Langsung ke konten utama

Tips Au Pair: Pencarian Keluarga Angkat Tanpa Lelah (Bagian 2)



Sebelum menjadi au pair di Belgia, masa-masa terlama bagi saya adalah proses pencarian keluarga angkat. Siapa bilang mencari keluarga angkat itu mudah? Walaupun di luar sana ada banyak host family yang mencari au pair, tapi justru lebih banyak calon au pair yang sedang mencari keluarga. Meneruskan cerita pencarian keluarga disini, saya akan berbagi sedikit tips bagaimana mencari keluarga angkat. 

Tentukan negara dan cek regulasi

Sebagai pemegang paspor Indonesia, tidak semua negara menerima au pair dari Indonesia. Beberapa negara di Eropa pun punya regulasi khusus yang dibutuhkan calon au pair sebelum memulai permohonan visa. Karena saya sering mengecek banyak regulasi di beberapa negara, saya berikan gambaran negara-negara yang bisa dijadikan pilihan mencari keluarga angkat. Namun yang saya terangkan disini hanyalah penilaian saya sendiri dan pengalaman teman au pair lainnya. Bagi yang ingin mengecek regulasi umum seperti batas umur, gaji, dan liburan, bisa di-googling sendiri atau cek di website Aupair World.

1. Australia

Negara yang cukup dekat dengan Indonesia ini memberikan waktu 1 tahun bagi au pair untuk bekerja dan berlibur disana menggunakan Working and Holiday visa. Jumlah keluarga yang membutuhkan au pair juga cukup banyak. Apalagi banyak dari mereka yang memang khusus mencari au pair dari Asia Tenggara seperti Thailand, Filipina, atau Indonesia.

Plus:
(+) Tidak perlu repot-repot belajar bahasa baru karena bahasa yang digunakan totally English!
(+) Kemudi mobil yang sama dengan Indonesia, sehingga tidak perlu adaptasi lagi.
(+) Karena lebih dekat dari Indonesia, kesempatan "mudik" pun bisa dipertimbangkan.
(+) Cuaca dingin yang katanya masih acceptable bagi orang Indonesia.

Minus:
(-) Urus visanya merepotkan dan butuh biaya banyak. Sebelum urus visa, kita harus lebih dulu mengajukan surat rekomendasi dari pemerintah yang banyak syarat-syaratnya, contohnya sertifikat bahasa Inggris, tes kesehatan, dan perlu juga menyiapkan dana tabungan sebagai bukti finansial. Cek cerita saya disini!
(-) Minim kultur dan tidak punya kesempatan belajar bahasa baru.

2. Austria

Negara yang punya alam yang sangat keren di bagian utaranya ini, bisa kamu pilih untuk meningkatkan level bahasa Jerman mu. Perlu diingat juga, sebelum mendaftar visa, sertifikat keahlian bahasa Jerman level A1 mesti dipersiapkan.

3. Belgia

Ini negara pertama saya jadi au pair. Negara kecil yang letaknya di sentral Eropa ini bisa dipertimbangkan kalau kalian berusia kurang dari 26 tahun. Baca alasan saya di sini menobatkan Belgia sebagai negara terbaik au pair.

Plus:
(+) Negara trilingual (Belanda, Perancis, Jerman) yang cocok bagi peminat bahasa asing.
(+) Gaji yang ditawarkan lumayan tinggi dibanding wilayah lain di Eropa, minimal €450/bulan.
(+) Urus visa di kedubes Belgia-nya cepat.

Minus:
(-) Karena negaranya kecil, kadang cenderung membosankan. Tidak banyak yang bisa dieksplor disini. Namun Brussels, Brugge, atau Liége punya keunikannya sendiri-sendiri.
(-) Mengurus visanya cukup merepotkan.
(-) Tidak terlalu kultural, menurut saya.

4. Belanda

Banyak au pair dari Indonesia yang memulai cerita au pairingnya dari negeri kincir angin dan keju ini.

Plus:
(+) Belanda punya budaya seru yang cukup mewakili Eropa.
(+) Yang tidak terlalu suka belajar bahasa Belanda, bisa bersyukur karena rata-rata orang Belanda bisa bahasa Inggris.
(+) Banyak restoran dan orang Indonesia yang tinggal, sehingga bisa mengobati rasa rindu kampung halaman.
(+) Dibandingkan masyarakat Belgia yang cenderung tertutup, kabarnya orang Belanda lebih ramah dan terbuka.

Minus:
(-) Kabar yang saya dengar, banyak juga kisah menyedihkan au pair Indonesia yang bekerja di keluarga Belanda. Memang tidak semua keluarga di Belanda memperlakukan au pair Indonesia dengan buruk, namun kadang kisah mereka membuat kita harus lebih waspada dan transparan saat berdiskusi dengan calon keluarga angkat nanti.
(-) Walaupun senang bisa bicara bahasa Inggris di tiap sudut kota, namun merugikan juga karena kita merasa tidak harus belajar bahasa Belanda. Selain itu, kursus bahasa Belanda untuk au pair tidak se-intensif di Belgia. Biaya kursusnya juga mahal dan hal ini cukup merugikan juga bagi au pair yang berkewajiban membayar sendiri.

5. Denmark

Salah satu negara populer di Eropa Utara yang sering jadi tujuan au pair dari Asia Tenggara, khususnya Filipina. Baca alasan saya di sini menobatkan Denmark sebagai negara terburuk untuk au pair.

Plus:
(+) Mereka yang memilih Denmark, biasanya lebih merujuk ke durasi masa kerja au pair yang bisa lebih dari 12 bulan.
(+) Negara aman dan tenang, minim kriminalitas.
(+) Banyaknya au pair asal Filipina yang bekerja disini, membuat kita bisa membangun komunitas dengan banyak au pair lainnya.

Minus:
(-) Siap-siap mengeluh di musim dingin, karena suhunya bisa mencapai -10 derajat Celcius.
(-) Biaya hidupnya yang lebih tinggi 30% dari negara-negara lain di Eropa Barat.
(-) Hati-hati dengan pola pikir keluarga Denmark yang "terlalu underestimate" dengan gadis dari Asia Tenggara. Wajar memang, mengingat banyaknya gadis muda dari Filipina yang tiap tahunnya selalu mencari kesempatan kerja jadi au pair dan cleaning lady. Ya, mirip-mirip kisah TKW dari Indonesia ke Hongkong atau Saudi Arabia.

6. Finlandia

Tertarik dengan negaranya Santa nan dingin?

Plus:
(+) Meskipun tidak masuk kawasan Skandinavia, Finlandia hampir mirip dengan negara-negara tetangganya. Alamnya masih pure dan alami, cocok untuk yang masih penasaran dengan Aurora Borealis.
(+) Walaupun di Finlandia sendiri tidak terlalu banyak orang asing, namun kabarnya orang Finlandia sendiri lebih laid-back dan cukup open. 

