Meskipun uang saku au pair sudah disesuaikan dengan gaya hidup dan pengeluaran pelajar lokal di negara tersebut, namun tak jarang au pair tetap harus ekstra irit setiap bulannya. Ongkos transportasi, jajan di luar, serta biaya jalan-jalan, seringkali membuat banyak au pair memutar otak bagaimana mengatur keuangan agar tak sampai angka 0 sebelum habis bulan.
Memang, biaya hidup tergantung gaya hidup. Walaupun sudah berusaha super hemat, tak sedikit au pair yang kurang puas dengan uang saku yang diterima lalu mencari kerja sampingan lain. Terlepas dari sifatnya yang ilegal, uang tambahan yang diterima memang cukup lumayan.
Tapi tahu kah kalian kalau sebagai au pair, kita juga bisa cari kerja sampingan lain untuk dapat uang tambahan? Bukan blackwork yang harus cleaning rumah dan osek-osek WC orang dulu. Kerjanya bisa dilakukan di rumah atau bahkan saat 'nongkrong' di toilet! Uang yang dihasilkan memang tidak sebesar dan seinstan kalau mengambil blackwork. Namun kerjanya legal, bisa sambil santai, dan kalau serius, jumlah uang tambahan yang didapat bisa lumayan!
1. Mengumpulkan botol bekas
Untuk mengurangi limbah plastik dan menjaga lingkungan, pemerintah di banyak negara Eropa mengajak warganya untuk tidak membuang botol atau kaleng minuman di tempat sampah, namun menukarkannya dengan uang tunai. Contohnya di Denmark atau Norwegia, satu botol plastik atau kaleng alumunium dihargai 1-3 krona (cek value-nya di label kemasan!). Karena berharga, seringkali kita melihat banyak homeless yang mengaduk-aduk isi tempat sampah hanya untuk menemukan botol plastik bekas, terutama saat ada event besar.
Biasanya keluarga angkat belanja banyak produk minuman yang botolnya sering dibuang begitu saja. Coba mulai sekarang mulai teliti mengecek berapa value botol minuman yang terbuang dan kumpulkan saja untuk ditukarkan di mesin daur ulang. Satu sampai sepuluh botol mungkin belum terlalu berharga, namun kalau kita rajin mengumpulkan botol sampai 1 bulan saja, tak jarang bisa dapat 50-200 krona! Keluarga saya di Denmark rajin sekali minum soda botolan yang dalam satu bulan, bisa saja terkumpul sampai 50-an botol! Lumayan kan, menjaga lingkungan sekalian dapat uang tunai?!
2. Jual barang sekon
Salah satu godaan terbesar au pair adalah belanja baju atau sepatu; baik bekas, diskonan, atau baru. Tanpa disadari biasanya banyak sekali baju atau sepatu menumpuk di kamar, sampai bingung akan dikemanakan kalau harus pulang atau pindah negara lagi. Sebetulnya, selain disumbangkan lewat kontainer baju bekas, kita juga bisa cari uang lewat barang-barang sekon yang kita punya.
Jangan salah, orang-orang Eropa juga suka barang bekasan asal kondisinya masih bagus. Tidak hanya pakaian, tapi juga barang-barang elektronik dan perabot rumah tangga lainnya. Jadi kalau ada pakaian yang kita malas pakai tapi kondisinya masih bagus, jual saja di situs barang bekas lokal! Tidak perlu memasang harga terlalu tinggi mentang-mentang di Eropa, asal barang laku dan keluar lemari, kita bisa stress-free.
3. Mengomersilkan skill
Jangan remehkan keahlian masak, seni, atau fotografi yang kita punya! Seorang teman au pair di Belgia, bisa mengumpulkan cukup uang hanya dari keahlian masak dan jiwa kreatifnya, lho! Berbekal ilmu dari yang tadinya hanya hobi, teman saya ini akhirnya percaya diri membuka katering sederhana dan mempromosikan banyak jenis masakan Asia ke teman-teman terdekat dan keluarga pacarnya. Satu porsi bisa dihargai €5-20 tergantung jenis masakan.
