Langsung ke konten utama

Cowok Norwegia di Online Dating



Saya tidak pernah berpikir untuk kembali berkencan dan mencari teman jalan lagi di Norwegia. Terakhir kali menggunakan situs kencan adalah tahun lalu, saat masih di Denmark. Ketika saya masih jadi serial dater, lalu lelah sendiri sampai akhirnya bertemu seseorang yang menurut saya 'the one'. Sayangnya karena saat itu tahu harus LDR, kami sama-sama sepakat untuk putus hubungan.

Sedih, patah hati, lalu malas mencari lagi, karena menurut saya cowok Eropa Utara itu rata-rata untouchable dan sangat tertutup. Makanya saat bertemu si the one, saya tidak tertarik mengenal cowok mana pun lagi.

Asal kalian tahu, mencari cowok yang kalian mau di Eropa Utara itu susah. Berbeda halnya jika kalian ke Barat, mungkin sudah jadi bahan rebutan alias mudah saja mendapatkan pasangan. Mengapa, karena cowok Barat lebih terbuka, berani, dan penasaran dengan identitas kalian. Asal dari mana, lagi apa di negara mereka, sudah berapa lama? Pokoknya mudah diajak diskusi dan jalan.

Kali ini giliran cerita tentang cowok Norwegia yang saya kenal via online dating. Sama seperti para cowok Skandinavia lainnya, mereka bukanlah orang yang mudah didekati dan terkesan memiliki batas dengan non-Norwegian. Kadang mereka sendiri tidak punya keberanian menyapa duluan meski sudah sama-sama matched, karena terlalu malu, takut ditolak, atau sangat menghargai perempuan.

1. They are SO similar

Saya memandangi foto-foto cowok Norwegia yang saya lihat di beberapa situs kencan. Semuanya begitu mirip; dari bentuk mukanya yang panjang-panjang, badannya yang diakui tinggi semampai, perutnya kotak-kotak, jenggotan, badan bertato, sampai gayanya yang sporty dan fancy.

Satu lagi yang pasaran, hobi mereka yang sangat suka berada di luar ruangan. Dari banyaknya foto-foto yang dipajang, setidaknya 3 atau 4 dari foto tersebut selalu memamerkan kegiatan outdoor saat ski, memancing, travelling, racing, hunting, trekking, hingga memanjat tebing. Kembali ke konsep "friluftsliv" atau kecintaan terhadap alam, membuat kegiatan outdoor jadi budaya tersendiri bagi orang Norwegia.

Dari sini juga saya tahu bahwa cowok Norwegia itu bisa berubah jadi sangat maskulin dan sporty saat di luar ruangan, tapi bisa juga fancy dan bersahaja ketika menghadiri private party. Lagi-lagi gayanya pun mirip; super rapi dengan kemeja, dasi kupu-kupu, hingga jas. Fakta ini selalu terlihat ketika host family saya mengadakan pesta kecil-kecilan di rumah. Para tamu cowok yang datang gayanya seperti ingin menghadiri gala.

2. They don't do online dating. But if they do, they want something serious.

Meskipun banyak cowok Norwegia yang berharap mendapatkan pasangan via online dating, tapi hanya sebagian kecil dari mereka yang aktif mencari cinta. Kebanyakan hanya mendaftar, sebulan dua bulan bosan sendiri, lalu meninggalkan semua harapan. Lagipula, orang Norwegia sebetulnya masih berharap bertemu pasangan dengan cara tradisional; dari keluarga, teman dekat, ataupun kenalan langsung in real life.

Karena hampir semua cowok Norwegia juga family-oriented, mereka lebih dulu memikirkan kapan harus punya anak ketimbang kapan nikah. Jadi kalau para cowok Norwegia ini serius mencari pasangan, bisa jadi doi juga ingin kalian serius menjadi ibu untuk anak-anaknya kelak. Untuk memiliki anak dan menikah ini pun tidak mudah. Cowok-cowok di atas usia 35 biasanya lebih siap untuk membangun rumah tangga dan mengurus anak ketimbang cowok-cowok muda yang masih ingin hura-hura dan pamer bodi.

Cowok Norwegia juga bukan tipikal orang yang ingin buang-buang waktu dengan banyak orang jika memang sudah ketemu satu yang cocok. Artinya, mereka hanya akan berkencan dengan satu cewek di waktu yang sama sebelum akhirnya memutuskan bertemu yang lain jika memang tidak ada kecocokkan.

