Langsung ke konten utama

Menghitung Uang Saku Pelajar vs Au Pair di Norwegia



Banyak orang awam yang mengutuki sistem kerja au pair karena dianggap abusive dan tak sesuai dengan ketentuan seharusnya. Dengan gaji NOK 5900 per bulan di Norwegia contohnya, au pair hanya terlihat sebagai praktek perbudakan semata yang berkedok pertukaran budaya. Belum lagi adanya budaya overworking, diperlakukan tak adil dan abusive oleh para host family. Tapi meskipun banyak cerita buruk berkembang di luaran, toh masih banyak saja anak-anak muda Indonesia yang ingin jadi au pair. Karena kebanyakan yang dicari memang bukan uang, tapi kesempatan tinggal, belajar, dan jalan-jalan.

Entah adil atau tidak menurut masyarakat awam, sebetulnya uang saku yang diterima oleh au pair di tiap negara itu sudah diatur sedemikian rupa mencocokkan uang saku pelajar setelah dipangkas kebutuhan primer lainnya. Saya sudah pernah bercerita sedikit soal uang saku au pair di sini. Silakan dipahami terlebih dahulu, lalu pikirkan kembali, apakah menurut kalian adil atau tidak. Semakin tinggi biaya hidup, semakin besar pula uang saku yang au pair tersebut dapatkan.

Sebagai seorang au pair yang juga merangkap mahasiswa S-2 di salah satu perguruan tinggi di Norwegia, kali ini saya ingin sharing lebih banyak soal uang saku yang seringkali jadi perdebatan ini. Saya contohkan saja perbandingannya dengan uang saku para pelajar asing yang bekerja paruh waktu di luar, sedang belajar menggunakan dana beasiswa, atau dapat hibah dan pinjaman pemerintah dari LÃ¥nekassen.

1. Jam kerja dan upah


Mari kita mulai dari sini dulu, jam kerja serta upah minimum yang diterima. Di Norwegia, jam kerja au pair normalnya 30 jam per minggu, sementara mahasiswa asing hanya diperbolehkan bekerja 20 jam per minggu di tahun pertama, namun diizinkan bekerja full time saat sedang libur.

Baca juga: Kerja Paruh Waktu Untuk Mahasiswa Asing di Norwegia

Upah minimum untuk pekerjaan paruh waktu juga diatur sesuai dengan usia, jam kerja, serta jenis pekerjaan yang kita lakukan. Sementara au pair tidak punya upah kerja baku karena sudah dijatah NOK 5900 (2019) setiap bulannya. Normalnya, pekerja paruh waktu di Norwegia diupah NOK 140-200 per jam. Usia di atas 27 tahun wajib diupah minimal NOK 180 per jam meskipun jenis pekerjaannya hanya sebagai pelayan restoran. Kerja di atas pukul 9 malam dan akhir pekan/libur, gaji per jamnya naik jadi 160%. Sementara kalau ingin cari kerja serabutan di luar seperti tukang bersih-bersih atau babysitter lepas, upah diatur dengan kesepakatan antara kita dan employer.

Let's say saya bekerja jadi pelayan restoran dengan upah NOK 180 per jam. Dalam seminggu, saya bisa mengantongi sekitar NOK 3600. Dengan 80 jam kerja dalam sebulan, saya bisa mendapat gaji bruto sebesar NOK 14.400.

Gaji bruto;
Au pair: 120 jam kerja per bulan = NOK 5900
Mahasiswa yang bekerja paruh waktu: 80 jam kerja = NOK 14.400

Oke, sampai sini semuanya hanya berupa gaji bruto yang belum dipotong pajak. Di Norwegia semua yang berpenghasilan wajib bayar pajak, meski au pair sekalipun. Untuk pekerja biasa, pajak biasanya dikenakan sekitar 30-35% dari penghasilan. Sementara au pair, pajaknya tak tetap karena bisa berpengaruh pada banyak hal, tapi kita asumsikan saja 15% (meskipun ada juga yang 6 atau 35 persen!)

Setelah pajak;
Uang saku au pair: NOK 5015
Gaji paruh waktu (pajak 30%): NOK 10.080

Anyway, untuk mahasiswa yang dapat beasiswa atau dana hibah, jumlah per bulannya untuk yang masing single sekitar NOK 11.000 tanpa dipotong pajak.


