Langsung ke konten utama

Mencicipi Kangguru dan Buaya di Banksia Food & Beer

Tahun lalu saya berkesempatan fine dining dengan para member InterNations yang tergabung di grup Girls Night Out. InterNations sendiri adalah wadah perkumpulan ekspatriat di negara tertentu yang sering mengadakan event seru setiap minggunya. Sila coba saja daftar menjadi member mereka untuk update event terbaru sekalian bertemu dengan para global minded lain.

Saya sendiri sebenarnya kebagian informasi bukan melalui akun InterNations, tapi Meetup. Julia, host acara yang terkenal quirky dan easygoing, mengundang 6-8 cewek di sekitar area Kopenhagen untuk makan malam sekalian nonton bareng film di bioskop setelahnya. 

Restoran yang dipilih pun berada di Indre By atau downtown-nya Kopenhagen. Karena sedang ada promo di Sweetdeal, Julia hanya menekankan kepada para undangan untuk hanya membayar 290 DKK termasuk tiket nonton dan 3-course menu makanan Australia di Banksia Food and Beer. Sounds very enticing!

Iseng-iseng mengecek situsnya, Banksia adalah restoran Australia yang ternyata menyediakan kangguru dan buaya sebagai menu andalan mereka. Harga menu yang ditawarkan pun termasuk mahal-mahal. Untuk menu kangguru, pelanggan harus merogoh kocek 235 DKK per porsi. Beruntung sekali saya bisa mencicipi 3 macam menu hanya dengan 200 DKK saja, plus tiket nonton 90 DKK.

Jam 6 sore ditengah cuaca Kopenhagen yang basah, saya masuk ke restoran berdua lantai ini. Lantai pertama dibuat lebih rileks sekalian menyediakan menu burger mini kangguru dan bir keran. Sementara naik ke lantai atas, suasana cozy dan elegan menyambut di pintu depan. Julia yang sudah menunggu, melambaikan tangan ke saya.

Atmosfir lantai dua Banksia memang super nyaman dan intim. Lampu-lampu dibuat temaram, lilin sudah benderang di tiap meja, serta meja-meja simpel nan elegan menambah kesan mewah restoran. Beberapa grup tamu pun sudah memenuhi ruangan berdekatan dengan meja kami. Ingin sekali memotret ruangan dalam restoran, tapi saya buru-buru menyimpan ponsel dan lebih menikmati suasana makan malam ketika semua cewek dari InterNations telah tiba. 

Kembali ke menu Banksia, jadi dari kupon promo yang Julia dapatkan di Sweetdeal, kami boleh memilih satu dari masing-masing appetizer, main course, dan dessert. Meskipun dengan harga 200 DKK kami tidak bisa asal pilih makanan yang ada di menu, namun pilihan yang sudah disediakan pun tidak pelit dan semuanya terlihat enak.


Untuk menu pembuka, pelanggan boleh memilih antara Crocodile Dumpling Soup atau satu makanan Italia, yang saya lupa namanya, berbentuk bola-bola nasi yang digoreng. Penasaran dengan menu buaya, saya memutuskan untuk memilih sup buaya sebagai appetizer.

Sup buaya yang bercitarasa Australia-Asia ini ternyata cukup menyegarkan dan pedas dengan perpaduan daun serai, cabe, dan lemon. Sementara daging buayanya diisi di dalam dumpling yang lembut. Dagingnya berwarna putih dan menurut saya lebih mirip daging ayam yang direbus namun tanpa serat. Lumayan pas dipadukan dengan sup berkuah pedas segar.


Di menu utama, pelanggan boleh memilih antara Banksia Steak 150GR, Seared Tuna, atau menu andalan mereka, The Kangaroo. Meskipun di luar sana banyak pendapat yang pro kontra dengan daging kangguru, saya tetap penasaran dan memilih kangguru sebagai menu utama. Iseng-iseng bertanya ke pelayannya, ternyata daging kangguru bukan didatangkan langsung dari Australia tapi Jerman.