3. Seberapa mirip kalian?

Entah siapa yang lebih membosankan, para cowok Norwegia ini, apa kita yang kadang merasa tidak tertarik sama sekali dengan hutan dan pegunungan. Seperti yang saya katakan di poin pertama, cowok Norwegia hobinya sama; suka alam dan terus aktif di luar ruangan. Makanya bisa dipastikan doi setidaknya ingin punya satu hobi atau gaya hidup yang sama dengan si pacar.

Ngopi-ngopi di kafe, makan di restoran, atau datang ke museum, mungkin justru akan terdengar membosankan untuk mereka. Weekend di Oslo bisa jadi mimpi buruk kalau kalian ingin merasakan kehidupan malamnya. Mengapa, karena banyak bar kalem yang sepi pengunjung. Bukan karena tidak laku, tapi karena kebanyakan anak muda yang tinggal di Oslo melipir ke kabin di luar kota sejak dari Jumat malam.

Bisa dibayangkan kalau kita tipikal cewek kota yang suka hingar bingar metropolitan, mungkin akan kesulitan menerima perbedaan lifestyle ini. Saya suka alam, tertarik juga mencoba olahraga luar ruangan, tapi saya selalu merasa tidak akan betah dengan gaya hidup demikian. Saya tidak bisa ski, boro-boro ingin ikut hunting di hutan. Jadi kalau tertarik dengan cowok Norwegia, setidaknya kalian harus benar-benar yakin bisa betah berlama-lama berada di luar ruangan dan bersedia mendengar cerita mereka soal ski championships. Cozy bagi orang Norwegia itu bukan menyesap cokelat hangat lalu meringkuk di dekat perapian, tapi keluar ruangan, menghirup udara segar, sambil menikmati segala aktifitas yang alam sudah sediakan. Tidak bisa ski, setidaknya suka olahraga atau berminat jogging keluar meskipun temperatur sedang minus.

Oh ya satu lagi, cowok Norwegia rata-rata sudah punya anak alias hewan peliharaan yang didominasi anjing. Anjing-anjing ini dirawat sejak kecil, makanya sudah dianggap anak sendiri. Pastikan dulu kalau kalian tidak anti dengan si guguk karena akan melukai hati doi kalau terang-terangan merasa jijik dan takut akut.

4. Older than their age

Sorry to say, tapi cowok Norwegia kebanyakan memang terlihat tua dari umur aslinya. Saya sedikit kaget ketika melihat banyak cowok usia 25 ke atas sudah mulai plontos dan lebih mirip usia 35-an. Belum lagi karena rambut dan jenggot yang kebanyakan pirang, membuat rona muka mereka terlihat makin tua.

Saya sampai berpikir, kalau jalan dengan cowok umur 28 mungkin bisa dikira jalan dengan om-om usia 45-an. Sudah posturnya tinggi semampai, gayanya rapi aduhai, mukanya juga sedikit boros. Tapi sekali lagi, masalah fisik memang sangat relatif. Lucunya, cowok 20-an yang mukanya terlihat boros di awal justru akan awet tua saat usia mereka menginjak 50-an.


Menurut pendapat saya, sangat sulit memenangkan hati cowok Norwegia di negara asalnya jika kita orang asing. Cowok Norwegia punya standar tersendiri siapa yang akan mereka jadikan pacar. Masalah status juga sedikit menjadi perhatian jika mereka adalah cowok-cowok mapan berusia matang. Cowok hi-educated tentu saja mencari pasangan yang sama pintarnya. Cowok yang sudah punya posisi bagus juga akan berpikiran untuk mencari pacar yang memiliki pekerjaan stabil.

Jika ingin memberikan penilaian subjektif, cowok Swedia yang terkesan pemalu justru lebih open menjalin hubungan dengan gadis asing. Makanya tidak heran, cewek Asia yang saya lihat di Oslo ini rata-rata pasangannya cowok Swedia, pendatang lain, atau pun asli Norwegia yang usianya mendekati usia bapak saya.



Komentar

  1. Usia nya mendekati umur bapak saya... 😂

    Semuanya yg aku liat emg gitu sih ka, jarang yg pasangan nya masih keliatan muda di negara skandinavia ini :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yes, true! Di Oslo apalagi, jarang banget aku liat cowok native pasangannya Asia. Kalo pun iya, Asia-nya udah born & grew up disini .