Tidak hanya sampai disitu, karena juga berbakat melukis, si teman ini membuka pesanan kartu ucapan atau lukisan handmade. Semuanya dilakukan sendiri dan dipromosikan lewat sosial media atau mulut ke mulut saja. Karena promosinya bagus dan orangnya gigih, saya tak pernah melihat si teman ini kosong pesanan. So, tidak perlu malu mengkomersilkan skill yang kita punya di Eropa karena bisa jadi ladang rejeki!
4. Jual jasa online
Kalau bakat kamu bukan di handmade craft dan memasak, ada cara lain menjual jasa lewat internet. Situs seperti Fiverr dan UpWork adalah salah dua situs terbesar yang mewadahi perusahaan/perorangan untuk mencari atau menjual jasa lewat media daring. Ada banyak sekali jasa yang bisa kamu tawarkan, dari membuat situs, menyelesaikan event project, sampai jadi virtual personal assistant. Jenjang karir dan gaji yang ditawarkan perusahaan pun bervariasi dari enty-level sampai profesional.
Di Indonesia sendiri, kita bisa ikut menjual jasa di Projects.co.id sebagai content writer, desainer poster, atau juga penerjemah. Tak jarang perusahaan yang tadinya hanya merekrut kita sebagai pekerja lepas, bisa menawarkan pekerjaan full time sebagai remote worker yang dibayar lebih dari 2000 USD untuk satu kali proyek! Karena kerjanya freelance, kita tetap bisa menyiasati waktu sebagai au pair sekalian mengerjakan proyek sampingan.
5. Mengisi survei daring
Selama ini mungkin kita berpikir bahwa mengisi survey dari perusahaan hanyalah sukarela untuk membantu perusahaan tersebut memahami produk mereka dari feedback konsumen. Tapi ternyata, ada banyak situs yang mau membayar kita hanya untuk mengisi survey! Beberapa situs survey berbayar yang bisa dicoba adalah Mobrog, PanelPlace, Toluna, YouGov, LifePoints, iSay, Opinion Outpost, dan Hiving.
Karena tinggal di Norwegia, saya mendaftarkan diri ke situs survey berbayar yang juga berfokus di produk-produk lokal. Bahasanya memang jadi bahasa lokal, tapi lumayan sekalian belajar. Untuk satu kali mengisi survey, kita bisa dibayar 3-20 NOK tergantung berapa lama waktu pengisian. Poin atau uang yang terkumpul bisa gunakan untuk membeli giftcard, ditransfer ke PayPal, ataupun ditukar poin dari maskapai penerbangan.
6. Ikut lomba atau kuis
Daripada bosan dengan pekerjaan rumahan dan sepi teman kencan, coba iseng-iseng buka situs pencarian lomba atau kuis, siapa tahu bisa menang hadiah uang tunai atau barang elektronik! Sewaktu di Denmark, saya sempat ikut lomba blog #PejuangIrit yang diselenggarakan oleh Shopee dan menang uang tunai 2,5 juta Rupiah. Padahal itu adalah lomba blog pertama saya dan tak disangka langsung menang. Artikelnya bisa kamu baca disini.
Saya juga pernah ikut lomba menulis "Colourful Europe" yang diadakan Energy Au Pair Norway di musim panas 2 tahun lalu dan ternyata menang juga. Hadiahnya memang bukan uang, tapi paket lengkap yang berisi parfum, speaker, payung, dan masih banyak lainnya. Lumayan sekali untuk koleksi pribadi! Ini tulisan saya saat menang lomba saat itu. Grammar berantakan, tapi masih menang.
