Langsung ke konten utama

Skincare Favorit di Segala Musim



Tiap kali video call dengan ibu di Indonesia, yang dibahas bukan body shaming, tapi kantung mata saya. "Nak, jangan lupa pakai krim pelembab biar muka tidak kering. Itu kenapa kantung mata besar sekali? Pakai krim mata jangan lupa!" pesan beliau.

Selain baju yang mesti pas, saya setuju bahwa persoalan kulit harus dianggap serius saat tinggal di negara empat musim. Karena cuaca di Eropa lebih kering, menjaga kulit menjadi hal wajib kalau tidak ingin terjadi hal yang serius. Peradangan seperti eksema bisa memicu luka-luka dan pendarahan serta efek gatal-gatal yang bisa disebabkan oleh dehidrasi kulit.

Karena perbedaan temperatur, krim yang dibawa dari Indonesia tidak cocok dengan keadaan iklim di Eropa. Komposisi skin care Indonesia yang kebanyakan mengandung pemutih dan disesuaikan untuk iklim tropis, malah bisa membuat kulit tambah kering dipakai saat cuaca dingin. Makanya saya tidak pernah membawa krim dari Indonesia, karena formulanya hanya cocok digunakan saat cuaca panas dengan tingkat kelembaban yang tinggi.

Kali ini saya ingin sharing produk perawatan apa saja yang rutin saya gunakan selama tinggal di Eropa. To be noted, kalian tidak perlu membeli produk yang sama persis dengan yang saya pakai karena jenis kulit dan usia setiap orang berbeda. Sebagai gambaran, saat ini usia saya late-20s dan memiliki jenis kulit kering/sangat kering. Padahal kalau sudah pulang ke Indonesia, kulit saya kembali jadi berminyak/kombinasi.

Pelembab

Saya tidak setia dengan satu merek tertentu karena menyesuaikan produk dengan musim. Kulit saya jadi kencang dan kering saat musim dingin, makanya perlu produk berbahan dasar air atau bertekstur sedikit creamy. Pilihan jatuh ke Clinique Dramatically Lotion yang memang diperuntukkan untuk kulit kering. Sayangnya pelembab ini tanpa SPF, jadi kalau ingin dipakai siang hari tetap harus pakai sunscreen. Bagi saya, mau panas atau mendung, penggunaan sunscreen adalah wajib!





Clinique Dramatically Different Moisturizing Lotion. €43 (200 ml)
Origins GinZing SPF 40. €33
La Roche-Posay Anthelios Ultra SPF 50. €25

Sun cream favorit saya dari La Roche-Posay yang kandungan SPF-nya cukup tinggi untuk jalan-jalan ke gunung saat winter atau sekedar main air di pantai. Yang saya suka, formulanya sangat ringan dan tidak membuat muka seperti pakai topeng.

Saat musim panas, saya ganti ke Origins GinZing SPF 40 dengan tekstur yang lebih matte. Wangi jeruknya segar dan tidak menyebabkan kulit kinclong karena mengandung tinted foundation. Kadang kala kulit saya juga sedikit berkombinasi saat summer, makanya saya ganti ke pelembab yang lebih solid dan mudah menyerap. Pelembab ini juga cocok bagi yang malas pakai foundation seperti saya, tapi tetap ingin muka terlihat sedikit flawless.

Face Oils

I looooove face oils! Terutama minyak dari tumbuh-tumbuhan alami seperti kacang almond, alpukat, dan jojoba. Tidak hanya untuk kulit wajah, saya juga kadang mengoleskannya ke kulit kaki atau rambut kalau terlampau kering. Minyak alami ini biasanya saya oleskan sebelum menggunakan serum atau sehabis mencuci muka di pagi hari.

The Ordinary 100% Plant-Derived Squalane, €8
Urtegaarden Jojoba Oil. €13
Kate Blanc Cosmetic Vitamin E Oil. €13

Favorit saya Vitamin E, alpukat, jojoba, argan, dan almond yang melembutkan kulit. Baru-baru ini lagi mencoba produknya The Ordinary yang katanya their best face oil. Formulanya sangat ringan, cepat menyerap, namun sayangnya kurang pol untuk jenis kulit kering.

Krim Mata

Saya tidak bisa absen menggunakan krim mata. Kalau sedang jalan-jalan tapi ketinggalan krim mata, bete-nya bisa sampai pulang. Eye cream is a must! Kulit di sekitar mata saya biasanya ikut kencang di cuaca yang terlalu buruk, makanya pelembab muka biasa tidak akan cukup.


Kiehl's Creamy Eye Treatment. €27
REN Active 7 Radiant Eye Maintenance Gel (€30)

Produk favorit untuk cuaca dingin adalah Kiehl's Creamy Eye Treatment with Avocado karena teksturnya yang creamy. Sementara untuk alternatif yang lebih ringan, saya menggunakan REN Active 7 Radiant Eye Gel yang cepat menyerap di kulit.