      Hapus
  2. "Ngopi-ngopi di kafe, makan di restoran, atau datang ke museum, mungkin justru akan terdengar sedikit membosankan untuk mereka." ini aku juga sih. Entah mengapa kegiatan di alam itu lebih menyenangkan dan gatel aja kalo sabtu-minggu cuma dirumah. Suka ga ngerti juga sama yang suka museum gitu, dan kirain aku yang aneh, ternyata ada negara yang penduduknya-pun demikian. Jadi lega karena ga sendirian :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebetulnya balik ke preferensi tiap orang dan kondisi kotanya kok. Kayak orang2 di Kopenhagen/Stockholm, mereka justru lebih suka nongkrong2 cantik di kafe atau pergi ke museum. Karena hutannya ngebosenin alias gak seru2 amat.

      Di Oslo kebalikannya. Banyakan hutan ketimbang tempat nongkrongnya. Makanya orang2 di Norwegia bener2 manfaatin apa yang negaranya ada aja gitu; alam yang spektakuler. Karena meskipun Norwegia dan Swiss alamnya sama2 indah, gak semua orang Swiss suka aktifitas outdoor layaknya orang Norwegia ;)

      Cocok tuh kamu idup di Norwegia kalo gitu.

      Hapus
    2. Cocok ya! Yes! Pengen banget nih ngerasain kehidupan disana, mungkin harus mempersiapkan diri untuk bisa tinggal disana ni ngejar scholarship kaya kamu mungkin :)

      Hapus
  3. Hi Nin, aku lagi nih hehe. Kata cowo aku (orang norwegia) kalo mau cari yang real dan authentic orang norwegia mending cari yang dari countryside atau farm. Mereka setia dan bakal manjain kamu banget. Jangan sama cowo2 Oslo kebanyakan mereka cowo2 single yang gay atau kalau gak cowo2 metroseksual yang sukanya pamer rolex mereka dan main pesta bujang sampai umur 50an hahaha. Cowo Norway itu punya ekspetasi tinggi dalam pacaran, banyak nuntut, dan susah di dapetin. Tapi mereka good lovers loh. Aku juga setuju cowok2 swedia lebih man up dan open. Lebih ramah juga. I like my Norwegian man ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha! Thanks for sharing 👌🏽
      That’s so true emang. Dimana2 juga cowok kampung lebih mudah didekati/open ketimbang cowok kota. Gak di Oslo, gak di Jakarta, tipenya sama aja.

      Hapus
  4. Jadi nak nyari yg mano hahahahh

    BalasHapus
  5. Hai kak, aku tertarik banget baca artikel ini. Karena kebetulan pacarku orang Norway. Dan semuanya tentang dia bener. Dia bahkan ada ritual keluarga tiap tahun buat tinggal di hutan selama 2 Minggu tahap gadget. Tapi dia romantis banget kak. Kista udah pacaran 1 tahun. Aku 20 dia 25. Emang sih dia lebih keliatan tua dari umurnya soalnya mirip orang Nordik pada umumnya. Trus dia terbuka banget soal finansial mereka. Gaji dan segala macam. Dia termasuk mapan, udah sewa apartemen yang luasnya seluas rumahku. Dia kerja sebagai chef dia restoran Asia di Bodø. Rasanya dia bener2 goodboy banget. Selama pacaran dia ngetreat aku banget. Dia mikir daripada beliin aku dia lebih milih untuk kirim uang dan nyuruh aku beli kado ultahku sendiri. Baru kali ini aku ketemu cowok yang bener2 tulus. Soalnya dari dulu aku dapetnya fakboy mulu. Gak indo gak bule. Semuanya fakboy. Makanya aku luluh sama dia. Sekarang dia lagi ngumpulin duit buat travel ke indo tahun depan. Oh iya sedihnyaa kita beda keyakinan. Tapi dia ga pernah permasalahin itu. Bahkan dia rela pindah agama demi dapet restu orangtuaku. Menurut Kaka dia beneran serius kah? Soalnya kita juga udah mengenal cukup lama. Dan selama pacaran dia ga pernah sama sekali marah2 atau ghosting. Selama vcall bahkan dia sering nunjukin apart nya. Sama sekalian dia masak. Sampe pernah vcall pas dia lagi kerja di restoran nya. Apakah dia bisa aku percaya kak? Thankyou

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai kamu.. :)

      Aku sekarang kebetulan lagi tinggal di Norwegia nih, jadinya bisa related sama kisah kamu. Tapi sebelum kamu ngejudge cowok ini, boleh aku kasih beberapa fakta? If so, here they are..

      1. Bener. Cowok Norwegia emang sebetulnya gak mau membahas gaji sama orang yang baru dikenal. Tapi kalo udah pacaran, mereka sangat terbuka kok. Apalagi kalo doi percaya sama kamu.