2. Akomodasi


Setelah upah, lanjut lagi ke biaya akomodasi. Sebagai mahasiswa asing, tentunya place to stay and sleep adalah yang paling banyak menyita biaya bulanan. Sama seperti banyak negara lainnya, tentu saja biaya sewa bulanan di ibukota tak akan sama dengan kota kecil.

Di Oslo, biaya sewa kamar sepetak seluas 8 sqm di apartemen berbagi saja dipatok antara NOK 3500-5000 tergantung dari berapa banyak penghuni rumah, berperabot atau kosong, serta kemudahan akses transportasi ke tengah kota. Pilihan lainnya adalah menyewa kamar di student housing yang harganya juga bervariasi tergantung kelengkapan kamar tersebut. Yang pasti kita bisa memilih apakah ingin berbagi fasilitas dengan orang lain atau semuanya ada di satu kamar pribadi. Semakin lengkap kamar, semakin mahal. Katakan saja kamar  bermebel berukuran 11 sqm dengan sharing toilet & kitchen di student housing berharga NOK 4200 sebulan.

Biaya sewa kamar;
Au pair: GRATIS! Kamar biasanya cukup luas, berperabotan sendiri, punya kamar mandi pribadi bahkan dapur sendiri! Ilustrasi kamar di atas adalah yang biasanya paling banyak au pair punya.
Mahasiswa asing: NOK 4200 sebesar 11 sqm dengan kamar mandi dan fasilitas dapur yang harus berbagi dengan 6-8 mahasiswa lainnya


3. Makan


Setelah tempat tinggal, biaya primer lain yang harus dipikirkan adalah biaya makan setiap hari. Jadi mahasiswa asing harus pintar-pintar berhemat karena biaya hidup Norwegia sangat mahal. Masak sendiri adalah cara paling ampuh untuk menghindari pengeluaran membengkak. Rajin mencari informasi barang diskonan di situs toko sayuran juga bisa dicoba jika ingin mendapatkan produk dengan harga miring.

Setiap orang tentunya punya kebutuhan pokok yang tak sama. Tapi kalau ingin dihitung, biaya beli bahan makanan ini bisa kita bulatkan NOK 500 per minggu. Jadi dalam satu bulan, mahasiswa asing setidaknya mengeluarkan sekitar NOK 2000. Biaya ini belum ditambah jika kita ingin jajan di luar atau makan di kantin kampus.

Kebutuhan pangan sebulan;
Au pair: GRATIS! Join makan dengan host family atau kalau pun harus jajan mie atau sayuran sendiri, semaksimalnya NOK 500
Mahasiswa asing: Sekitar NOK 2000-2500


4. Tiket transportasi


Setiap daerah di Norwegia punya sistem transportasi sedikit berbeda, termasuk soal harga. Di beberapa wilayah, ada tiket khusus anak muda sampai usia 29 yang harga perbulannya hampir setengah harga normal. Sementara di Oslo, tak ada yang membedakan anak muda kecuali status full-time student- atau trainee-nya atau usia di bawah 19 tahun.

Ongkos bulanan;
Au pair: Di Oslo, harga tiket perbulan untuk tahun 2019 adalah NOK 746
Mahasiswa asing: Diskon sampai 40% atau NOK 450


KESIMPULAN:


Sehemat-hematnya mahasiswa yang tinggal di Norwegia, uang saku bulannya tetap akan kalah dengan 'penghasilan' au pair. Biaya di atas juga belum termasuk paket telpon dan internet yang kebanyakan au pair dibiayai oleh host family. Tapi mengapa uang saku au pair malah yang paling cepat ludes? Kembali lagi ke gaya hidup "tanpa absen nongkrong dan jalan-jalan". Travelling penting, namun menabung juga penting, but what should you prioritise?

Makanya tak heran seorang teman saya rela jadi serial au pair hanya karena kehidupannya yang nyaman, makan-minum-tidur sudah ditanggung. Buka pintu kamar, langsung kerja tanpa harus berjibaku dengan dinginnya salju di musim dingin. Belum lagi adanya fasilitas mewah lainnya seperti diajak travelling bersama, tiket PP gratis, sampai kamar yang mirip hotel bintang lima. Enak kan (sebetulnya) jadi au pair?