Minus:
(-) Uang bulanan yang cukup kecil.
(-) Meskipun tinggal di ibukotanya sendiri, Helsinki, suasana disini terbilang agak sepi dan tidak terlalu hiruk pikuk seperti banyak kota besar di Eropa Barat. Kehidupan cenderung lambat dan agak membosankan.
(-) Mesti menyertakan sertifikat keahlian bahasa Finlandia/Swedia sebelum mendaftar visa.

7. Jerman

Selain Belanda, negaranya para pakar IT berikut merupakan salah satu tujuan favorit au pair dari Indonesia.

Plus:
(+) Biaya hidupnya yang cenderung lebih rendah dari negara di Eropa Barat lainnya.
(+) Negaranya yang luas memberikan banyak kesempatan untuk yang suka eksplorasi.
(+) Seorang teman au pair mengatakan orang Jerman cukup terbuka, kadang pemalu, namun sangat bersahabat dengan orang asing.
(+) Peluang menemukan keluarga angkat cukup besar mengingat banyak keluarga disana yang butuh bantuan au pair.

Minus:
(-) Siap-siap mengantongi sertifikat bahasa Jerman minimal level dasar sebelum terbang kesini. Para keluarga angkat juga biasanya mencari au pair yang bisa menguasai bahasa mereka, di luar bahasa Inggris. Yang ingin kesini, sebaiknya persiapkan kemampuan bahasa Jerman lebih dulu dan ikut tes di Goethe Institute untuk mendapatkan sertifikat bahasa.
(-) Karena biaya hidupnya rendah, gaji yang didapat pun lebih rendah (sekitar €260-300/bulan). Makanya kalau ingin kesini, pola pikir kita harus diubah. Au pairing ke Jerman bukan untuk making money tapi lebih kepada belajar budaya dan bahasa.

8. Luksemburg

Pernah dengar negara kecil yang posisinya berdekatan dengan Belgia Selatan? Walaupun belum pernah mendengar kisah teman-teman au pair dari sana, negara yang terkenal dengan jembatannya yang indah ini juga bisa jadi pilihan. Namun sayangnya, keluarga yang butuh au pair juga tidak sebanyak negara Eropa Barat lainnya. Bahasa nasionalnya Perancis dan Jerman, tapi kita tidak memerlukan sertifikat bahasa sebelum keberangkatan. Gaji yang ditawarkan pun lebih besar dari negara Eropa lainnya.

9. Norwegia

Selain Denmark, salah satu tujuan au pair dari Asia Tenggara lainnya adalah Norwegia! Negara yang memiliki alam menakjubkan dan keren karena Fjord-nya, bisa dipertimbangkan meskipun usia kalian sudah di atas 26 tahun.

Plus:
(+) Selain regulasinya mengizinkan calon au pair di atas 26 tahun untuk mendaftar, durasi masa tinggal yang lebih dari 12 bulan cukup menguntungkan bagi au pair yang tidak ingin segera meninggalkan Eropa.
(+) Negaranya cukup kultural dan sangat cocok bagi yang suka nature.
(+) Tidak seperti negara-negara di Eropa Barat yang cenderung hiruk pikuk, di Norwegia kehidupan berjalan lebih tenang.

Minus:
(-) Masyarakat Norwegia yang saya dengar cenderung konservatif, tidak terlalu bersahabat dengan orang baru, dan tertutup.
(-) Negara yang berdekatan dengan kutub utara ini akan sangat bersalju dan suhunya bisa gila-gilaan di musim dingin. Yang tidak suka cuaca ekstrem, hal tersebut bisa menjadi masalah.
(-) Walaupun gaji yang ditawarkan sepertinya cukup besar, namun biaya hidupnya juga sangat tinggi dibandingkan wilayah Skandinavia lainnya.

10. Prancis

Pertama kali ingat Eropa, pikiran orang pasti langsung tertuju ke landmark-nya sendiri, Eiffel Tower. Negara romantis dan sangat hidup seperti Prancis memang jadi salah satu tujuan populer calon au pair.

Plus:
(+) Budaya, bahasa, makanan, apalagi yang tidak bisa kamu pelajari kalau kamu kesini? Semuanya! Mulai dari yang suka seni, fashion, ataupun masak, Prancis memang bisa tempat yang cocok untuk kalian eksplor.
(+) Dulunya ke Prancis mesti butuh sertifikat bahasa minimal level A1 dulu. Namun, regulasi yang sekarang sepertinya tidak lagi membebani calon au pair untuk menyertakan sertifikat bahasa. Lucky you!
(+) Sebut saja Paris yang paling populer dan romantis. Namun di luar kota megapolitan itu, banyak kota lainnya yang "ikutan" romantis dan cantik.

Minus:
(-) Wajib menyertakan sertifikat bahasa level A1/A2. Orang Prancis asli terkenal sangat bangga dan sombong dengan bahasa mereka. Bahkan bila dibandingkan dengan orang Kanada yang notabenenya juga memakai bahasa Prancis, orang Prancis asli cukup annoyed dengan orang asing yang bicara bahasa mereka dengan kurang fasih. Jangan pula kalian cukup bangga dengan bahasa Inggris yang sudah level advanced. Karena orang Prancis sendiri nyatanya sangat minim yang bisa berbahasa Inggris.

11. Swedia

Dibandingkan dua negara Skandinavia lainnya, saya lebih suka Swedia. Seperti dua negara lainnya, negara ini juga memperbolehkan au pair di atas usia 26 tahun.

Plus:
(+) Menurut saya, Swedia lebih "hidup" dan terbuka ketimbang negara Skandinavia lainnya. Imigran yang tinggal di negara ini pun lebih banyak, sehingga apresiasi terhadap orang asing juga lebih baik.
(+) Meskipun pajak di negara ini sama tingginya dengan Norwegia dan Denmark, namun biaya hidupnya cenderung lebih rendah se-Skandinavia.
(+) Sama seperti Norway yang punya alam yang masih asri, Swedia juga merupakan kota yang berwarna.

Minus:
(-) See its twins, Norway and Denmark! Saya rasa minus yang mereka punya hampir sama.
(-) Yang pernah jadi au pair sebelumnya di negara lain, sepertinya agak sulit mendapatkan work permit kesini.

Cek keahlian bahasa 

Menurut saya, calon au pair juga tidak bisa langsung asal memilih calon negara tujuan. Karena persiapan selanjutnya tentu saja adalah mengajukan aplikasi visa yang kadang banyak juga syaratnya. Contohnya seperti Jerman, Austria, atau Finlandia yang harus menyertakan sertifikat keahlian bahasa minimal level dasar saat mengajukan visa. Kalau memang ingin ke negara tersebut, sebaiknya persiapkan dulu kemampuan bahasa Jerman/Suomi dan mendaftarlah tes di institut terdaftar di Indonesia.