The Kangaroo disajikan super apik dengan perpaduan mashed potato, buah bit bakar, dedaunan segar, dukkah kacang, serta saus buah bit hangat. Rasanya? Juara! Daging kanggurunya super lembut dan saus buah bit-nya juga pas sebagai pelengkap. 

Berbeda dengan daging sapi yang banyak serat, daging kangguru memiliki serat lebih sedikit dan teksturnya lebih lembut. Katanya juga, daging kangguru mengandung banyak protein, lho!


Setelah lumayan kenyang menyantap makanan utama, saatnya menunggu makanan penutup yang bisa dipilih antara Beer Tiramisu atau Brownies. Tentu saja saya memilih tiramisu berasa bir yang cukup unik dan baru.

Tiramisu disajikan dengan taburan kacang tanah dan Macadamia dipadukan dengan saus bir dan madu. Rasanya menurut saya sedikit aneh karena perpaduan manis dan pahit dari alkohol yang kurang pas di lidah saya. Pun begitu, bagi yang suka bir, tiramisu yang lembut akan mencair di lidah bersama rasa alkohol yang cukup strong pasti akan menambah kesan baru dan berbeda.

Overall, pengalaman makan buaya dan kangguru menjadi sangat seru karena sekalian bisa bertukar cerita dengan girls member InterNations lainnya. Saya juga cukup beruntung bisa makan di tempat ini karena ternyata Banksia sudah tutup permanen di akhir tahun 2017.

Bagi yang punya kantong cetek seperti saya namun tetap ingin makan enak di restoran dengan harga murah di sekitar area Kopenhagen, boleh cek promo atau diskon di Sweetdeal. Biasanya akan ada kupon makan atau nongkrong dengan diskon lumayan setiap minggunya.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bule Ketemu Online, Bisakah Serius?

( PERHATIAN!!! SAYA BANYAK SEKALI MENERIMA TESTIMONIALS SOAL COWOK-COWOK DARI INGGRIS YANG MEMINTA ALAMAT SI CEWEK YANG DIKENAL VIA ONLINE. FYI , HAMPIR SEMUA MODUS PENIPUAN SEPERTI INI BERASAL DARI INGGRIS DAN AMERIKA! JANGAN PERNAH TERTIPU KEMASAN KULIT PUTIHNYA, KARENA BISA JADI YANG KALIAN AJAK CHATTING -AN ATAU VIDEO CALL -AN ITU ADALAH PENIPU !! JANGAN PERNAH BERI DATA DIRI SEPERTI NAMA LENGKAP, ALAMAT, SERTA NOMOR IDENTITAS ATAU KARTU KREDIT KE ORANG-ORANG ASING LEWAT DUNIA DIGITAL! BE SMART, BE AWARE, AND PLEASE JANGAN DULU BAPERAN KALO ADA YANG MENGAJAK NIKAH PADAHAL BARU SEMINGGU KENAL!!!) Selain berniat jadi au pair, ternyata blog saya banyak dikunjungi oleh cewek-cewek Indonesia yang ingin pacaran atau sedang dekat dengan bule. Gara-gara tulisan tentang cowok Eropa dan cowok Skandinavia , banyak pembaca blog yang mengirim surel ke saya dan curhat masalah cintanya dengan si bule. Aduh, padahal saya jauh dari kata "ahli" masalah cinta-cintaan. Saya sebetu

Mempelajari Karakter Para Cowok di Tiap Bagian Eropa

*I talk a lot about European boys in this blog, but seriously, this is always the hottest topic for girls! ;) Oke, salahkan pengalaman saya yang jadi serial dater  selama tinggal di Eropa. Tapi gara-gara pengalaman ini, saya juga bisa bertemu banyak orang baru sekalian mempelajari karakter mereka. Cowok-cowok yang saya temui ini juga tidak semuanya saya kencani. Beberapa dari mereka saya kenal saat workshop, festival, ataupun dari teman. Beruntung sekali, banyak juga teman-teman cewek yang mau menceritakan pengalamannya saat berkencan dari cowok ini, cowok itu, and all of them have wrapped up neatly in my head! Secara umum, tulisan yang saya ceritakan disini murni hasil pengalaman pribadi, pengalaman teman, ataupun si cowok yang menilai bangsanya secara langsung. Letak geografis Eropanya mungkin sedikit rancu, tapi saya mengelompokkan mereka berdasarkan jarak negara dan karakter yang saling berdekatan. Kita semua benci stereotipe, tapi walau bagaimana pun kita tetaplah bagi