Now, tell me what you think! Menurut kalian, uang saku au pair itu sebetulnya sudah cukup adil belum sih?



Komentar

  1. Iya sih kalau dibandingkan ternyata ga jauh beda ya.

    Tapi karna aku belum pernah jadi au pair, aku mikirnya cuman klo jadi aupair, karna apa2 tergantung host family, klo ada konflik lebih parah, karna tergantung banget, termasuk au pair yang di "abuse" sama host familynya, mo nolak kek gimana kadang, klo ga mau diputus kontrak etc etc, sementara mahasiswa asing kan palingan share sama mahasiswa lain di kolegium,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul. Tapi itu perspektifnya udah keluar dari konten sih. Udah berhubungan sama kontrak kerja & profesional. Sementara mahasiswa asing kan cuma belajar di sini, au pair kerja.

      Soalnya uang saku au pair ini sering banget didebatin. Sampa ada beberapa yg nanya, “kok mau sih jadi au pair duit segitu doang?” Atau statement “ihh gue mah mana mau repot2 jadi au pair gaji segitu bersih2 rumah orang”. Padahal orang2 ini belom tau aja perks-nya au pair ;)

      Makanya di sini aku hanya membahas urusan uang saku & dimana paling banyak abisnya. Kenapa au pair tidak sama dengan kerjaan full-time, karena di sini au pair dianggap bukan pekerja 😀

      Hapus
  2. Klo dilihat dr saving per bulan (dr kterangan diatas), au pair bs save sdikit lebih banyak dibanding pelajar (kurang lebih 800 NOK), tp dgn jumlahnya jam kerja yg jauh lebih banyak dibanding pelajar, 40 jam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pelajar kan kerja utamanya memang belajar, makanya cuma dibolehin kerja 20 jam doang/minggu biar gak ganggu sekolah. Kerja cuma buat mencukupi kehidupan sederhana aja.

      Sementara au pair emang tugas utamanya kerja & selingannya ya sekolah bahasa. Anyway, di sini au pair kerja 30 jam/minggu 😇

      Hapus
    2. Sorry, mksud aku td klo dijumlahkan jam kerja au pair lbih bnyak 40 jam sebulannya dibandingkan pelajar (artinya bekerja lbih keras sbnyak 40 jam sebulan), dgn saving kurleb 800 NOK lebih banyak dibanding pelajar..
      Ini utk mnjawab prtanyaan km diakhir tulisan, apakah uang saku au pair itu cukup adil?

      Mnurut aku, klo kita cuman menghitung uang nya aja, maka msih kurang adil (dgn perbandingan kelebihan jam kerja 40 jam sebulan td dibanding pelajar, dgn income yg ga trlalu jauh beda).

      Tp km jg udh jelasin dibnyak tulisan lain, klo jd au pair memang bukan semata krn uangnya. Yg lbih penting adl kesempatannya, lbih bgus lg klo bs jd batu loncatan ky km yg akhirnya bs membuka peluang utk jd pelajar beneran..

      Hapus
    3. Aahhh iya.. ngerti2. Terima kasih ya sudah sharing :D

      Sayangnya memang di Eropa begitu. Au pair bukan dianggap pekerjaan yang mesti digaji per jam. Gajinya udah fixed karena memang keluarga juga mesti make sure bayarin tiket pesawat, kursus bahasa, dll ☺️

      Tapi meskipun mahasiswa dibolehin kerja cuma 20 jam/minggu, jadi mahasiswa juga anjaylah. Capek beneuuur, mesti komit 100% — at least di jurusan aku sekarang ya.

      Hapus
  3. Haii kak nin, maaf aku mau nanya.. Itu kan ada fasilitas sendiri buat place to stay gratis dari aupair itu berupa kamar sendiri buat kita? Beda tempat sama di rumah host family atau gimana ya? Dan selama daprt fasilitas itu, ttp bekerja kan ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Au pair itu; program pertukaran budaya (layaknya homestay) yang memungkinkan kamu bekerja sebagai personal assistant in exchanged of free food & accommodation. Jadi biar bisa tinggal & makan gratis (plus dibayar), kamu di situ ya harus kerja juga.