      2. Aku sebetulnya belum bisa bilang dia mapan sih, di usia 25 ini. FYI, jhampir semua anak2 muda di Norwegia di umur 20-an udah nyewa apartemen sendiri kok :) Tapi bukan berarti mereka punya penghasilan wow. Menurut ku, dari segi finansial, cowok ini cukup nyaman untuk dirinya sendiri. Kalo dia bener2 mapan, seharusnya bukan lagi nyewa apartemen, tapi beli :> Untuk ukuran Bodø, sewa apartemen juga tidak semahal di Oslo. Jadi menurut ku, he's quiet stable in financial. Kenapa aku jelasin ini, biar ngasih informasi aja ke kamu, takutnya berpikir bahwa cowok ini super kaya nan mapan layaknya banyak orang Indonesia berpikir tentang bule kan :)

      3. Jepp! He is a good guy! Lagian sebetulnya ngirim dari Norwegia ke Indonesia tuh mahaaaal. Kadang mahalan ongkirnya pada isinya sendiri xD'

      4. Don't be sad masalah keyakinan. Di Eropa emang kebanyakan orang2nya gak punya agama, tapi bukan berarti mereka gak punya moral juga. Kalo emang keyakinan ini bakalan jadi batu sandungan terbesar, bener2 harus kalian diskusikan :) Tapi kalo kata kamu dia ada niat mau convert, ya that's fine.

      Apa alasan kamu buat gak percaya sama dia? I think you know him better than me! :) Menurut ku, gak fair kalo cuma nanyain keseriusannya doang sementara di satu sisi kamu memuji dia mulu. Udaaahh... awet2 terus ya! Semoga tahun depan bener2 bisa ketemu di Indonesia ;)

      Hapus
  6. suka baca ini disaat insomnia melanda. udah ngejomblo 4 thn. mau cr pacar lewat dating online. bisa rekomen g dating online apa yg biasa nya di pakai?

    BalasHapus
  7. Mau tanya dong, ni aku lagi deket sama mas bule terus selalu aja pada minta foto"byang aneh atau apalah. Apa emang semua gitu ya?

    Bantu jawab ya,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mau nanya balik juga, apa SEMUA cowok Indonesia tuh soleh2 & ahli agama ya?

      Yakali semua bule otaknya ngeres 😆 Bule juga manusia keleus, cowok biasa. Ada yg brengsek, banyak juga yang kelewat santun & baik.

      Kalo emang kamu nemu cowok model begitu (yg demen minta foto naked aneh2), yang salah bukan warna kulitnya, tp emang isi otaknya! Cowok Indonesia juga BANYAK BANGET yang demen minta foto telanjang ke cewek. Terus, apa masih pantes kalo kita bilang semua cowok Indonesia soleh2?

      Hapus
  8. boleh tau gak online datingnya apa ya kak?

    BalasHapus
  9. Kak Aku lg deket cowo asli Norwegia tp pindah umur 17 ke inggris. Doi Duda cerai mati Dan stlh 3 thn ikut join site gitu. Aku baru seminggu ini kenal cm bingung Aku takut ksh nomor pribadi krn kenadala bahasa 🤔😀😁. Tp klo email kita lancar sih. Dia udh interest sm Aku. Yg may Aku tnyin klo dia serius Dan ga cm Aku Dr mana. Krn dia cm sehari delete account nya. Abis itu online lg. Cm dia kasih penejelasan agak aneh sih. Dia blg ketemu calon client utk bisnis. Ini sih Aku fix ragu ksh nomor Aku Dan laniut. Tp dia kayanya serius mksh kak

