Langsung ke konten utama

Visa Bekerja dan Berlibur Australia



Beberapa hari belakangan ini saya sedang sibuk-sibuknya mencari info mendapatkan visa subclass 462 Australia. Satu keluarga di Orange, NSW, tertarik memperkerjakan saya sebagai au pair untuk mengasuh anak-anak mereka selama satu tahun.

Dengan akomodasi, makan, dan biaya telepon ditanggung, tentunya tawaran ini tidak saya tolak dong. Makanya saya langsung cari-cari informasi mengenai visa ini di internet. Namun sayangnya, karena persyaratan visa yang agak rewel, saya batalkan tawaran dengan mereka. 

Sebelum membahas syarat-syarat mendapatkan visa ini, saya bahas dulu apa yang bisa lakukan kalau seandainya visa kita granted dari pihak kedutaan.

1. Masuk ke Australia setiap saat (multiple entry) dalam waktu 12 bulan dari tanggal pemberian visa.
2. Kita bisa tinggal selama 12 bulan dihitung dari tanggal pertama kali kita masuk Australia.
3. Hanya boleh bekerja selama 6 bulan pada satu perusahaan/majikan.
4. Belajar sampai dengan 4 bulan.

Nah, orang Indonesia yang tertarik bekerja di Australia bisa mengajukan aplikasi visa ini. Kerja apa dong? Ya kerja apa saja. Bisa bekerja part time atau kasual, seperti retail atau menjual makanan.

Kita juga boleh mengajukan aplikasi visa ini tanpa harus dapat tawaran pekerjaan dulu saat di Indonesia. Ada banyak lowongan pekerjaan yang bisa kita dapatkan saat tiba di Australia. Namun sebaiknya kita sudah mempunyai tawaran pekerjaan sebelum tiba di Australia karena untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang lumayan tentunya gampang-gampang susah.

Saya sudah mendapatkan tawaran pekerjaan sebagai pengasuh bayi dengan akomodasi dan makan ditanggung keluarga sebelum masuk ke Australia. Namun karena menurut saya persyaratan untuk mengajukan aplikasi visa ini tergolong ribet, makanya saya batalkan menerima pekerjaan itu. Apalagi saya tinggal di Palembang yang notabene harus bolak-balik Jakarta untuk mengurus visa, tentunya banyak biaya yang harus dikeluarkan.

Sebelum mengajukan visa di kedutaan, kita harus melampirkan Letter of Recommendation dari ke imigrasi dulu. Jadi hal pertama yang kita lakukan adalah mengajukan aplikasi untuk meminta surat dukungan yang informasinya bisa didapat melalui http://www.imigrasi.go.id

Berkas persyaratan yang harus dilampirkan:
1. Form identitas yang bisa di-download di sini

2. KTP

3. Akte Kelahiran

4. Paspor yang masih berlaku minimal 12 bulan

5. Ijazah perguruan tinggi minimal Diploma III, atau Surat Keterangan sebagai mahasiswa aktif setidaknya 2 tahun, dilengkapi Kartu Mahasiwa (KTM) dari perguruan tinggi bersangkutan. 

Visa ini tidak berlaku untuk kamu yang cuma tamatan SMA. Jadi setidaknya, harus menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi selama 2 tahun (4 semester) dulu.

6. Memiliki sertifikat kemampuan berbahasa Inggris IELTS dengan minimal score 4.5 /atau TOEFL Paper Based Test 450 /atau TOEFL Computer Based Test 133 /atau TOEFL Internet Based Test 46 /atau TOEIC 405 dari lembaga yang berwenang /atau lulusan perguruan tinggi yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. 

IELTS yang digunakan adalah General Training bukan Academic. Bedanya apa? Kalau GT dikhususkan untuk keperluan imigrasi, sementara Academic untuk keperluan belajar/sekolah. Sertifikat yang digunakan adalah sertifikat internasional dengan masa berlaku 2 tahun.

7. Surat keterangan/Jaminan Bank atas kepemilikan dana sejumlah AUD$5000 (atau setara 50juta Rupiah). 

Saya sarankan untuk 'mempercantik' buku tabungan kamu 3 bulan sebelum mengajukan aplikasi. Surat keterangan yang digunakan biasanya adalah surat dari bank yang mengindikasikan nominal tabungan sejak 3 bulan terakhir. Jadi 3 bulan itu usahakan dana yang tersimpan harus setara dengan 50juta rupiah, harus seimbang, dan stabil. 