Bagi saya, mencari keluarga angkat juga harus lebih melihat potensi atau minat kita terhadap bahasa atau budaya mereka dulu.
1. Pergilah ke negara yang bahasanya sudah kamu kuasai sedikit dan berniat lanjut ke level atas.
2. Pergilah ke negara yang bahasanya memang kamu ingin pelajari.
3. Pergilah ke negara yang bahasanya mampu kamu pelajari.

Kenapa bahasa menjadi sangat penting? Karena memang yang ditekankan disini adalah komunikasi. Walaupun banyak keluarga yang bisa bahasa Inggris, namun sebaiknya au pair harus menguasai bahasa dasar negara tersebut dulu sebelum berangkat.

Pentingnya tahu sedikit bahasa akan membuat kita semakin percaya diri saat berkomunikasi dengan orang lokal dan anak-anak mereka. Terutama di Prancis atau Norwegia yang masyarakatnya cenderung tidak banyak yang bisa Bahasa Inggris. Saya rasa tidak ada ruginya juga belajar bahasa mereka sebagai modal sebelum keberangkatan. Yakinlah, walaupun tidak terlalu sempurna dalam mengucapkan kata-katanya, penduduk asli di negara tersebut pasti akan lebih menghargai kita.

Meskipun sebagai au pair saya diberikan kesempatan untuk travelling to Europe, tapi yang terpenting bagi saya adalah proses belajar selama menjadi au pair itu sendiri. Travelling sih dari Indonesia kemungkinan juga bisa. Tapi kesempatan untuk belajar bahasa gratis selama setahun, siapa yang tidak mau? Gunakan kesempatan ini untuk belajar bahasa (ataupun ilmu lainnya) langsung di negaranya!

Segera daftar dan buat profil semenarik mungkin

Untuk mendaftarkan diri jadi au pair sendiri ada banyak cara. Untuk yang tidak mau repot, bisa mendaftarkan diri ke agensi au pair yang ada di Indonesia maupun luar negeri. Ada agensi berbayar, ada juga yang gratis. Memang tidak ada jaminan 100% agensi mampu mempertemukan au pair dengan calon keluarga angkat, namun setidaknya agensi akan berusaha mencarikan keluarga dan bisa diupayakan jadi penengah jikalau au pair ada masalah nantinya.


Lalu selanjutnya adalah membuat profil sebaik mungkin. Menurut saya pribadi, tidak ada yang bisa menilai bagaimana gambaran profil yang sempurna dan yang tidak. Karena ada juga yang profilnya cantik sekali, tapi tetap saja keluarga angkat tidak tertarik.

Menurut saya, yang paling penting itu:

1. Jelaskan tujuan kita menjadi seorang au pair. Ingat ya, "menjadi seorang au pair"! Boleh saja menuliskan kita ingin jalan-jalan keluar negeri, tapi yang dilihat keluarga angkat sebenarnya lebih dari itu. Kalau memang tujuan kita ingin belajar bahasa mereka, ya jelaskanlah. Atau kita berniat belajar budayanya, jelaskan juga apa yang menarik dari budaya mereka. Lebih baik lagi kalau kita bisa sedikit menjelaskan dengan bahasa negara tersebut. Yang pastinya peluang mendapatkan keluarga angkat menjadi lebih besar.

2. Coba tuliskan juga beberapa pengalaman kita bekerja dengan anak kecil. Bekerja disini bisa jadi pengalaman merawat bayi, menjadi guru TK, mengasuh keponakan atau sepupu saat orang tuanya tidak di rumah, atau sempat mencoba kegiatan sosial lainnya. Hal ini akan sangat berguna bagi keluarga angkat untuk melihat pengalaman kita sebelumnya.

3. Bagi yang memang sudah pernah punya pengalaman sebelumnya, boleh juga membagikan kontak salah seorang referens yang bisa memberikan kita rekomendasi ke calon keluarga angkat. Biasanya hal ini juga akan memudahkan keluarga angkat mengenal calon au pair lebih jauh. Sebisa mungkin carilah referensi yang ada hubungannya dengan pengalaman kita, contohnya kepala sekolah tempat kita mengajar, orang tua yang anaknya pernah kita urus, ataupun kontak keluarga angkat lama (bagi yang pernah jadi au pair/babysitter sebelumnya).

4. Tuliskan hobi kita yang bisa diterapkan disana. Contohnya kita suka masak, menggambar, crafting, musik, ataupun olahraga lainnya yang bisa dilakukan bersama anak-anak mereka. Tapi hal ini juga jangan terlalu dibuat heboh ya, karena takutnya calon keluarga angkat malah berpikir kita bersedia melakukan apapun untuk mereka nantinya. Seperti kasus seorang au pair yang jago main piano, ujung-ujungnya disuruh jadi guru piano (tanpa dibayar) bagi anak yang diasuhnya.

5. Pakailah foto selfie terbaik kita sendirian dan bersama anak-anak. Foto sendirian untuk menunjukkan "siapa kita" dan foto bersama anak-anak untuk menunjukkan "bagaimana kita". Fotonya pun cukup yang natural dan tidak perlu terlalu dibuat-buat. Yang penting foto tersebut menunjukkan pribadi kita sebenarnya.

Setelah semuanya siap, silakan menunggu konfirmasi dari agensi apakah ada keluarga yang tertarik dengan kita atau masih harus menunggu lama lagi. Bisa juga kita mencoba mendaftar ke situs-situs pencarian au pair dan berusaha mencari keluarga sendiri disana. Mencari keluarga angkat tanpa bantuan agensi cukup sulit juga. Yang pertama, kita harus memperkenalkan diri sendiri, mengurus visa sendiri, dan kalaupun ada masalah, ya dihadapi sendirian dulu. Namun perlu diingat juga, mendaftar ke beberapa situs bisa juga lebih sulit karena saingannya banyak. Jadi, siap-siap berusaha memenangkan hati para keluarga ya!


Komentar

  1. Hallo. Boleh kenalan nggk mbak? Soalnya Saya agak tertarik sama au pair nih, mau tanya tanya tapi bingung mau tanya siapa. ditunggu jawabannya di email saya diniaulia84@gmail.com terima kasih ::)

    BalasHapus
  2. Hallo malam mbak Nin,
    Maaf sebelumnya ganggu.
    Aku interest become aupair. Udah join as member di aupairworld.com dan udah dpt response positif jg sih dari beberapa host family. Nah mentok di masalah visa. Aku sih jujur ya blank soal visa loh. Dan kok kebanyakan dari host family nanya ya soal ticket flight, visa, apa dari aku smua yg in charge? Karena aku baca2 ya itu smua di tanggung host familynya. Sorry ya mbak Nin mungkin aku bisa minta no nya untuk aku contact. I need some advice from the pro. Cause i'm really newbie on this.
    Thank you so much,

    Sintia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Sintia, terima kasih sudah mampir ke blog aku ya :)

      Untuk visa dan tiket pesawat, sekali lagi itu bergantung dengan kesepakatan kamu dan host family. Gak ada aturan resmi yang mewajibkan hf membayar visa dan tiket untuk au pair. TAPI negara Skandinavia seperti Denmark atau Norwegia memang mewajibkan hf menanggung tiket PP untuk au pair. Di Belgia, Perancis, atau Belanda sendiri biasanya hf bersedia menanggung tiket full atau setengahnya.