    BalasHapus
  10. Halo kk,
    Pas banget saya ketemu artikel kk krna saya menjalin hubungan dgn cowok Norwegia dr 2021 llu. Dia berasal dr Evje. Kami sdh sering ngobrol dan video call.
    Ttpi dia atheis.
    Walaupun begitu dia sopan dan tidak pernah minta hal2 aneh dr saya.
    Memang benar spt yg kakak bilang bhwa org Norwegia suka dengan kegiatan outdoor. Dia suka sepedaan, main kayak,hiking ataupun ski.
    Tahun 2022 ini dia mau datang ke Indonesia.
    Umurnya 44 thn sdh financial stable.
    Dia tipikal yg tidak trllu byk ngomong, kalau aku tanya dia baru jawab begitu jg dgn saya😃
    Kadang saya bingung mau tanya apa.
    Ada bbrpa yg ingin saya tanyakan kpda kakak:
    1. Dokumen apa saja yg perlu dipersiapkan utk menikah dgn pria Norwegia?
    2. Apakah istri dr pria Norwegia bisa kerja di negara suami? Jika ya, bagaimana prosedurnya?
    Saya tdk betah kalo di rumah saja krna saya pekerja.
    3. Jenis visa apa yg kita butuhkan kalau tinggal di Norwegia?
    4. Bagaimana status kewarganegaraan anak dr pernikahan campur yg lahir di Norwegia?
    5. Hal2 apa saja yg penting utk saya ketahui dr pacar?
    6. Pertanyaan apa yg tidak sopan menurut org2 Norwegia?
    7. Boleh kakak ceritakan ttg tradisi di Norwegia?
    8. Boleh kakak ceritakan fakta real ttg Evje?

    Saya harap kakak berkenan membalasnya.
    Terimakasih🙏

    BalasHapus
  11. haii aku mau cerita nih, beberapa hari yang lalu aku main ometv dan ga sengaja ketemu sama orang norwegia. kita banyak bicara di video dan sampai akhirnya dia minta nomerku akhirnya kita video call an dan sekarang kita move di snapchat (aku baru pertama kali pakai, btw seru juga banyak fiurnya wkwk). kita chattingan dan tiap hari kita VC dan tbtb dia bilang kalo "you want to be my grilfriend?" disini literally aku kaget si karena baru kenal gitu. tp aku juga ga menolak dia gitu kak, jadi sekrang aku sama dia pacaran tp online wkwk. aku gatau dia serius atau ngga masih bingung karena baru pertama kali dekat dengan orang luar. aku mencoba buat jalanin dulu aja siapa tau cocok. bantu kasih saran yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. "Setiap hari" itu totalnya udah berapa lama jadinya?

      As you mentioned, "jalani aja dulu siapa tau cocok". Then, do it! :D
      Liat aja ke depannya gimana.

      Another perspective of mine:
      Dia tinggal dimana? Kampung apa perkotaan? Biasanya kalo secepet itu nyari pacar, artinya di negaranya sendiri dia udah desperate nyari pasangan. Gak punya banyak temen yang bisa ngenalin ke orang terdekat. Capek dengan online dating lokal, makanya mencoba juga cari cewek di luar. Tapi ya tanya aja, sebelumnya udah punya pacar orang Asia (atau non-Norwegia) apa belom :D Karena siapa tau, you're not the one. Yaahh.. tau sendiri dunia maya ini ;)

      Good luck knowing him better!

      Hapus
  12. cowo norwegia ini berusia 28 tahun dan aku 23 tahun kak

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bule Ketemu Online, Bisakah Serius?

( PERHATIAN!!! SAYA BANYAK SEKALI MENERIMA TESTIMONIALS SOAL COWOK-COWOK DARI INGGRIS YANG MEMINTA ALAMAT SI CEWEK YANG DIKENAL VIA ONLINE. FYI , HAMPIR SEMUA MODUS PENIPUAN SEPERTI INI BERASAL DARI INGGRIS DAN AMERIKA! JANGAN PERNAH TERTIPU KEMASAN KULIT PUTIHNYA, KARENA BISA JADI YANG KALIAN AJAK CHATTING -AN ATAU VIDEO CALL -AN ITU ADALAH PENIPU !! JANGAN PERNAH BERI DATA DIRI SEPERTI NAMA LENGKAP, ALAMAT, SERTA NOMOR IDENTITAS ATAU KARTU KREDIT KE ORANG-ORANG ASING LEWAT DUNIA DIGITAL! BE SMART, BE AWARE, AND PLEASE JANGAN DULU BAPERAN KALO ADA YANG MENGAJAK NIKAH PADAHAL BARU SEMINGGU KENAL!!!) Selain berniat jadi au pair, ternyata blog saya banyak dikunjungi oleh cewek-cewek Indonesia yang ingin pacaran atau sedang dekat dengan bule. Gara-gara tulisan tentang cowok Eropa dan cowok Skandinavia , banyak pembaca blog yang mengirim surel ke saya dan curhat masalah cintanya dengan si bule. Aduh, padahal saya jauh dari kata "ahli" masalah cinta-cintaan. Saya sebetu