Faktanya, cari uang tambahan selama jadi au pair sangat memungkinkan dan tidak hanya lewat babysitting dan cleaning. Ada banyak cara lain yang bisa kita coba untuk mengasah kemampuan, mengembangkan jaringan, serta menambah uang saku selain berkutat di urusan rumah tangga. Tertarik juga untuk mencoba?
Memang, biaya hidup tergantung gaya hidup. Walaupun sudah berusaha super hemat, tak sedikit au pair yang kurang puas dengan uang saku yang diterima lalu mencari kerja sampingan lain. Terlepas dari sifatnya yang ilegal, uang tambahan yang diterima memang cukup lumayan.
Tapi tahu kah kalian kalau sebagai au pair, kita juga bisa cari kerja sampingan lain untuk dapat uang tambahan? Bukan blackwork yang harus cleaning rumah dan osek-osek WC orang dulu. Kerjanya bisa dilakukan di rumah atau bahkan saat 'nongkrong' di toilet! Uang yang dihasilkan memang tidak sebesar dan seinstan kalau mengambil blackwork. Namun kerjanya legal, bisa sambil santai, dan kalau serius, jumlah uang tambahan yang didapat bisa lumayan!
1. Mengumpulkan botol bekas
Untuk mengurangi limbah plastik dan menjaga lingkungan, pemerintah di banyak negara Eropa mengajak warganya untuk tidak membuang botol atau kaleng minuman di tempat sampah, namun menukarkannya dengan uang tunai. Contohnya di Denmark atau Norwegia, satu botol plastik atau kaleng alumunium dihargai 1-3 krona (cek value-nya di label kemasan!). Karena berharga, seringkali kita melihat banyak homeless yang mengaduk-aduk isi tempat sampah hanya untuk menemukan botol plastik bekas, terutama saat ada event besar.
Biasanya keluarga angkat belanja banyak produk minuman yang botolnya sering dibuang begitu saja. Coba mulai sekarang mulai teliti mengecek berapa value botol minuman yang terbuang dan kumpulkan saja untuk ditukarkan di mesin daur ulang. Satu sampai sepuluh botol mungkin belum terlalu berharga, namun kalau kita rajin mengumpulkan botol sampai 1 bulan saja, tak jarang bisa dapat 50-200 krona! Keluarga saya di Denmark rajin sekali minum soda botolan yang dalam satu bulan, bisa saja terkumpul sampai 50-an botol! Lumayan kan, menjaga lingkungan sekalian dapat uang tunai?!
2. Jual barang sekon
Salah satu godaan terbesar au pair adalah belanja baju atau sepatu; baik bekas, diskonan, atau baru. Tanpa disadari biasanya banyak sekali baju atau sepatu menumpuk di kamar, sampai bingung akan dikemanakan kalau harus pulang atau pindah negara lagi. Sebetulnya, selain disumbangkan lewat kontainer baju bekas, kita juga bisa cari uang lewat barang-barang sekon yang kita punya.
Jangan salah, orang-orang Eropa juga suka barang bekasan asal kondisinya masih bagus. Tidak hanya pakaian, tapi juga barang-barang elektronik dan perabot rumah tangga lainnya. Jadi kalau ada pakaian yang kita malas pakai tapi kondisinya masih bagus, jual saja di situs barang bekas lokal! Tidak perlu memasang harga terlalu tinggi mentang-mentang di Eropa, asal barang laku dan keluar lemari, kita bisa stress-free.
3. Mengomersilkan skill
Jangan remehkan keahlian masak, seni, atau fotografi yang kita punya! Seorang teman au pair di Belgia, bisa mengumpulkan cukup uang hanya dari keahlian masak dan jiwa kreatifnya, lho! Berbekal ilmu dari yang tadinya hanya hobi, teman saya ini akhirnya percaya diri membuka katering sederhana dan mempromosikan banyak jenis masakan Asia ke teman-teman terdekat dan keluarga pacarnya. Satu porsi bisa dihargai €5-20 tergantung jenis masakan.