      Soal kamar, tergantung ke host family-nya. Ada yang tinggal di satu atap (dapet kamar sendiri), di apartemen sendiri (beda apartemen sama hf), atau bahkan dapet rumah sendiri (karena hf punya banyak rumah).

      Hapus
  4. Wah pendapatan part time di Norwegia sudah jauh diatas upah minimum Spanyol dan Portugal 🤣🤣

    Mungkin living cost juga beda sih tapi sudah lumayan lah itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banget! :D

      Kan Norwegia salah satu negara termahal di Eropa. Itu sebetulnya bukan lumayan sih, tapi beneran pas2an untuk pelajar. Haha.. Mahasiswa lokal sini juga banyak yang nyari kerjaan tambahan lagi di luar karena sejatinya duit part-time dari restoran/toko gak akan mencukupi biaya hidup enak ;)

      Hapus
  5. kak, kakak kok bisa jadi au pair sambil kuliah? itu caranya gimana ya kak apakah kakak jadi au pair setahun dulu baru lanjut kuliah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku gabung au pair + kuliah cuma 5 bulan sebelum kontrak habis. Karena saat itu emang masuk kuliah dari Agustus dan hf masih pengen aku ngaupair setidaknya sampe awal Desember :)

      Januarinya aku udah gak ngaupair lagi dan fokus ke studi kok.

      Hapus
  6. Kak sekarang uang saku aupair masih sama atau ada kenaikan? Terus pajaknya juga gimana?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini maksudnya au pair di negara mana ya?

      Karena kamu ninggalin komen di postingan ini, jadi aku asumsinya kamu nanya soal uang saku di Norwegia bukan?

      Kalo iya, per tahun ini uang saku di Norwegia baru naik. Soal pajak, mengikuti income aja sih. Semakin banyak income, semakin tinggi juga pajak yang dibayar :)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bule Ketemu Online, Bisakah Serius?

( PERHATIAN!!! SAYA BANYAK SEKALI MENERIMA TESTIMONIALS SOAL COWOK-COWOK DARI INGGRIS YANG MEMINTA ALAMAT SI CEWEK YANG DIKENAL VIA ONLINE. FYI , HAMPIR SEMUA MODUS PENIPUAN SEPERTI INI BERASAL DARI INGGRIS DAN AMERIKA! JANGAN PERNAH TERTIPU KEMASAN KULIT PUTIHNYA, KARENA BISA JADI YANG KALIAN AJAK CHATTING -AN ATAU VIDEO CALL -AN ITU ADALAH PENIPU !! JANGAN PERNAH BERI DATA DIRI SEPERTI NAMA LENGKAP, ALAMAT, SERTA NOMOR IDENTITAS ATAU KARTU KREDIT KE ORANG-ORANG ASING LEWAT DUNIA DIGITAL! BE SMART, BE AWARE, AND PLEASE JANGAN DULU BAPERAN KALO ADA YANG MENGAJAK NIKAH PADAHAL BARU SEMINGGU KENAL!!!) Selain berniat jadi au pair, ternyata blog saya banyak dikunjungi oleh cewek-cewek Indonesia yang ingin pacaran atau sedang dekat dengan bule. Gara-gara tulisan tentang cowok Eropa dan cowok Skandinavia , banyak pembaca blog yang mengirim surel ke saya dan curhat masalah cintanya dengan si bule. Aduh, padahal saya jauh dari kata "ahli" masalah cinta-cintaan. Saya sebetu