Sayangnya dana tersebut tidak boleh dari pihak sponsor. Kita benar-benar harus meyakinkan pihak kedutaan Australia kalau kita bisa hidup setidaknya 3 bulan pertama di Australia dengan dana tabungan tersebut atas nama pribadi. Pemerintah Australia agak strict terhadap para migran yang akan datang ke negaranya. Mereka tidak mau menanggung gelandangan yang cuma datang ke negaranya tanpa modal apapun. Makanya modal bahasa Inggris dan dana yang cukup bisa menjadi jaminan kita saat disana.

Banyak juga yang mengakali dengan cara mengendapkan uang orang tua, teman, atau keluarga dulu hanya untuk mengajukan aplikasi. Tapi cara ini bisa dilakukan kalau kamu yakin sudah/langsung mendapatkan pekerjaan saat tiba di Australia. Kalau belum jelas mau kerja apa, saya sarankan memang tiap orang harus mampu menjamin hidupnya dengan AUD$5000 itu.

8. Pas foto terakhir berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar, latar belakang putih.

Setelah semua berkas lengkap, kamu tinggal registrasi online di website http://www.imigrasi.go.id lalu akan ada pengumuman kapan kamu harus datang ke Gedung Rektorat Imigrasi untuk menyerahkan berkas asli dan fotokopi. Menurut informasi yang saya didapat, antara penyerahan berkas lalu proses wawancara dan verifikasi data itu terpisah memakan waktu 5-14 hari kerja. Jadi kita mesti datang ke tempat ini dua kali. Setelah itu kita bisa menunggu pengumumannya di rumah.

Kalau berkas-berkas kita lengkap, tidak ada alasan imigrasi untuk tidak memberikan kita surat rekomendasi. Surat ini nantinya akan dikirimkan melalui email dan dilampirkan saat pengajuan aplikasi visa. Surat ini hanya berlaku satu bulan saat dikeluarkan. Informasi terbaru, per tanggal 1 Juli 2013, pemerintah Australia meningkatkan jumlah kuota penerima visa sebanyak 1000 dari kuota lama yang cuma 100 orang per tahun. Kalau dulu surat rekomendasi ini cuma bisa diajukan tiap tanggal  1 Juli, sekarang kapanpun bisa mengajukan aplikasi visa.

Untuk menyerahkan berkas aplikasi visa, kita tidak perlu datang langsung ke kedutaan. Tapi dapat dikirim melalui pos yang diperantarai oleh AVAC (Australia Visa Application Center) yang informasi lengkapnya bisa langsung dilihat disini. Kita bisa menggunakan layanan antar-jemput berkas yang terpercaya. Ada biaya layanan, logistik, dan biaya visa yang harus kita lampirkan di dalam berkas. Harga visa terbaru adalah US$325 (mulai 1 Juli 2013). 

Berkas-berkas yang harus dilampirkan untuk mengajukan visa:

1. Formulir aplikasi (Formulir 1208). Harap dilengkapi dan ditanda tangan

2. Biaya aplikasi visa (Bukti Cek/Giro)

3. Fotokopi dari paspor (halaman biodata, perubahan/tambahan-jika ada, halaman visa dan 
cap imigrasi) yang masih berlaku paling tidak 12 bulan dan pasport lama (jika ada)

4. 1 lembar foto anda ukuran foto paspor yang terbaru.

5. Surat dari dukungan dari Direktorat Jenderal Imigrasi 

6. Bukti keuangan yang cukup untuk memberikan dukungan untuk anda-biasanya paling tidak AUD $5000 untuk memberikan dukungan awal dari liburan. (Bukti yang dapat kamu lampirkan adalah rekening koran 3 bulan terakhir yang sudah di legalisir.)

7. Bukti mempunyai kualifikasi perguruan tinggi, atau sudah menyelesaikan paling tidak 2 tahun dari pendidikan universitas (bisa dibuktikan dengan fotokopi ijazah/surat keterangan dari kampus).

8. Bukti mempunyai Bahasa Inggris yang baik yang dinilai dari tes Bahasa Inggris dan setidaknya harus mendapatkan nilai ”fungsionil" (bisa dibuktikan dengan fotokopi sertifikat internasional).

9. Melakukan test rontgen di salah satu panel radiologist. Mereka akan mengirimkan hasilnya langsung ke bagian kedutaan. Daftar radiologis yang ditunjuk pihak kedutaan Australia bisa dilihat disini

(Sebelum mengajukan aplikasi visa, sebaiknya kita mendatangi salah satu rumah sakit yang ditunjuk untuk tes rontgen. Biasanya tes-nya hanya rontgen dada yang biayanya bervariari dari 350-750ribu. Nanti pihak rumah sakit akan mengirimkan hasilnya langsung ke kedutaan dan kita hanya perlu melampirkan (mungkin sejenis) kuitansi pembayaran tes saja.)

