saat ke Denmark, saya mesti melewati 7 kali penolakan dahulu. Padahal posisinya sudah wawancara dan tinggal menunggu keputusan, lho. Jadi kalau kamu belum juga menemukan keluarga, jangan menyerah ya! Jangan juga terpaku dengan profil keluarga yang hanya mencari au pair dari negara Asia lain, contoh Filipina atau Vietnam saja. Pasang muka tembok dan tetap kirimkan pesan yang menyatakan kamu tertarik menjadi au pair mereka. My friend has tried this and it worked!

Baca juga tips dari saya bagaimana membuat profil yang bagus agar host family tertarik dengan apa yang kamu tulis! Sudah mendapatkan positive replies lalu diajak interview? Baca tulisan saya selanjutnya bagaimana mempersiapkan diri sebelum proses wawancara agar kamu tidak terlalu grogi.

Meskipun saya tidak boleh menggeneralisasi, tapi ada 10 Tipe Host Family yang Sebaiknya Kamu Mesti Pertimbangkan Kembali kalau kebetulan mendapatkan positive reply dari mereka. Tak ada yang bisa menebak bagaimana keluarga tersebut akan memperlakukan kamu nantinya. Tapi bagi saya, Keluarga Arab is a big no no setelah punya masalah dengan mereka di Belgia.

Whoaaa.. I have written so many blog posts! Jadi, jangan malas juga membaca sebagai bahan referensi! Good luck ☺️

Referensi lain:



Komentar

  1. oya kalo misal amit2 ni, hist family nya jahat , trus kita apply sendiri lewat situs aupair.com.
    cara nya dapat orng tua baru nya gimana ya? please answer ya. sukses

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya cari baru lagi dari mana2; situs ini itu, temen kanan kiri, grup au pair, Facebook page, dll. Karena kamu dapetnya bukan lewat agensi, jadinya kalo mau ganti host family, mesti ngusahaiin sendiri.

      Hapus
  2. Ada yang pernah ikut au pair? Minta kontaknya dong, mau belajar

    BalasHapus
  3. halo kak, terima kasih buat info nya yaa! kebetulan aku tertarik bgt untuk ikut program aupair tp negara tujuanku itu swiss, sejauh ini aku belom nemuin informasi yg aku butuhkan untuk jd aupair disana, kira kira ada yg kakak ketahui gak ya klo mau jd aupair disana? makasihh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena memang gak semua kanton di Swiss nerima orang Indonesia :) Plus, sekarang kamu mesti join agensi untuk menemukan keluarga angkat. Perlu dipastiin juga apakah kanton tempat calon hf mu tinggal bisa mendatangkan au pair Indonesia atau gak. Silakan cek link agensi ini: https://www.aupairlink.ch/index.php?lang=en

      Hapus
  4. ka waktu itu kaka pake agen atau mandiri ya?klo pake agen boleh share kontaknya?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bule Ketemu Online, Bisakah Serius?

( PERHATIAN!!! SAYA BANYAK SEKALI MENERIMA TESTIMONIALS SOAL COWOK-COWOK DARI INGGRIS YANG MEMINTA ALAMAT SI CEWEK YANG DIKENAL VIA ONLINE. FYI , HAMPIR SEMUA MODUS PENIPUAN SEPERTI INI BERASAL DARI INGGRIS DAN AMERIKA! JANGAN PERNAH TERTIPU KEMASAN KULIT PUTIHNYA, KARENA BISA JADI YANG KALIAN AJAK CHATTING -AN ATAU VIDEO CALL -AN ITU ADALAH PENIPU !! JANGAN PERNAH BERI DATA DIRI SEPERTI NAMA LENGKAP, ALAMAT, SERTA NOMOR IDENTITAS ATAU KARTU KREDIT KE ORANG-ORANG ASING LEWAT DUNIA DIGITAL! BE SMART, BE AWARE, AND PLEASE JANGAN DULU BAPERAN KALO ADA YANG MENGAJAK NIKAH PADAHAL BARU SEMINGGU KENAL!!!) Selain berniat jadi au pair, ternyata blog saya banyak dikunjungi oleh cewek-cewek Indonesia yang ingin pacaran atau sedang dekat dengan bule. Gara-gara tulisan tentang cowok Eropa dan cowok Skandinavia , banyak pembaca blog yang mengirim surel ke saya dan curhat masalah cintanya dengan si bule. Aduh, padahal saya jauh dari kata "ahli" masalah cinta-cintaan. Saya sebetu