Mempelajari Karakter Para Cowok di Tiap Bagian Eropa

*I talk a lot about European boys in this blog, but seriously, this is always the hottest topic for girls! ;) Oke, salahkan pengalaman saya yang jadi serial dater  selama tinggal di Eropa. Tapi gara-gara pengalaman ini, saya juga bisa bertemu banyak orang baru sekalian mempelajari karakter mereka. Cowok-cowok yang saya temui ini juga tidak semuanya saya kencani. Beberapa dari mereka saya kenal saat workshop, festival, ataupun dari teman. Beruntung sekali, banyak juga teman-teman cewek yang mau menceritakan pengalamannya saat berkencan dari cowok ini, cowok itu, and all of them have wrapped up neatly in my head! Secara umum, tulisan yang saya ceritakan disini murni hasil pengalaman pribadi, pengalaman teman, ataupun si cowok yang menilai bangsanya secara langsung. Letak geografis Eropanya mungkin sedikit rancu, tapi saya mengelompokkan mereka berdasarkan jarak negara dan karakter yang saling berdekatan. Kita semua benci stereotipe, tapi walau bagaimana pun kita tetaplah bagi

7 Kebiasaan Makan Keluarga Eropa

Tiga tahun tinggal di Eropa dengan keluarga angkat, saya jadi paham bagaimana elegan dan intimnya cara makan mereka. Bagi para keluarga ini, meja makan tidak hanya tempat untuk menyantap makanan, tapi juga ajang bertukar informasi para anggota keluarga dan pembelajaran bagi anak-anak mereka. Selain table manner , orang Eropa juga sangat perhatian terhadap nilai gizi yang terkandung di suatu makanan hingga hanya makan makanan berkualitas tinggi. Berbeda dengan orang Indonesia yang menjadikan meja makan hanya sebagai tempat menaruh makanan, membuka tudung saji saat akan disantap, lalu pergi ke ruang nonton sambil makan. Selama tinggal dengan banyak macam keluarga angkat, tidak hanya nilai gizi yang saya pelajari dari mereka, tapi juga kebiasaan makan orang Eropa yang sebenarnya sangat sederhana dan tidak berlebihan. Dari kebiasaan makan mereka ini juga, saya bisa menyimpulkan mengapa orang-orang di benua ini awet tua alias tetap sehat menginjak usia di atas 70-an. Kuncinya, pola

First Time Au Pair, Ke Negara Mana?

Saya ingat betul ketika pertama kali membuat profil di Aupair World, saya begitu excited memilih banyak negara yang dituju tanpa pikir panjang. Tujuan utama saya saat itu adalah Selandia Baru, salah satu negara impian untuk bisa tinggal. Beberapa pesan pun saya kirimkan ke host family di Selandia Baru karena siapa tahu mimpi saya untuk bisa tinggal disana sebentar lagi terwujud. Sangat sedikit  host family dari sana saat itu, jadi saya kirimkan saja aplikasi ke semua profil keluarga yang ada. Sayangnya, semua menolak tanpa alasan. Hingga suatu hari, saya menerima penolakan dari salah satu keluarga yang mengatakan kalau orang Indonesia tidak bisa jadi au pair ke Selandia Baru. Duhh! Dari sana akhirnya saya lebih teliti lagi membaca satu per satu regulasi negara yang memungkinkan bagi pemegang paspor Indonesia. Sebelum memutuskan memilih negara tujuan, berikut adalah daftar negara yang menerima au pair dari Indonesia; Australia (lewat Working Holiday Visa ) Austria Amerika

Guide Untuk Para Calon Au Pair

Kepada para pembaca blog saya yang tertarik menjadi au pair, terima kasih! Karena banyaknya surel dan pertanyaan tentang au pair, saya merasa perlu membuat satu postingan lain demi menjawab rasa penasaran pembaca. Mungkin juga kalian tertarik untuk membaca hal-hal yang harus diketahui sebelum memutuskan jadi au pair  ataupun tips seputar au pair ? Atau mungkin juga merasa tertantang untuk jadi au pair di usia 20an, baca juga cerita saya disini . Saya tidak akan membahas apa itu au pair ataupun tugas-tugasnya, karena yang membaca postingan ini saya percaya sudah berminat menjadi au pair dan minimal tahu sedikit. Meskipun sudah ada minat keluar negeri dan menjadi au pair, banyak juga yang masih bingung harus mulai dari mana. Ada juga pertanyaan apakah mesti pakai agen atau tidak, hingga pertanyaan soal negara mana saja yang memungkinkan peluang kerja atau kuliah setelah masa au pair selesai. Oke, tenang! Saya mencoba menjabarkan lagi hal yang saya tahu demi menjawab rasa penasar