Mempelajari Karakter Para Cowok di Tiap Bagian Eropa

*I talk a lot about European boys in this blog, but seriously, this is always the hottest topic for girls! ;) Oke, salahkan pengalaman saya yang jadi serial dater  selama tinggal di Eropa. Tapi gara-gara pengalaman ini, saya juga bisa bertemu banyak orang baru sekalian mempelajari karakter mereka. Cowok-cowok yang saya temui ini juga tidak semuanya saya kencani. Beberapa dari mereka saya kenal saat workshop, festival, ataupun dari teman. Beruntung sekali, banyak juga teman-teman cewek yang mau menceritakan pengalamannya saat berkencan dari cowok ini, cowok itu, and all of them have wrapped up neatly in my head! Secara umum, tulisan yang saya ceritakan disini murni hasil pengalaman pribadi, pengalaman teman, ataupun si cowok yang menilai bangsanya secara langsung. Letak geografis Eropanya mungkin sedikit rancu, tapi saya mengelompokkan mereka berdasarkan jarak negara dan karakter yang saling berdekatan. Kita semua benci stereotipe, tapi walau bagaimana pun kita tetaplah bagi

7 Kebiasaan Makan Keluarga Eropa

Tiga tahun tinggal di Eropa dengan keluarga angkat, saya jadi paham bagaimana elegan dan intimnya cara makan mereka. Bagi para keluarga ini, meja makan tidak hanya tempat untuk menyantap makanan, tapi juga ajang bertukar informasi para anggota keluarga dan pembelajaran bagi anak-anak mereka. Selain table manner , orang Eropa juga sangat perhatian terhadap nilai gizi yang terkandung di suatu makanan hingga hanya makan makanan berkualitas tinggi. Berbeda dengan orang Indonesia yang menjadikan meja makan hanya sebagai tempat menaruh makanan, membuka tudung saji saat akan disantap, lalu pergi ke ruang nonton sambil makan. Selama tinggal dengan banyak macam keluarga angkat, tidak hanya nilai gizi yang saya pelajari dari mereka, tapi juga kebiasaan makan orang Eropa yang sebenarnya sangat sederhana dan tidak berlebihan. Dari kebiasaan makan mereka ini juga, saya bisa menyimpulkan mengapa orang-orang di benua ini awet tua alias tetap sehat menginjak usia di atas 70-an. Kuncinya, pola

Guide Untuk Para Calon Au Pair

Kepada para pembaca blog saya yang tertarik menjadi au pair, terima kasih! Karena banyaknya surel dan pertanyaan tentang au pair, saya merasa perlu membuat satu postingan lain demi menjawab rasa penasaran pembaca. Mungkin juga kalian tertarik untuk membaca hal-hal yang harus diketahui sebelum memutuskan jadi au pair  ataupun tips seputar au pair ? Atau mungkin juga merasa tertantang untuk jadi au pair di usia 20an, baca juga cerita saya disini . Saya tidak akan membahas apa itu au pair ataupun tugas-tugasnya, karena yang membaca postingan ini saya percaya sudah berminat menjadi au pair dan minimal tahu sedikit. Meskipun sudah ada minat keluar negeri dan menjadi au pair, banyak juga yang masih bingung harus mulai dari mana. Ada juga pertanyaan apakah mesti pakai agen atau tidak, hingga pertanyaan soal negara mana saja yang memungkinkan peluang kerja atau kuliah setelah masa au pair selesai. Oke, tenang! Saya mencoba menjabarkan lagi hal yang saya tahu demi menjawab rasa penasar

First Time Au Pair, Ke Negara Mana?

Saya ingat betul ketika pertama kali membuat profil di Aupair World, saya begitu excited memilih banyak negara yang dituju tanpa pikir panjang. Tujuan utama saya saat itu adalah Selandia Baru, salah satu negara impian untuk bisa tinggal. Beberapa pesan pun saya kirimkan ke host family di Selandia Baru karena siapa tahu mimpi saya untuk bisa tinggal disana sebentar lagi terwujud. Sangat sedikit  host family dari sana saat itu, jadi saya kirimkan saja aplikasi ke semua profil keluarga yang ada. Sayangnya, semua menolak tanpa alasan. Hingga suatu hari, saya menerima penolakan dari salah satu keluarga yang mengatakan kalau orang Indonesia tidak bisa jadi au pair ke Selandia Baru. Duhh! Dari sana akhirnya saya lebih teliti lagi membaca satu per satu regulasi negara yang memungkinkan bagi pemegang paspor Indonesia. Sebelum memutuskan memilih negara tujuan, berikut adalah daftar negara yang menerima au pair dari Indonesia; Australia (lewat Working Holiday Visa ) Austria Amerika