Langsung ke konten utama

Your New Bucket List: Melintasi Lingkar Arktik!


Naik balon udara di Cappadocia? Berfoto di depan Menara Pisa di Roma? Melihat the Northern Lights di Abisko? Bungee jumping di Christchurch? Apalagi destinasi favorit dan aktifitas impian yang ada di bucket list mu?

Saya dari dulu memang sangat terobsesi dengan negara dingin di kutub utara. Kalau lagi belajar geografi atau fisika astronomi, selalu tertarik menyimak kehidupan orang-orang Eskimo yang tinggal di dekat kutub dan perbedaan musimnya yang sangat ekstrim dari Indonesia. Beruntung sekarang saya tinggal di Norwegia, negara di Utara Eropa yang cukup dekat dengan kutub utara. Beberapa minggu lalu pun saya akhirnya bisa mencoret satu lagi aktifitas di bucket list; melintasi Lingkar Arktik!

Ada 2 garis melingkar tak kasat mata yang melintasi dua kutub di bumi, Lingkar Arktik di utara dan Lingkar Antartika di selatan. Di utara, Lingkar Arktik hanya melintasi sedikit negara seperti Norwegia (Saltfjellet), Swedia (Jokkmokk), Finlandia (Rovaniemi), Rusia (Murmansk), Amerika Serikat (Alaska), Kanada (Dempster Highway), Greenland (Sisimiut), dan Islandia (Grimsey Island). Lingkar Arktik ini menandai bahwa kawasan tersebut menjadi 'kingdom of light' saat musim panas karena matahari bersinar selama 24 jam, dan juga saat musim dingin karena sangat identik dengan the Northern Lights (Aurora Borealis). Musim dingin di kawasan Lingkar Arktik bisa menjadi sangat ekstrim dengan gelap yang panjang dan suhu yang selalu di bawah 0° C.

Selain ada di dalam bucket list, melintasi Lingkar Arktik merupakan pengalaman berharga bagi saya yang hanya traveller musiman dan first-time explorer ini. Apalagi tidak setiap tahun saya bisa jalan-jalan ke Eropa Utara lewat darat. 


Meskipun tidak pernah sama setiap tahun, tapi per Juni 2019 ditetapkan bahwa Lingkar Arktik berada di 66°33' Lintang Utara. Karena ekstrimnya temperatur dan lingkungan, diketahui hanya 4 juta orang yang bermukim di kawasan Lingkar Arktik hingga saat ini. Pemerintah Rusia bahkan memberikan upah minimum yang sangat tinggi bagi para penduduk yang mendiami kawasan di Lingkar Arktik.

Untuk melintasi Lingkar Arktik, kita hanya bisa melakukannya lewat darat dengan mobil atau kereta, dan lewat laut dengan naik kapal. Lingkar Arktik biasanya ditandai dengan sebuah monumen dan crains atau tumpukkan batu di sekelilingnya. 




Di Norwegia, Lingkar Arktik melewati kawasan Saltfjellet yang memisahkan bagian Helgeland dan Salten. Bisa dibilang, lingkar ini juga memisahkan hampir setengah wilayah Norwegia. Dengan total 40% wilayah yang berada di Lingkar Arktik, Norwegia memiliki banyak variasi alam yang luar biasa indah, dari jurang, gunung kokoh yang terjal sampai fjord yang tenang, gletser, dan juga kampung nelayan yang tenteram.

Untuk melintasi Lingkar Arktik di Norwegia ini, pengunjung dari Oslo hanya mengambil rute E6 sekitar 1 jam-an dari Mo i Rana. Biasanya pengunjung yang melintasi Lingkar Arktik juga bagian dari road trip atau tur ke Norwegia Utara.

Di sini Lingkar Arktik tidak hanya ditandai dengan monumen, tapi juga Arctic Circle Center yang dibangun tahun 1990 bersamaan selesainya jalan tol E6 yang melintasi gunung Saltfjellet. Di dalamnya kita bisa menemukan kafe, bioskop, exhibition center, serta toko suvenir yang menjual banyak barang khas Norwegia Utara.



Kalau kebetulan lagi lapar dan ada uang lebih, coba sekalian mencicipi makanan khas gunung di Norwegia; apapun yang berbau hasil buruan seperti rusa, kijang, atau babi hutan. Makan di kafetaria ini pun bisa dijadikan bucket list tambahan kalau mampir kesini. Karena Arctic Circle Center tutup saat musim dingin, sangat direkomendasikan datang di musim panas.