Lip balm

Satu lagi yang juga tidak boleh absen sehari-harinya; melembabkan kulit bibir. Kulit bibir saya pernah sangat kering saat musim dingin, sampai senyum sedikit saja jadi luka dan berdarah. Tak cukup dengan minum air putih yang banyak, mengoleskan lip balm juga sangat membantu.

Oriflame Tender Care. 50k Rupiah
Carmex Lip Balm. €3

Saya sudah pernah mencoba banyak produk lip balm, namun yang jadi favorit sampai sekarang adalah Carmex SPF 15. Variannya juga banyak, dari original (tanpa SPF) sampai beraroma ceri. Saat dioleskan ke bibir, sensasinya minty dan formulanya sedikit oily untuk melembabkan bibir kering. Kalau tidak suka pot, Carmex juga dikemas dalam bentuk tube dan stick.

Merek lain yang mirip Carmex adalah legendanya Oriflame dari dulu, Tender Care. Salah satu produk favorit saya juga saat di Indonesia, namun tidak bisa ditemukan dengan mudah di Eropa. Kalau kamu ingin ke Eropa, boleh juga bawa 1-2 pot Tender Care dari Indonesia.

Pelembab badan

Yang satu ini jadi rutinitas sehabis mandi, apalagi kalau mandinya menggunakan air hangat; wajib mengoleskan pelembab badan! Produk yang saya beli juga tidak mahal dan bisa didapatkan dengan mudah di drugstore dengan harga super terjangkau.


Nivea Soft Moisturizing Body Cream. €5
Dove Silky Nourishment Body Cream. €5
CeraVe Moisturizing Lotion €12 (236 ml)

Dove dan Nivea formulanya sangat ringan dan lembut karena cocok digunakan saat musim panas. Sementara CeraVe, saya pilih yang khusus untuk kulit kering/terlalu kering, karena winter di Norwegia memang terlalu harsh. Kalau memang kulit kamu cenderung sensitif dan gatal dengan losyen beraroma, saya rekomendasikan pelembab ini.

Krim tangan dan kaki

I hate dry hands! Saking sebalnya dengan kulit kering ini, saya punya koleksi 3-4 krim tangan. Masing-masing ada di rumah, kantong mantel, tas, dan satu lagi sebagai simpanan. I can't live in Europe without hand creams, really!

Neutrogena Hand Cream. €3
Life Foot Cream. €6

The best hand cream favorit saya sampai sekarang hanya Neutrogena. Meskipun katanya 'Norwegian Formula', tapi krim ini berasal dari Amerika. Dipakainya sedikit saja namun efeknya langsung nampak setelah dioles. Teksturnya sangat heavy karena mengandung banyak glycerin yang memang cocok untuk kulit tangan sangat kering dan bersisik. It's super recommended kalau ada yang cari krim tangan terbaik berharga miring!!

Selain kulit tangan yang lebih sering terpapar angin dingin, kulit kaki juga tidak boleh dilupakan hanya karena sering memakai kaos kaki. Saya tidak punya merek favorit untuk krim kaki, namun selalu mencari krim yang mengandung beeswax atau shea butter untuk melembabkan.


Having a looot of skin care products won't make you flawless like Tasya Farasya, tapi melindungi kulit dari efek buruk cuaca Eropa harus tetap jadi rutinitas! Jangan sampai kulit kering bersisik hanya karena malas pakai pelembab. Baca juga postingan saya bagaimana bertahan dari cuaca dingin Eropa!


Komentar

  1. Terima kasih sangat bermanfaat buat saya yang baru pindah. Oya beli produk produk diatas dimana ya di Brussels?

    BalasHapus
  2. Thanks buat rekomendasinya, nin. Ku juga lagi cari skincare yg cocok utk di Budapest.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bule Ketemu Online, Bisakah Serius?

( PERHATIAN!!! SAYA BANYAK SEKALI MENERIMA TESTIMONIALS SOAL COWOK-COWOK DARI INGGRIS YANG MEMINTA ALAMAT SI CEWEK YANG DIKENAL VIA ONLINE. FYI , HAMPIR SEMUA MODUS PENIPUAN SEPERTI INI BERASAL DARI INGGRIS DAN AMERIKA! JANGAN PERNAH TERTIPU KEMASAN KULIT PUTIHNYA, KARENA BISA JADI YANG KALIAN AJAK CHATTING -AN ATAU VIDEO CALL -AN ITU ADALAH PENIPU !! JANGAN PERNAH BERI DATA DIRI SEPERTI NAMA LENGKAP, ALAMAT, SERTA NOMOR IDENTITAS ATAU KARTU KREDIT KE ORANG-ORANG ASING LEWAT DUNIA DIGITAL! BE SMART, BE AWARE, AND PLEASE JANGAN DULU BAPERAN KALO ADA YANG MENGAJAK NIKAH PADAHAL BARU SEMINGGU KENAL!!!) Selain berniat jadi au pair, ternyata blog saya banyak dikunjungi oleh cewek-cewek Indonesia yang ingin pacaran atau sedang dekat dengan bule. Gara-gara tulisan tentang cowok Eropa dan cowok Skandinavia , banyak pembaca blog yang mengirim surel ke saya dan curhat masalah cintanya dengan si bule. Aduh, padahal saya jauh dari kata "ahli" masalah cinta-cintaan. Saya sebetu