      Untuk visa, 90% hf memang tidak mau menanggung karena hal ini kewajiban si calon au pair. Tapi ada juga beberapa hf yang mau menanggung semua2nya, tapi ya itu, gak enaknya mereka suka mikir too much pay, so you have to work more.

      Kalo ada yg masih mau ditanyain, kamu email aku ke:
      h.atmaningtyas@gmail.com

      Hapus
  3. Halo Mbak Nin,
    Infonya luar biasa nih..apalagi ada penjelasan tentang plus minus masing2 negara.
    Saya mau share nih, awal tahun ini saya sempat dapat tawaran untuk jadi au pair di Belanda. Saya sudah klik dengan host familynya dan tinggal urus dokumen yg di Indonesia. Namun, saya terkendala salah satu syarat dokumen yaitu Salinan Lengkap Akta Lahir. Saya ingin tanya, apakah tidak bisa kalau pakai Kutipan Akta lahir yang kita miliki dari dulu ya? Terima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Priscilla, makasih ya sudah mampir ke blog ini :)
      Untuk syarat2 itu sendiri, sebaiknya kamu tanyakan langsung ke kedutaan besar Belandanya. Saya gak pernah au pairing ke Belanda, jadi kurang begitu familiar. Setau saya, untuk salinan lengkap akta bisa kamu dapatkan di kecamatan tempat kamu lahir (kalo gak salah ya). Sukses ya! ;)

      Nin

      Hapus
  4. Halo Kak Nin, mau tanya nih kalo Kak Nin dulu jarak waktu antara daftar (pertama pasang profil) sampe dapet hostfam berapa lama ya? Terima kasih. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi SINTESA.. Makasih ya udah mampir dan komen :)

      Aku dulu pasang profil bulan Mei, terus baru dapet banget hf bulan September. Soalnya kan dulu aku gak ada pengalaman au pair sama sekali, terus juga mungkin nulis profilnya terlalu kaku, jadi rada susah luck-nya kemaren.

      Hapus
  5. Hi kak nin, manfaat banget infonya. Mau tanya nih, agensi aupair yg credibel ap yah? :-) makasiih

    BalasHapus
  6. Terus itu setelah September dapet hfnya berangkatnya kapan ya Kak? Pengurusan visa berapa lama? Thanks.

    BalasHapus
  7. hi kak, blognya keren, infonya lengkap btw sudah bbrp bulan ini aku join ke aupairworld.com dan udh dapet respon positif juga tapi ada bbrp hostfam yang bikin ragu.
    mau minta advice kakak nih, gimana cara tau hostfam yg mau angkat kita jadi aupair itu real hostfam not fake, makasih ya kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haloo.. Makasih ya udah mampir dan kasih komen di blog ini :)

      Sebenernya rata2 profil hf di Aupair World itu asli kok. Kalopun gak asli, biasanya langsung di-screening sama staf APW-nya sendiri. Setau saya, keluarga dari Eropa kebanyakan emang "asli". Biasanya yg kebanyakan palsu itu akun2 hf dari Amrik yang tetiba ngasih email dan menjanjikan ini itu. Baiknya kamu ajak ngobrol aja dulu beberapa hf yang mulai tertarik. Dari sana biasanya bakalan ketawan apa mereka beneran serius cari au pair atau gak.

      Sukses ya pencariannya! ;)

      Hapus
  8. halo kak nin.
    saya sudah daftar jadi au pair, dan sudah bbrapa negara juga positive reply dengan saya.
    saya ingin banyak tanya nih dgn kakak nin, boleh minta wanya atau email, supaya bisa ngobrol enak. trima kasih ya sebelumnya

    BalasHapus
  9. hallo kak nin, kak nin saya tertarik nih buat ikut aupair kak da ada facebook ga ?

    BalasHapus
  10. Hai mba nin blog kamu sangat berguna sekali dan lengkap. Blog ini juga berperan dan membuat saya sampai disini (Norway) semoga kita bisa ketemu ya mba :) sukses selalu utk mba.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Vidya..

      Makasih ya udah mampir ke blog dan kasih komen. Seneng banget bisa kasih informasi dan menginspirasi orang :)
      Kamu tinggal dimana Norway-nya? Kalo ada kesempatan, maen2 ya ke Denmark. Semoga ntar ketemu juga di Norwegia.

      Hapus
    2. Hihi... Aku skrg udh di Indo lg hehe. Sekarang mba lg dimana? Mba nin mau tanya lg dong emang susah ya klo jd aupair di Sweden klo kita sebelumnya udh pernah jd aupair di negara lain?

      Aku lg apply visa aupair Sweden nih udh sebulan. Rabu lalu abis foto sm fingerprint di embassy.

      Ada yg pernah punya pengalaman ditolak ga sih sebelumnya? Mohon pencerahan darimu mba cantik God bless you and your blog :)

      Hapus
    3. Haha! Udah balik ke Indo aja ternyata? ;p
      Aku di Oslo sekarang.

      Sebetulnya yang memutuskan granted/gak-nya ya balik lagi ke imigrasi di Swedia. Kalo kamu udah pernah jadi au pair sebelumnya, bukan berarti langsung ditolak. Tapi bakalan ada pertimbangan dari pihak imigrasi dan mengurangi kesempatan kamu. Gitu.

      Sukses ya semua2nya. Semoga bisa tembus ke Swedia, soalnya nunggu decisionnya aja lama banget kan ya, 3-7 bulan. Huhu.

      Untuk sekarang, aku belom pernah denger cerita tentang au pair Indonesia yang visanya ditolak. Pernah dari Filipina, tapi aku gak tau kasusnya gimana :/

      Hapus
    4. Iya lumayan satu setengah tahun di Indo Puas2in makan disini hehehe. Wiiiiiiyyyy kamu di Oslo skrg? Kapan2 meet up yuk kalo ku udah disana. Btw temenku jg ada yg di Oslo aupair juga hehehe..

      Oh gituuuu Hhhhhmmm nih barusan dpt email dari Sweden katanya "Your case has now been settled" yg bukan berarti visa ku diterima. Bisa aja ditolak.

      Waktu apply visa di Norway jg gitu aku ditolak hehehe tp bisa ngajuin banding sih.

      Aaaaaak kangen Norway. Dua tahun disana ngeliat aurora secuil doang bener2 sia2 hehehe tp kali ini harus ngeliat yg bener2 full!

      Aktivitas kamu skrg apa btw?