Jika malas makan makanan berat, coba saja duduk sebentar di dalam kafe sambil menyesap kopi dan makan wafel. Wafel di Norwegia lebih sering disajikan agak dingin dan berbentuk lembaran, bukan seperti wafel di Belgia yang tebal. Harga selembar wafel 40 NOK dan dimakan dengan krim plus selai stroberi atau raspberi.


Toko suvenir di Arctic Circle Center boleh juga jadi tujuan terakhir sebelum pergi sekalian cuci mata. Saya kira yang akan beli tidak banyak, tapi ternyata hampir tiap turis yang datang pasti keluar membawa buah tangan. Di Norwegia ini, tiap toko suvenir tidak pernah menjual barang yang sama. Barang yang dijual biasanya berkaitan dengan sejarah dan landmark tempat tersebut. Di toko ini saya menemukan banyak sekali suvenir lucu yang memang disesuaikan dengan Lingkar Arktik.

Tempelan kulkas atau gantungan kunci bentuknya macam-macam dan tidak pasaran. Mata saya sudah terfokus pada tempelan kulkas berbentuk makhluk lucu nan fluffy seharga 59 NOK per buah di atas. Hewannya macam-macam dari mulai domba, kijang, anjing, tikus, hingga rusa. Karena semuanya lucu-lucu dan sulit memilih mana yang harus dibeli, Mumu, cowok Norwegia yang pergi bersama saya road trip, menyuruh mengambil saja dua-duanya. Anyway, kebetulan saat itu Mumu yang membayar sekalian saya dihadiahi scarf bermotif Fair Isle karena kelupaan bawa dari rumah.

Rekomendasi untuk kalian yang berencana road trip ke Norwegia Utara saat musim panas; jangan lupa mampir ke Arctic Circle Center, berfoto di monumen Lingkar Arktik, mencicipi menu fast food khas gunung, serta membawa suvenir lucu sebagai pertanda pernah melintasi Lingkar Arktik yang jauh dari Indonesia ini! Bagi yang tertarik mengabadikan pengalaman selain dengan foto, kita juga bisa mendapatkan sertifikat digital "I have crossed the Arctic Circle" secara gratis dari sini.



Komentar

  1. Kereeeenn. Cara nulisnya juga oke banget kak! Ditunggu tulisan tentang Mumu nya hahah XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, siap!

      Makasih banyak ya udah mampir (:

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bule Ketemu Online, Bisakah Serius?

( PERHATIAN!!! SAYA BANYAK SEKALI MENERIMA TESTIMONIALS SOAL COWOK-COWOK DARI INGGRIS YANG MEMINTA ALAMAT SI CEWEK YANG DIKENAL VIA ONLINE. FYI , HAMPIR SEMUA MODUS PENIPUAN SEPERTI INI BERASAL DARI INGGRIS DAN AMERIKA! JANGAN PERNAH TERTIPU KEMASAN KULIT PUTIHNYA, KARENA BISA JADI YANG KALIAN AJAK CHATTING -AN ATAU VIDEO CALL -AN ITU ADALAH PENIPU !! JANGAN PERNAH BERI DATA DIRI SEPERTI NAMA LENGKAP, ALAMAT, SERTA NOMOR IDENTITAS ATAU KARTU KREDIT KE ORANG-ORANG ASING LEWAT DUNIA DIGITAL! BE SMART, BE AWARE, AND PLEASE JANGAN DULU BAPERAN KALO ADA YANG MENGAJAK NIKAH PADAHAL BARU SEMINGGU KENAL!!!) Selain berniat jadi au pair, ternyata blog saya banyak dikunjungi oleh cewek-cewek Indonesia yang ingin pacaran atau sedang dekat dengan bule. Gara-gara tulisan tentang cowok Eropa dan cowok Skandinavia , banyak pembaca blog yang mengirim surel ke saya dan curhat masalah cintanya dengan si bule. Aduh, padahal saya jauh dari kata "ahli" masalah cinta-cintaan. Saya sebetu