Mempelajari Karakter Para Cowok di Tiap Bagian Eropa

*I talk a lot about European boys in this blog, but seriously, this is always the hottest topic for girls! ;) Oke, salahkan pengalaman saya yang jadi serial dater  selama tinggal di Eropa. Tapi gara-gara pengalaman ini, saya juga bisa bertemu banyak orang baru sekalian mempelajari karakter mereka. Cowok-cowok yang saya temui ini juga tidak semuanya saya kencani. Beberapa dari mereka saya kenal saat workshop, festival, ataupun dari teman. Beruntung sekali, banyak juga teman-teman cewek yang mau menceritakan pengalamannya saat berkencan dari cowok ini, cowok itu, and all of them have wrapped up neatly in my head! Secara umum, tulisan yang saya ceritakan disini murni hasil pengalaman pribadi, pengalaman teman, ataupun si cowok yang menilai bangsanya secara langsung. Letak geografis Eropanya mungkin sedikit rancu, tapi saya mengelompokkan mereka berdasarkan jarak negara dan karakter yang saling berdekatan. Kita semua benci stereotipe, tapi walau bagaimana pun kita tetaplah bagi

7 Kebiasaan Makan Keluarga Eropa

Tiga tahun tinggal di Eropa dengan keluarga angkat, saya jadi paham bagaimana elegan dan intimnya cara makan mereka. Bagi para keluarga ini, meja makan tidak hanya tempat untuk menyantap makanan, tapi juga ajang bertukar informasi para anggota keluarga dan pembelajaran bagi anak-anak mereka. Selain table manner , orang Eropa juga sangat perhatian terhadap nilai gizi yang terkandung di suatu makanan hingga hanya makan makanan berkualitas tinggi. Berbeda dengan orang Indonesia yang menjadikan meja makan hanya sebagai tempat menaruh makanan, membuka tudung saji saat akan disantap, lalu pergi ke ruang nonton sambil makan. Selama tinggal dengan banyak macam keluarga angkat, tidak hanya nilai gizi yang saya pelajari dari mereka, tapi juga kebiasaan makan orang Eropa yang sebenarnya sangat sederhana dan tidak berlebihan. Dari kebiasaan makan mereka ini juga, saya bisa menyimpulkan mengapa orang-orang di benua ini awet tua alias tetap sehat menginjak usia di atas 70-an. Kuncinya, pola

Guide Untuk Para Calon Au Pair

Kepada para pembaca blog saya yang tertarik menjadi au pair, terima kasih! Karena banyaknya surel dan pertanyaan tentang au pair, saya merasa perlu membuat satu postingan lain demi menjawab rasa penasaran pembaca. Mungkin juga kalian tertarik untuk membaca hal-hal yang harus diketahui sebelum memutuskan jadi au pair  ataupun tips seputar au pair ? Atau mungkin juga merasa tertantang untuk jadi au pair di usia 20an, baca juga cerita saya disini . Saya tidak akan membahas apa itu au pair ataupun tugas-tugasnya, karena yang membaca postingan ini saya percaya sudah berminat menjadi au pair dan minimal tahu sedikit. Meskipun sudah ada minat keluar negeri dan menjadi au pair, banyak juga yang masih bingung harus mulai dari mana. Ada juga pertanyaan apakah mesti pakai agen atau tidak, hingga pertanyaan soal negara mana saja yang memungkinkan peluang kerja atau kuliah setelah masa au pair selesai. Oke, tenang! Saya mencoba menjabarkan lagi hal yang saya tahu demi menjawab rasa penasar

Berniat Pacaran dengan Cowok Skandinavia? Baca Ini Dulu!

"Semua cowok itu sama!" No! Tunggu sampai kalian kenalan dan bertemu dengan cowok-cowok tampan namun dingin di Eropa Utara. Tanpa bermaksud menggeneralisasi para cowok ini, ataupun mengatakan saya paling ekspert, tapi cowok Skandinavia memang berbeda dari kebanyakan cowok lain di Eropa. Meskipun negara Skandinavia hanya Norwegia, Denmark, dan Swedia, namun Finlandia dan Islandia adalah bagian negara Nordik, yang memiliki karakter yang sama dengan ketiga negara lainnya. Tinggal di bagian utara Eropa dengan suhu yang bisa mencapai -30 derajat saat musim dingin, memang mempengaruhi karakter dan tingkah laku masyarakatnya. Orang-orang Eropa Utara cenderung lebih dingin terhadap orang asing, ketimbang orang-orang yang tinggal di kawasan yang hangat seperti Italia atau Portugal. Karena hanya mendapatkan hangatnya matahari tak lebih dari 3-5 minggu pertahun, masyarakat Eropa Utara lebih banyak menutup diri, diam, dan sedikit acuh. Tapi jangan salah, walaupun dingin dan hampa