Setelah jadi, visa ini tidak akan menempel seperti stiker di paspor kita. Tapi hanya sebuah surat yang nantinya kita bawa saat masuk imigrasi Australia di bandara. Kedutaan Australia sudah mengganti stiker visa dengan e-visa yang cukup diproses melalui komputer pihak imigrasi Australia.

Syarat lain untuk keperluan visa subclass 462 bisa kamu lihat di website-nya. Salah satu yang harus kita beli adalah asuransi perjalanan/kesehatan selama satu tahun (tidak dilampirkan saat pengajuan visa). Asuransi ini bisa kita beli di Indonesia atau saat tiba di Australia. Tentunya kalau akan membeli dari Indonesia, kita harus melihat apakah asuransi tersebut dapat digunakan di Australia dan nilai pertanggungan jiwa yang sesuai. Biaya pengobatan di Australia sangat mahal, sehingga setiap migran yang datang harus bisa menanggung biaya rumah sakit sendiri. Sebagai gambaran, untuk asuransi perjalanan selama satu tahun di Australia bisa kita beli seharga kurang lebih AUD$318 saat tiba di Australia.

Bagaimana, tertarik bekerja di Australia dan mendapatkan gaji $5-30 per jam? Oh ya, gaji ini nantinya juga akan dikenakan pajak mingguan. Di luar pajak, bagi kamu yang tertarik mendapatkan pengalaman bekerja di luar negeri, visa ini dapat membantu menuju gerbang ke negeri kangguru.


Komentar

  1. Hy Nin! Mau sedikit diskas boleh yaaa.
    Kalau seandainya, ketika calon host family kita menawarkan kita untuk jadi Au pair nya tapi dia butuh kita secepatnya dan dia menawarkan kita untuk apply tourist visa saja yang hanya berlaku (3bulan), menurut kamu bagaimana ? karna memang menurut aku pribadi kalau seandainya kita memang berniat untuk menjadi Au Pair Aussie kita benar2 harus menyiapkan syarat visa jauuuhhh sebelum kita mencari host family, dan yaAllah 5000AUD nabung setahun juga kaga kelar :D :D *ngakak manja sambil nelen gayung*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Sticky! ;p

      Kamu gokil deh ya. Makasih juga udah ninggalin komen di postingan aku yang lama dan ternyata messy banget ini ;)

      Balik ke pertanyaan kamu, menurut aku, visa turis 3 bulan itu GAK GAMPANG. Kamu harus mampu membuktikan ke pihak imigrasi kalo bener2 kesana hanya untuk travelling, bukan untuk kerja. Tentu saja, di tabungan kamu mesti ada cukup uang untuk membuktikan kalo kamu bakal survive selama 3 bulan di Australia. Belum lagi lampiran itinerary dan banyak tiket yang harus menunjukkan kalo kamu bener2 pure sightseeing dan pindah dari satu kota ke kota within Australia.

      Gimana?

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bule Ketemu Online, Bisakah Serius?

( PERHATIAN!!! SAYA BANYAK SEKALI MENERIMA TESTIMONIALS SOAL COWOK-COWOK DARI INGGRIS YANG MEMINTA ALAMAT SI CEWEK YANG DIKENAL VIA ONLINE. FYI , HAMPIR SEMUA MODUS PENIPUAN SEPERTI INI BERASAL DARI INGGRIS DAN AMERIKA! JANGAN PERNAH TERTIPU KEMASAN KULIT PUTIHNYA, KARENA BISA JADI YANG KALIAN AJAK CHATTING -AN ATAU VIDEO CALL -AN ITU ADALAH PENIPU !! JANGAN PERNAH BERI DATA DIRI SEPERTI NAMA LENGKAP, ALAMAT, SERTA NOMOR IDENTITAS ATAU KARTU KREDIT KE ORANG-ORANG ASING LEWAT DUNIA DIGITAL! BE SMART, BE AWARE, AND PLEASE JANGAN DULU BAPERAN KALO ADA YANG MENGAJAK NIKAH PADAHAL BARU SEMINGGU KENAL!!!) Selain berniat jadi au pair, ternyata blog saya banyak dikunjungi oleh cewek-cewek Indonesia yang ingin pacaran atau sedang dekat dengan bule. Gara-gara tulisan tentang cowok Eropa dan cowok Skandinavia , banyak pembaca blog yang mengirim surel ke saya dan curhat masalah cintanya dengan si bule. Aduh, padahal saya jauh dari kata "ahli" masalah cinta-cintaan. Saya sebetu