Mempelajari Karakter Para Cowok di Tiap Bagian Eropa

*I talk a lot about European boys in this blog, but seriously, this is always the hottest topic for girls! ;) Oke, salahkan pengalaman saya yang jadi serial dater  selama tinggal di Eropa. Tapi gara-gara pengalaman ini, saya juga bisa bertemu banyak orang baru sekalian mempelajari karakter mereka. Cowok-cowok yang saya temui ini juga tidak semuanya saya kencani. Beberapa dari mereka saya kenal saat workshop, festival, ataupun dari teman. Beruntung sekali, banyak juga teman-teman cewek yang mau menceritakan pengalamannya saat berkencan dari cowok ini, cowok itu, and all of them have wrapped up neatly in my head! Secara umum, tulisan yang saya ceritakan disini murni hasil pengalaman pribadi, pengalaman teman, ataupun si cowok yang menilai bangsanya secara langsung. Letak geografis Eropanya mungkin sedikit rancu, tapi saya mengelompokkan mereka berdasarkan jarak negara dan karakter yang saling berdekatan. Kita semua benci stereotipe, tapi walau bagaimana pun kita tetaplah bagi

7 Kebiasaan Makan Keluarga Eropa

Tiga tahun tinggal di Eropa dengan keluarga angkat, saya jadi paham bagaimana elegan dan intimnya cara makan mereka. Bagi para keluarga ini, meja makan tidak hanya tempat untuk menyantap makanan, tapi juga ajang bertukar informasi para anggota keluarga dan pembelajaran bagi anak-anak mereka. Selain table manner , orang Eropa juga sangat perhatian terhadap nilai gizi yang terkandung di suatu makanan hingga hanya makan makanan berkualitas tinggi. Berbeda dengan orang Indonesia yang menjadikan meja makan hanya sebagai tempat menaruh makanan, membuka tudung saji saat akan disantap, lalu pergi ke ruang nonton sambil makan. Selama tinggal dengan banyak macam keluarga angkat, tidak hanya nilai gizi yang saya pelajari dari mereka, tapi juga kebiasaan makan orang Eropa yang sebenarnya sangat sederhana dan tidak berlebihan. Dari kebiasaan makan mereka ini juga, saya bisa menyimpulkan mengapa orang-orang di benua ini awet tua alias tetap sehat menginjak usia di atas 70-an. Kuncinya, pola

Guide Untuk Para Calon Au Pair

Kepada para pembaca blog saya yang tertarik menjadi au pair, terima kasih! Karena banyaknya surel dan pertanyaan tentang au pair, saya merasa perlu membuat satu postingan lain demi menjawab rasa penasaran pembaca. Mungkin juga kalian tertarik untuk membaca hal-hal yang harus diketahui sebelum memutuskan jadi au pair  ataupun tips seputar au pair ? Atau mungkin juga merasa tertantang untuk jadi au pair di usia 20an, baca juga cerita saya disini . Saya tidak akan membahas apa itu au pair ataupun tugas-tugasnya, karena yang membaca postingan ini saya percaya sudah berminat menjadi au pair dan minimal tahu sedikit. Meskipun sudah ada minat keluar negeri dan menjadi au pair, banyak juga yang masih bingung harus mulai dari mana. Ada juga pertanyaan apakah mesti pakai agen atau tidak, hingga pertanyaan soal negara mana saja yang memungkinkan peluang kerja atau kuliah setelah masa au pair selesai. Oke, tenang! Saya mencoba menjabarkan lagi hal yang saya tahu demi menjawab rasa penasar

First Time Au Pair, Ke Negara Mana?

Saya ingat betul ketika pertama kali membuat profil di Aupair World, saya begitu excited memilih banyak negara yang dituju tanpa pikir panjang. Tujuan utama saya saat itu adalah Selandia Baru, salah satu negara impian untuk bisa tinggal. Beberapa pesan pun saya kirimkan ke host family di Selandia Baru karena siapa tahu mimpi saya untuk bisa tinggal disana sebentar lagi terwujud. Sangat sedikit  host family dari sana saat itu, jadi saya kirimkan saja aplikasi ke semua profil keluarga yang ada. Sayangnya, semua menolak tanpa alasan. Hingga suatu hari, saya menerima penolakan dari salah satu keluarga yang mengatakan kalau orang Indonesia tidak bisa jadi au pair ke Selandia Baru. Duhh! Dari sana akhirnya saya lebih teliti lagi membaca satu per satu regulasi negara yang memungkinkan bagi pemegang paspor Indonesia. Sebelum memutuskan memilih negara tujuan, berikut adalah daftar negara yang menerima au pair dari Indonesia; Australia (lewat Working Holiday Visa ) Austria Amerika