      Hapus
    5. Satu setengah tahun balik ke Indo, lalu memutuskan jadi au pair lagi, gimana ceritanya nih? :p
      Iya siap. Aku masih lama kok disini. Cuma karena hf ini banyak banget rumahnya, jadi rada jarang di Oslo. Temen kamu siapa namanya? :)

      Aha! Baru apply kan ya? Ayoo.. sabar ya nungguin decisionnya. Semoga semua2nya lancar dan balik lagi ke EU. Ntar Swedianya sebelah mana nih?

      Lha, ditolak? Kenapa bisa? :O

      Kangen Norwe? Haha! Kangen alamnya ya? ;p

      Aktifitas aku masih gini2 aja. Nemenin hf travelling sekalian ngintil ngeliat tempat2 non-mainstream di penjuru Eropa. Lumayan lah ya ~

      Hapus
    6. aku jd aupair lg karna nerusin temen aku hehehe soalnya dia mau lanjut jd aupair di Belanda. ya ampun kamu udh brp lama di yurop? temen aku namanya suci trus yg baru balik ke indo dari oslo namanya fatimah. enak yak di oslo mau ke kbri deket klo ada acara apa2

      nihhhh aku baru balik dari embassy dan bener aja dong visaku ditolak :') tp masih bisa ngajuin banding sih. alasan ditolak karna budaya norway dan sweden sama jd gak perlu belajar lg hahaha ini antara stress gak stress nih haduuh. nah skrg aku mau bikin surat banding kira2 gimana ya nulisnya? kamu ada ide ga kira2?

      kangen alamnyaaa dan i feel so lucky bgt bisa stay di Bergen which is buagus buanget walaupun ujan mulu hehehe.

      Hapus
    7. Ahh kalo Fatimah aku udah tau sejak aku di Denmark sih ;) Tapi sempet ketemu juga pas di Oslo kemaren sama mereka berdua.

      Lhaaa... visa Swedia ternyata? Aku kira Norwegia kemaren. Kamu kemaren sempet notice gak kalo di web imigrasi Swedia emang udah dijelasin, kalo pernah jadi au pair di negara lain sebelumnya, kesempatan kita dapet work permit makin kecil. Makanya yang ke Swedia rata2 emang jadi pengalaman pertama :/

      Yaahh.. kalo alasannya udah menyangkut budaya yang sama sih menurut aku make sense ya. Sekarang tergantung kamunya menggali ide banding gimana. Aku belum pernah bantuin temen ngajuin banding soalnya. Pernah, tapi dia gak terima saran, jadinya ya tetep ditolak :D

      Hapus
    8. Wah sempitnya dunia hahaha... Skrg mah fatimeh di Indo mau nikah dia hehehe..

      Oh iya kah begitu tulisannya di web imigrasi Swedia?? Haduuuh skrg baru stress total nih Aaaaaak

      Kalo budaya kan emg sama ya, tp klo bahasa kan beda dikit. Selain masalah bahasa, apalagi ya yg kira2 bisa menguatkan banding aku Hhhmm lg mikir keras nih. Doakan yaa

      Hapus
    9. Sebenernya bukan dunianya yang sempit, Vid. Tapi emang di Skandinavia, au pair Indo masih dikit. Makanya lingkup sosialnya orang2 itu aja ;p

      Iyes! Udah jelas banget di web-nya ditulis gitu. Kayaknya bahasa Skandinavia mirip2 semua deh. Eropa Utara juga budayanya gitu2 aja, mirip2 banget. Ayookk.. sukses ya ngajuin bandingnya. I have no idea banget untuk sekarang soalnya. Kamu harus cari ide yang sebanding dengan "budaya yang mirip" itu. Soalnya emang alasan mereka nolak kuat banget sih :/

      Hapus
    10. hahaha bener banget tp aku sih enakan kaya gitu, org nya dikit jd solid nya lebih berasa gitu hehehe...

      nih aku abis ngecek katanya utk apply preferably kirim dokumen asli untuk memperkuat banding. ini sebuah kewajiban apa ngga ya? hhhmm... ini masalahnya apply visa sweden itu gak lewat vfs sih, padahal enak bgt kalo lewat VFS global bener2 mempermudah jd gak harus kirim dokumen ke sweden lewat pos.

      yaudah jadikan hikmah,sebagai org yg sedang ditolak visanya dan lg mengajukan banding semoga bisa menjadi pelajaran dan pengetahuan baru buat calon aupair di luar sana. biar aku saja yg merasakan, kalian jangan :')

      Hapus
    11. Hmm.. Sebetulnya belom tentu. Banyak juga kok sesama au pair Indo yang clash dan gak cocokan. Makanya kalo bisa kurangi bergaul sesama orang Indo kalo emang gak cocok ditemenin ;D

      Dokumen asli? Apa berpengaruh? Tapi alasan banding mu apa? Bukti untuk memperkuat agar imigrasi bisa mempertimbangkan kasus kamu gimana?

      Worst case-nya gimana nih, apa tetep mau lanjut ke Swedia? Jadi pelajaran aja semoga yang lainnya juga lebih lucky dan prefer Swedia jadi negara pertama aja. Sedih juga kalo harus banding gini sih jadinya ya :<

      Cheers, Vidya!

      Hapus
  11. Hai mba, mau nanya gimana kita bisa ketrima di au pair. Aku nyoba daftar tapi aplikasiku di tolak, mohon wejangannya :)

    BalasHapus
  12. Hi mbak Nin,
    Tanya dong kalo au pair di Belanda bisa main ke UK ngga?
    Makasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa dong. Tapi mesti bikin visa baru dan sayangnya mahal & gak gampang :(

      Hapus
  13. Hi mba Nin, thank you banget buat tulisannya.

    Menurut mba nin sendiri pengalaman yang paling asik dinegara mana? Terus adakah X hf mba nin yang butuh next AuPair? Trims.

    BalasHapus
  14. Wah, terima kasih sudah berbagi pengetahuan dan pengalamannya, sangat membantu.

    Saya kebetulan sudah bertemu dengan satu keluarga angkat dari Australia yang kebetulan cocok. Tapi seperti yang Mbak Nin bilang, ke Australia rasanya sama saja seperti ke Bali.

    Tapi keluarganya cukup baik, anaknya juga sudah klop sama saya, dan tidak perlu melakukan pekerjaan rumah mengingat mereka memiliki seorang pembantu rumah tangga, jadi tugas saya adalah menemani si anak yang aktifitasnya 'seacak-abrul' dari A-Z. Yah, cuman nyetir ke mana-mana (begitu ceritanya). Mereka juga tanggung tiket, visa juga.

    Nah saya ada, melihat tentang 'uang simpanan 5000 AUD' itu Mbak, itu memang nya tidak bisa di ganti dengan 'surat jaminan' dari host family?