Mempelajari Karakter Para Cowok di Tiap Bagian Eropa

*I talk a lot about European boys in this blog, but seriously, this is always the hottest topic for girls! ;) Oke, salahkan pengalaman saya yang jadi serial dater  selama tinggal di Eropa. Tapi gara-gara pengalaman ini, saya juga bisa bertemu banyak orang baru sekalian mempelajari karakter mereka. Cowok-cowok yang saya temui ini juga tidak semuanya saya kencani. Beberapa dari mereka saya kenal saat workshop, festival, ataupun dari teman. Beruntung sekali, banyak juga teman-teman cewek yang mau menceritakan pengalamannya saat berkencan dari cowok ini, cowok itu, and all of them have wrapped up neatly in my head! Secara umum, tulisan yang saya ceritakan disini murni hasil pengalaman pribadi, pengalaman teman, ataupun si cowok yang menilai bangsanya secara langsung. Letak geografis Eropanya mungkin sedikit rancu, tapi saya mengelompokkan mereka berdasarkan jarak negara dan karakter yang saling berdekatan. Kita semua benci stereotipe, tapi walau bagaimana pun kita tetaplah bagi

7 Kebiasaan Makan Keluarga Eropa

Tiga tahun tinggal di Eropa dengan keluarga angkat, saya jadi paham bagaimana elegan dan intimnya cara makan mereka. Bagi para keluarga ini, meja makan tidak hanya tempat untuk menyantap makanan, tapi juga ajang bertukar informasi para anggota keluarga dan pembelajaran bagi anak-anak mereka. Selain table manner , orang Eropa juga sangat perhatian terhadap nilai gizi yang terkandung di suatu makanan hingga hanya makan makanan berkualitas tinggi. Berbeda dengan orang Indonesia yang menjadikan meja makan hanya sebagai tempat menaruh makanan, membuka tudung saji saat akan disantap, lalu pergi ke ruang nonton sambil makan. Selama tinggal dengan banyak macam keluarga angkat, tidak hanya nilai gizi yang saya pelajari dari mereka, tapi juga kebiasaan makan orang Eropa yang sebenarnya sangat sederhana dan tidak berlebihan. Dari kebiasaan makan mereka ini juga, saya bisa menyimpulkan mengapa orang-orang di benua ini awet tua alias tetap sehat menginjak usia di atas 70-an. Kuncinya, pola

Guide Untuk Para Calon Au Pair

Kepada para pembaca blog saya yang tertarik menjadi au pair, terima kasih! Karena banyaknya surel dan pertanyaan tentang au pair, saya merasa perlu membuat satu postingan lain demi menjawab rasa penasaran pembaca. Mungkin juga kalian tertarik untuk membaca hal-hal yang harus diketahui sebelum memutuskan jadi au pair  ataupun tips seputar au pair ? Atau mungkin juga merasa tertantang untuk jadi au pair di usia 20an, baca juga cerita saya disini . Saya tidak akan membahas apa itu au pair ataupun tugas-tugasnya, karena yang membaca postingan ini saya percaya sudah berminat menjadi au pair dan minimal tahu sedikit. Meskipun sudah ada minat keluar negeri dan menjadi au pair, banyak juga yang masih bingung harus mulai dari mana. Ada juga pertanyaan apakah mesti pakai agen atau tidak, hingga pertanyaan soal negara mana saja yang memungkinkan peluang kerja atau kuliah setelah masa au pair selesai. Oke, tenang! Saya mencoba menjabarkan lagi hal yang saya tahu demi menjawab rasa penasar