Tidak hanya sampai disitu, karena juga berbakat melukis, si teman ini membuka pesanan kartu ucapan atau lukisan handmade. Semuanya dilakukan sendiri dan dipromosikan lewat sosial media atau mulut ke mulut saja. Karena promosinya bagus dan orangnya gigih, saya tak pernah melihat si teman ini kosong pesanan. So, tidak perlu malu mengkomersilkan skill yang kita punya di Eropa karena bisa jadi ladang rejeki!
4. Jual jasa online
Kalau bakat kamu bukan di handmade craft dan memasak, ada cara lain menjual jasa lewat internet. Situs seperti Fiverr dan UpWork adalah salah dua situs terbesar yang mewadahi perusahaan/perorangan untuk mencari atau menjual jasa lewat media daring. Ada banyak sekali jasa yang bisa kamu tawarkan, dari membuat situs, menyelesaikan event project, sampai jadi virtual personal assistant. Jenjang karir dan gaji yang ditawarkan perusahaan pun bervariasi dari enty-level sampai profesional.
Di Indonesia sendiri, kita bisa ikut menjual jasa di Projects.co.id sebagai content writer, desainer poster, atau juga penerjemah. Tak jarang perusahaan yang tadinya hanya merekrut kita sebagai pekerja lepas, bisa menawarkan pekerjaan full time sebagai remote worker yang dibayar lebih dari 2000 USD untuk satu kali proyek! Karena kerjanya freelance, kita tetap bisa menyiasati waktu sebagai au pair sekalian mengerjakan proyek sampingan.
5. Mengisi survei daring
Selama ini mungkin kita berpikir bahwa mengisi survey dari perusahaan hanyalah sukarela untuk membantu perusahaan tersebut memahami produk mereka dari feedback konsumen. Tapi ternyata, ada banyak situs yang mau membayar kita hanya untuk mengisi survey! Beberapa situs survey berbayar yang bisa dicoba adalah Mobrog, PanelPlace, Toluna, YouGov, LifePoints, iSay, Opinion Outpost, dan Hiving.
Karena tinggal di Norwegia, saya mendaftarkan diri ke situs survey berbayar yang juga berfokus di produk-produk lokal. Bahasanya memang jadi bahasa lokal, tapi lumayan sekalian belajar. Untuk satu kali mengisi survey, kita bisa dibayar 3-20 NOK tergantung berapa lama waktu pengisian. Poin atau uang yang terkumpul bisa gunakan untuk membeli giftcard, ditransfer ke PayPal, ataupun ditukar poin dari maskapai penerbangan.
6. Ikut lomba atau kuis
Daripada bosan dengan pekerjaan rumahan dan sepi teman kencan, coba iseng-iseng buka situs pencarian lomba atau kuis, siapa tahu bisa menang hadiah uang tunai atau barang elektronik! Sewaktu di Denmark, saya sempat ikut lomba blog #PejuangIrit yang diselenggarakan oleh Shopee dan menang uang tunai 2,5 juta Rupiah. Padahal itu adalah lomba blog pertama saya dan tak disangka langsung menang. Artikelnya bisa kamu baca disini.
Saya juga pernah ikut lomba menulis "Colourful Europe" yang diadakan Energy Au Pair Norway di musim panas 2 tahun lalu dan ternyata menang juga. Hadiahnya memang bukan uang, tapi paket lengkap yang berisi parfum, speaker, payung, dan masih banyak lainnya. Lumayan sekali untuk koleksi pribadi! Ini tulisan saya saat menang lomba saat itu. Grammar berantakan, tapi masih menang.
⚘ ⚘ ⚘
Faktanya, cari uang tambahan selama jadi au pair sangat memungkinkan dan tidak hanya lewat babysitting dan cleaning. Ada banyak cara lain yang bisa kita coba untuk mengasah kemampuan, mengembangkan jaringan, serta menambah uang saku selain berkutat di urusan rumah tangga. Tertarik juga untuk mencoba?
Komentar
Posting Komentar