    Maaf panjang supaya enggak janggal aja pertanyaannya. he he

    Vita

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi Vita,

      makasih ya udah ninggalin komen. Saya dulu juga sempet deal sama satu hf di Aussie, tapi karena uang jaminan itu, akhirnya saya lepasin aja mereka. Soal uang jaminan itu sendiri, gak bisa lewat support siapa pun. Mesti bener2 keliatan dari tabungan kamu selama 3 bulan. Ada trik dari banyak orang, pinjam dulu duit tetangga/keluarga kanan kiri, terus diendapin selama 3 bulan demi bukti doang. Semoga membantu ya :)

      Sukses!

      Hapus
    2. Aduh ini teh. Kayak nya fixed di lepas juga nih kalau hf saya ini enggak bersedia 'meminjamkan' dulu yang saya yakin mereka tidak. *rolling eyes*

      Sekarang masih au pair Mbak Nin? Untuk yang hanya modal fluent English (dan enggak se-ribet visa Aussie tetunya) kira-kira rekomendasi Mbak Nin ke negara mana ya? *ngebet banget pengen jadi au pair* ha ha

      Ada grup para senior au pair enggak Mbak? Bisa masukin saya? *melas* Kali aja mereka ada yang bisa rekomendasiin atau Mbak Nin sendiri? *ujung-ujungnya*

      Yeah, sekali lagi terimakasih^^

      Hapus
    3. Coba cek lagi deh daftar negara2 yang sudah saya tulis di atas. Sejauh ini, di Eropa sendiri, cuma Prancis, Jerman, dan Austria (kalo gak salah Finlandia juga) yang mengharuskan ikut menyertakan sertifikat bahasa asing. Selebihnya, tergantung luck kamu dapet hf-nya dimana :)

      Hapus
  15. Halo mbak Nin :) aku pengen banget nih jadi au pair, udah daftar juga di aupairworld, tapi pada di negative reply semua. Haha apa mungkin karena aku berjilbab ya mbak? Aku juga baru belajar bahasa jerman buat jaga2 aja sih. Mau tanya nih, mbak Nin dulu awalnya cari hostfam dulu atau ngurus syarat2nya dulu? Terus gimana ya biar bisa dapet hostfam?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi Oka..

      Sebenernya soal tolak-menolak ini bukan cuma yang berjilbab aja kok. Emang bener-bener tergantung luck dan maunya si hf nge-hire au pair kayak gimana. Temen saya di Swedia, berjilbab, 3 minggu langsung dapet hf kok. So, tetep semangat nyari hf terus ya ;)

      Hapus
  16. Hi kak nin, aku mau tanya, kalau kita regis di APW tp tiba tiba kita ada panggilan kerja atau diterima kerja disini padahal ada HF yg minat itu kita harus bagaimana ya?

    Tak!

    Eno

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Eno..

      Tergantung kamunya mau gimana, keputusan semuanya ada di tangan kamu :)
      Kalo kerjaan di Indonesia cocok, ya gak usah jadi au pair. Tapi kalo pengen dapet pengalaman lebih di masa muda, at least you have to try being an au pair for one year.

      Hapus
  17. Hello
    Aku tanya apa benar kalau mau jadi au pair di perancis tidak perlu pakai sertifikat delf. Soalnya sekarang sudah ada keluarga yang tertarik dan serius mau aku jadi au pair mereka, tapi aku belum punya sertifikat delf.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo..

      Untuk info selengkapnya, bisa kamu tanyakan langsung ke Kedubes Prancis di Jakarta. Tahun lalu, saya minta informasi dari Kedubes Prancis di Belgia. Mereka bilang, gak perlu sertifikat lagi ASAL bisa menyerahkan bukti kalo dulu kamu pernah ikut kelas bahasa Prancis (kursus/mata pelajaran) di kelas :)

      Hapus
  18. Hallo mba nin,
    Terimakasih tulisannya cukup menghilangkan kegalauanku hehehe
    Sekarang kan aku lagi aupair di jerman mba dg tujuan belajar bahasa jerman, dan rencana mau aupair lagi, tapi dg tujuan mau nabung biar bisa lanjutin sekolah, boleh minta sarannya dri negara2 tsb mana ya mba yg paling cucok buat making money? Apakah belgia mba? Thanks

    BalasHapus
  19. Hallo mbk nin

    Aku mw tny ada kenalan au pair yg ke Italia ga? Persyaratan visa na apa aja ya? Krn ada hf yg tertarik sama aku. Dia mw daftrin kursus gtu di public course disana. Mohon pencerahan na mbk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo..

      Yang saya tahu, pemegang paspor Indonesia gak bisa mengajukan visa au pair ke Italia :)

      Hapus
  20. Hai mba Nin,

    Wahhhh ceritanya komplit bgt (lgsg atur profile yg jujur dan oke di APW) hehehe

    Butuh waktu dan kesabaran tingkat tinggi ya kyknya untuk bs jd Au Pair seusai impian

    Aku cm mau tnya utk visa pengajuannya harus visa Au Pair ya? Klo visa turis aja bs? Krn aku punya visa schengen ,atau kira2 krn aku pernah punya visa turis schengen bs jd refrensi pas aku ngajuin visa au pair y?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Gabriela,

      Untuk visa au pair sendiri, nantinya kamu harus apply untuk visa jangka panjang (tipe D). Terus, karena visa jangka panjang ini udah disponsorin (pihak keluarga angkat), jadi ada atau idak adanya referensi visa Schengen sebelumnya, gak akan jadi masalah :)

      Sukses ya!

      Hapus
  21. Halo mba nin

    Terima kasih untuk tulisannya yang oke banget!
    Aku mau tanya mba nin mendaftar di website mana saja ya? Karena sepertinya banyak sekali website untuk au pair...
    Dan apa bisa menjadi au pair di swiss? Karena saya ingin ke belgia, tetapi juga tertarik ke swiss.

    Terima kasih banyak! :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo..

      Yang saya tau, untuk situs au pair yang paling recommended itu AuPair World, Energy Au Pair (khusus negara Skandinavia), Scandinavian Au Pair (khusus Swedia & Norwegia), atau AuPair Support Belgium (khusus BE).

      Dari tahun 2014, au pair non-EU sudah di-stop sama pemerintah Swiss. Soalnya mereka mau menghentikan banyaknya cewek2 non-EU yang ke Swiss cuma buat kerja, bukan lagi "ajang" pertukaran budaya :)

      Semoga membantu ya.

      Hapus
  22. halo mba terimakasih sudah menuis dan share banyk pengalaman mba, saya sedang berada dalam step tertarik menjadi aupair sampai baca blog mba jantung deg deg an, tp saya belum berani untuk next step mendafar karena saya akui saya masih lemah dari bahasa, menurut mba apa saya belajar bahasa dulu baru mendaftar atau bagaimana? terimakasih mba saya jadi open mind dan baru mau mulai cari keberanian.