Mempelajari Karakter Para Cowok di Tiap Bagian Eropa

*I talk a lot about European boys in this blog, but seriously, this is always the hottest topic for girls! ;) Oke, salahkan pengalaman saya yang jadi serial dater  selama tinggal di Eropa. Tapi gara-gara pengalaman ini, saya juga bisa bertemu banyak orang baru sekalian mempelajari karakter mereka. Cowok-cowok yang saya temui ini juga tidak semuanya saya kencani. Beberapa dari mereka saya kenal saat workshop, festival, ataupun dari teman. Beruntung sekali, banyak juga teman-teman cewek yang mau menceritakan pengalamannya saat berkencan dari cowok ini, cowok itu, and all of them have wrapped up neatly in my head! Secara umum, tulisan yang saya ceritakan disini murni hasil pengalaman pribadi, pengalaman teman, ataupun si cowok yang menilai bangsanya secara langsung. Letak geografis Eropanya mungkin sedikit rancu, tapi saya mengelompokkan mereka berdasarkan jarak negara dan karakter yang saling berdekatan. Kita semua benci stereotipe, tapi walau bagaimana pun kita tetaplah bagi

7 Kebiasaan Makan Keluarga Eropa

Tiga tahun tinggal di Eropa dengan keluarga angkat, saya jadi paham bagaimana elegan dan intimnya cara makan mereka. Bagi para keluarga ini, meja makan tidak hanya tempat untuk menyantap makanan, tapi juga ajang bertukar informasi para anggota keluarga dan pembelajaran bagi anak-anak mereka. Selain table manner , orang Eropa juga sangat perhatian terhadap nilai gizi yang terkandung di suatu makanan hingga hanya makan makanan berkualitas tinggi. Berbeda dengan orang Indonesia yang menjadikan meja makan hanya sebagai tempat menaruh makanan, membuka tudung saji saat akan disantap, lalu pergi ke ruang nonton sambil makan. Selama tinggal dengan banyak macam keluarga angkat, tidak hanya nilai gizi yang saya pelajari dari mereka, tapi juga kebiasaan makan orang Eropa yang sebenarnya sangat sederhana dan tidak berlebihan. Dari kebiasaan makan mereka ini juga, saya bisa menyimpulkan mengapa orang-orang di benua ini awet tua alias tetap sehat menginjak usia di atas 70-an. Kuncinya, pola

Guide Untuk Para Calon Au Pair

Kepada para pembaca blog saya yang tertarik menjadi au pair, terima kasih! Karena banyaknya surel dan pertanyaan tentang au pair, saya merasa perlu membuat satu postingan lain demi menjawab rasa penasaran pembaca. Mungkin juga kalian tertarik untuk membaca hal-hal yang harus diketahui sebelum memutuskan jadi au pair  ataupun tips seputar au pair ? Atau mungkin juga merasa tertantang untuk jadi au pair di usia 20an, baca juga cerita saya disini . Saya tidak akan membahas apa itu au pair ataupun tugas-tugasnya, karena yang membaca postingan ini saya percaya sudah berminat menjadi au pair dan minimal tahu sedikit. Meskipun sudah ada minat keluar negeri dan menjadi au pair, banyak juga yang masih bingung harus mulai dari mana. Ada juga pertanyaan apakah mesti pakai agen atau tidak, hingga pertanyaan soal negara mana saja yang memungkinkan peluang kerja atau kuliah setelah masa au pair selesai. Oke, tenang! Saya mencoba menjabarkan lagi hal yang saya tahu demi menjawab rasa penasar

First Time Au Pair, Ke Negara Mana?

Saya ingat betul ketika pertama kali membuat profil di Aupair World, saya begitu excited memilih banyak negara yang dituju tanpa pikir panjang. Tujuan utama saya saat itu adalah Selandia Baru, salah satu negara impian untuk bisa tinggal. Beberapa pesan pun saya kirimkan ke host family di Selandia Baru karena siapa tahu mimpi saya untuk bisa tinggal disana sebentar lagi terwujud. Sangat sedikit  host family dari sana saat itu, jadi saya kirimkan saja aplikasi ke semua profil keluarga yang ada. Sayangnya, semua menolak tanpa alasan. Hingga suatu hari, saya menerima penolakan dari salah satu keluarga yang mengatakan kalau orang Indonesia tidak bisa jadi au pair ke Selandia Baru. Duhh! Dari sana akhirnya saya lebih teliti lagi membaca satu per satu regulasi negara yang memungkinkan bagi pemegang paspor Indonesia. Sebelum memutuskan memilih negara tujuan, berikut adalah daftar negara yang menerima au pair dari Indonesia; Australia (lewat Working Holiday Visa ) Austria Amerika