7 Kebiasaan Makan Keluarga Eropa

Tiga tahun tinggal di Eropa dengan keluarga angkat, saya jadi paham bagaimana elegan dan intimnya cara makan mereka. Bagi para keluarga ini, meja makan tidak hanya tempat untuk menyantap makanan, tapi juga ajang bertukar informasi para anggota keluarga dan pembelajaran bagi anak-anak mereka. Selain table manner , orang Eropa juga sangat perhatian terhadap nilai gizi yang terkandung di suatu makanan hingga hanya makan makanan berkualitas tinggi. Berbeda dengan orang Indonesia yang menjadikan meja makan hanya sebagai tempat menaruh makanan, membuka tudung saji saat akan disantap, lalu pergi ke ruang nonton sambil makan. Selama tinggal dengan banyak macam keluarga angkat, tidak hanya nilai gizi yang saya pelajari dari mereka, tapi juga kebiasaan makan orang Eropa yang sebenarnya sangat sederhana dan tidak berlebihan. Dari kebiasaan makan mereka ini juga, saya bisa menyimpulkan mengapa orang-orang di benua ini awet tua alias tetap sehat menginjak usia di atas 70-an. Kuncinya, pola

Guide Untuk Para Calon Au Pair

Kepada para pembaca blog saya yang tertarik menjadi au pair, terima kasih! Karena banyaknya surel dan pertanyaan tentang au pair, saya merasa perlu membuat satu postingan lain demi menjawab rasa penasaran pembaca. Mungkin juga kalian tertarik untuk membaca hal-hal yang harus diketahui sebelum memutuskan jadi au pair  ataupun tips seputar au pair ? Atau mungkin juga merasa tertantang untuk jadi au pair di usia 20an, baca juga cerita saya disini . Saya tidak akan membahas apa itu au pair ataupun tugas-tugasnya, karena yang membaca postingan ini saya percaya sudah berminat menjadi au pair dan minimal tahu sedikit. Meskipun sudah ada minat keluar negeri dan menjadi au pair, banyak juga yang masih bingung harus mulai dari mana. Ada juga pertanyaan apakah mesti pakai agen atau tidak, hingga pertanyaan soal negara mana saja yang memungkinkan peluang kerja atau kuliah setelah masa au pair selesai. Oke, tenang! Saya mencoba menjabarkan lagi hal yang saya tahu demi menjawab rasa penasar

First Time Au Pair, Ke Negara Mana?

Saya ingat betul ketika pertama kali membuat profil di Aupair World, saya begitu excited memilih banyak negara yang dituju tanpa pikir panjang. Tujuan utama saya saat itu adalah Selandia Baru, salah satu negara impian untuk bisa tinggal. Beberapa pesan pun saya kirimkan ke host family di Selandia Baru karena siapa tahu mimpi saya untuk bisa tinggal disana sebentar lagi terwujud. Sangat sedikit  host family dari sana saat itu, jadi saya kirimkan saja aplikasi ke semua profil keluarga yang ada. Sayangnya, semua menolak tanpa alasan. Hingga suatu hari, saya menerima penolakan dari salah satu keluarga yang mengatakan kalau orang Indonesia tidak bisa jadi au pair ke Selandia Baru. Duhh! Dari sana akhirnya saya lebih teliti lagi membaca satu per satu regulasi negara yang memungkinkan bagi pemegang paspor Indonesia. Sebelum memutuskan memilih negara tujuan, berikut adalah daftar negara yang menerima au pair dari Indonesia; Australia (lewat Working Holiday Visa ) Austria Amerika