    BalasHapus
  23. Halo mbak, nice info & blog :)

    Saya ingin bertanya, untuk agen au pair sendiri di jakarta, bisa minta tolong direkomendasikan? Terima kasih.

    BalasHapus
  24. Hai .. Ka nin mau tanya klo kita cari keluarga angkat untuk bantuin kita cari kuliah atau beasiswa bisa gk ya makasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo kamu emang niat lanjut kuliah dan beasiswa di Eropa, kenapa gak kamu riset dulu? kan sekarang di internet informasi lebih luas nih :>

      Hapus
  25. ka, aku boleh tau grup yang di facebook itu ka? makasih :)

    BalasHapus
  26. Halo mba nin salam kenal mau tanya, saya mulai joint aupair januari di aupair word. Ada yg reply positve di bulan ini, kalau usianya lebih dari batas maksimal yg di tetapkan di negara belgium itu boleh gk? denger2 max 26.

    BalasHapus
  27. Hai nin mau tanya sebelumnya salam kenal. Belgium kan kalau tidak salah batas maximal usia apuair 26. Sedang saya ada yg postive reply dari negara belgium, apa boleh nin?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gak boleh :)
      Persyaratan harus bener2 dipenuhi. Kalo gak, yang ada permohonan aplikasi kamu ditolak.

      Hapus
  28. hallo mba Nin, aku mau ikut au pair yg diperancis. skrg lagi ngurus dokumen2nya, tapi ada beberapa dokumen yang aku gak ngerti. kan aku lihat di syarat permohonan long term visa harus ada bukti pembayran CEF apakah calon au pair juga butuh itu? terus sama asuransi perjalanan. itu aku bisa beli di travel agent atau gimana ya mba? makasih banyak mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kamu coba buka tautan yang ini:
      https://fr.tlscontact.com/id/JKT/page.php?pid=Aupair_more90

      Gak ada syarat pembayaran apapun selain bayar aplikasi long term visa sendiri. Aku gak liat ada pembayaran CEF disana.

      Soal asuransi, itu bukan asuransi perjalanan ya tapi asuransi kesehatan yang berlaku selama 3 bulan pertama kamu di Prancis. Asuransinya harus menutupi semua biaya medis & bisa di-klaim di Prancis. Jangan beli asuransi yang buat traveller (!!!!). Mesti asuransi kesehatan buat medical coverage. Tapi kalo calon hf kamu bersedia ngebayarin asuransi, kamu gak perlu beli lagi. Minta aja sama mereka salinannya.

      Good luck! :)

      Hapus
  29. Hallo kak, Aku mau tau persoalan au pair ke UK dong kak. Sebenernya UK itu bisa au pair gak kak ? Dan Kalo mau au pair UK itu harus pake visa apa ya ? Karna Kan visa au pair UK itu gak ada kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Sheila,

      Seperti yang kamu udah tau, “visa au pair UK untuk orang Indonesia itu gak ada”. Titik.

      Kalo pun kamu pengen banget mau kesana, ya jalan satu2nya mesti pake visa student. Tapi ini jalurnya jadi mesti studi ya, pake lampiran rekening tabungan & LoA dari kampus.

      Hapus
  30. Halo kak.. aku baca di comment diatas kita ga bisa ngajuin au pair ke Italy. Itu kenapa ya? Kalo misalkan ada yg nawarin cuma 3 bulan aja disana pake visa turis aja bisa ga ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Dea,

      Pemegang paspor Indonesia emang gak bisa jadi au pair ke Italia karena gak berkualifikasi. Jadi kalo pun kamu mau kesana pake visa turis 3 bulan, ya silakan aja. Tapi jatuhnya “ilegal”, karena kamu kesana jadi turis, lalu ujung2nya kerja :)

      Hapus
  31. Halo kak salam kenal.

    Sulit banget yaa cari HF, ada yg cuma read, banyak yg negative reply, ada yg positive reply tapi jawaban nya gantung. Dia gak bilang nerima dan juga gak nolak. Jadi bingung hehe *curhat*

    Kak aku mau tanya, kalo au pair di Jerman asuransi diurus sama HF pas kita udah di sana? Terus pesawat yg recomended buat ke Jerman pake maskapai apa ya? Yg gak murah2 banget dan juga nggak mahal? Hehe Makasih sebelumnya kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cari hf = cari kerja. It won’t be easy, you know ;) semangat terus ya!

      Asuransi diurus pas kita masih di Indonesia. Tapi ada juga hf yang baru beliin asuransi pas kita udah sampe negara tujuan. Aku gak tau soal Jerman gimana. Kalo asuransi mesti jadi syarat visa, udah dibeliin sebelom apply visa harusnya.

      Cari info tiket pesawat bisa lewat Skyscanner atau Momondo. Bisa juga cek STA Travel, biasanya ada diskon pelajar.

      Hapus
  32. Blog ini sangat membantu sekali. Terimakasih kak nin. Jadi makin semangat belajar bahasa

    BalasHapus
  33. hi kak nin.
    excited banget baca kisah" kak nin selama jadi aupair & skg bisa kuliah d norway.

    aku 2020 baru mau jadi aupair, telat kali ya :-(
    yang penting niat dan tekad.

    sbg pemula kak, aku mau tanya.
    Negara mana ya yg cocok unt aupair pemula sprti aku(Usia skg 27 tahun).
    Ditunggu reply nya,thank kak. :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Telat sebetulnya enggak juga. Tapi emang, kesempatan kamu untuk menjelajah banyak negara rada sempit.

      Negara2 di Skandinavia masih buka sampe 29th, Prancis, Belanda, Finlandia & Swedia sampe usia 30th.

      Good luck! :)

      Hapus
  34. Blog nya kak nin menarik banget buat yg ingin jadi aupair.
    Aku nyari hf dri januari 2020, dan sempet ikut agency juga, tpi karena covid jadi challenge bgt buat dapet hf.
    Akhirnya di bulan juni 2020 aku memutuskn buat cari hf sendiri.
    Dan aku daper hf dri belanda.
    Kita sudah match dan tinggal nunggu agency dari belanda.
    Kebanyakan agency blum bisa urus aupair NonEU.
    Dan itu bikin Sedih banget.
    aku dan hf sudah email banyak agency di belanda tpi blum ada jawaban..
    Doakan aku ya kak nin, biar segera dapat agenncy dan bisa bantu ngurus visa nya.

    Thanks kak nin :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Good luck ya buat kamu! :) Semoga bisa cepet dapet agensi dan ngurusin keberangkatan kamu di Belanda.

      Tapi lagi Korona gini emang rada gak enak jadi au pair. Gak bisa kemana2 juga karena mau jalan2 ke luar negara pasti masih takut2 karena takutnya mesti dikarantina lalala.

      But yes, GOOD LUCK!!

      Hapus
  35. Halo ka.. aku mau tanya nih.


    aku kan baru daftar di aupair.com dan setelah liat" ada beberapa hf yang aku pengen kerja sama mereka gitu ka. apakah fine" aja kalau kita yg menawarkan diri ? dan harus mulai gimana ya ngomongnya ke dia.

    terima kasih ka

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang harusnya kita yang aktif ngobrol :)
      Kalo memang tertarik, ya langsung aja kirim pesan. Nyari host family tuh ampir sama kayak nyari kerja. Harus kita yang apply ke perusahaan tersebut, biar perusahaannya juga tau kalo kita tertarik kerja sama mereka.

      Good luck ya!

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bule Ketemu Online, Bisakah Serius?

( PERHATIAN!!! SAYA BANYAK SEKALI MENERIMA TESTIMONIALS SOAL COWOK-COWOK DARI INGGRIS YANG MEMINTA ALAMAT SI CEWEK YANG DIKENAL VIA ONLINE. FYI , HAMPIR SEMUA MODUS PENIPUAN SEPERTI INI BERASAL DARI INGGRIS DAN AMERIKA! JANGAN PERNAH TERTIPU KEMASAN KULIT PUTIHNYA, KARENA BISA JADI YANG KALIAN AJAK CHATTING -AN ATAU VIDEO CALL -AN ITU ADALAH PENIPU !! JANGAN PERNAH BERI DATA DIRI SEPERTI NAMA LENGKAP, ALAMAT, SERTA NOMOR IDENTITAS ATAU KARTU KREDIT KE ORANG-ORANG ASING LEWAT DUNIA DIGITAL! BE SMART, BE AWARE, AND PLEASE JANGAN DULU BAPERAN KALO ADA YANG MENGAJAK NIKAH PADAHAL BARU SEMINGGU KENAL!!!) Selain berniat jadi au pair, ternyata blog saya banyak dikunjungi oleh cewek-cewek Indonesia yang ingin pacaran atau sedang dekat dengan bule. Gara-gara tulisan tentang cowok Eropa dan cowok Skandinavia , banyak pembaca blog yang mengirim surel ke saya dan curhat masalah cintanya dengan si bule. Aduh, padahal saya jauh dari kata "ahli" masalah cinta-cintaan. Saya sebetu

Mempelajari Karakter Para Cowok di Tiap Bagian Eropa

*I talk a lot about European boys in this blog, but seriously, this is always the hottest topic for girls! ;) Oke, salahkan pengalaman saya yang jadi serial dater  selama tinggal di Eropa. Tapi gara-gara pengalaman ini, saya juga bisa bertemu banyak orang baru sekalian mempelajari karakter mereka. Cowok-cowok yang saya temui ini juga tidak semuanya saya kencani. Beberapa dari mereka saya kenal saat workshop, festival, ataupun dari teman. Beruntung sekali, banyak juga teman-teman cewek yang mau menceritakan pengalamannya saat berkencan dari cowok ini, cowok itu, and all of them have wrapped up neatly in my head! Secara umum, tulisan yang saya ceritakan disini murni hasil pengalaman pribadi, pengalaman teman, ataupun si cowok yang menilai bangsanya secara langsung. Letak geografis Eropanya mungkin sedikit rancu, tapi saya mengelompokkan mereka berdasarkan jarak negara dan karakter yang saling berdekatan. Kita semua benci stereotipe, tapi walau bagaimana pun kita tetaplah bagi

7 Kebiasaan Makan Keluarga Eropa

Tiga tahun tinggal di Eropa dengan keluarga angkat, saya jadi paham bagaimana elegan dan intimnya cara makan mereka. Bagi para keluarga ini, meja makan tidak hanya tempat untuk menyantap makanan, tapi juga ajang bertukar informasi para anggota keluarga dan pembelajaran bagi anak-anak mereka. Selain table manner , orang Eropa juga sangat perhatian terhadap nilai gizi yang terkandung di suatu makanan hingga hanya makan makanan berkualitas tinggi. Berbeda dengan orang Indonesia yang menjadikan meja makan hanya sebagai tempat menaruh makanan, membuka tudung saji saat akan disantap, lalu pergi ke ruang nonton sambil makan. Selama tinggal dengan banyak macam keluarga angkat, tidak hanya nilai gizi yang saya pelajari dari mereka, tapi juga kebiasaan makan orang Eropa yang sebenarnya sangat sederhana dan tidak berlebihan. Dari kebiasaan makan mereka ini juga, saya bisa menyimpulkan mengapa orang-orang di benua ini awet tua alias tetap sehat menginjak usia di atas 70-an. Kuncinya, pola

Guide Untuk Para Calon Au Pair

Kepada para pembaca blog saya yang tertarik menjadi au pair, terima kasih! Karena banyaknya surel dan pertanyaan tentang au pair, saya merasa perlu membuat satu postingan lain demi menjawab rasa penasaran pembaca. Mungkin juga kalian tertarik untuk membaca hal-hal yang harus diketahui sebelum memutuskan jadi au pair  ataupun tips seputar au pair ? Atau mungkin juga merasa tertantang untuk jadi au pair di usia 20an, baca juga cerita saya disini . Saya tidak akan membahas apa itu au pair ataupun tugas-tugasnya, karena yang membaca postingan ini saya percaya sudah berminat menjadi au pair dan minimal tahu sedikit. Meskipun sudah ada minat keluar negeri dan menjadi au pair, banyak juga yang masih bingung harus mulai dari mana. Ada juga pertanyaan apakah mesti pakai agen atau tidak, hingga pertanyaan soal negara mana saja yang memungkinkan peluang kerja atau kuliah setelah masa au pair selesai. Oke, tenang! Saya mencoba menjabarkan lagi hal yang saya tahu demi menjawab rasa penasar

First Time Au Pair, Ke Negara Mana?

Saya ingat betul ketika pertama kali membuat profil di Aupair World, saya begitu excited memilih banyak negara yang dituju tanpa pikir panjang. Tujuan utama saya saat itu adalah Selandia Baru, salah satu negara impian untuk bisa tinggal. Beberapa pesan pun saya kirimkan ke host family di Selandia Baru karena siapa tahu mimpi saya untuk bisa tinggal disana sebentar lagi terwujud. Sangat sedikit  host family dari sana saat itu, jadi saya kirimkan saja aplikasi ke semua profil keluarga yang ada. Sayangnya, semua menolak tanpa alasan. Hingga suatu hari, saya menerima penolakan dari salah satu keluarga yang mengatakan kalau orang Indonesia tidak bisa jadi au pair ke Selandia Baru. Duhh! Dari sana akhirnya saya lebih teliti lagi membaca satu per satu regulasi negara yang memungkinkan bagi pemegang paspor Indonesia. Sebelum memutuskan memilih negara tujuan, berikut adalah daftar negara yang menerima au pair dari Indonesia; Australia (lewat Working Holiday Visa ) Austria Amerika