Langsung ke konten utama

Rejeki Tahun Ini, Diajak Family Trip ke Norwegia Barat (Plus Bocoran Biayanya!)


Sejak pindah ke Norwegia dua tahun lalu, saya merasa sangat beruntung berkesempatan menginjakkan kaki ke tempat-tempat super cantik di negara yang alamnya menakjubkan ini. Host family saya punya Norwegian blood kental yang sangat outdoorsy dan suka travelling ke tempat-tempat tak terlalu touristy. Makanya pijakan kaki saya pun tak hanya mengunjungi tempat mainstream semisal Bergen dan Oslo, tapi juga ke pelosok yang tak banyak orang asing tahu.

Saya pikir petualangan bersama keluarga seperti ini akan berakhir ketika pensiun jadi au pair. Namun ternyata orang tua Mumu sudah punya rencana mengajak seluruh anggota keluarga ke Vestlandet, sisi barat Norwegia, di awal musim panas tahun ini! Bapak Mumu memang dari dulu senang bepergian dan tahu tempat-tempat unik di Norwegia. Makanya kali ini semua anggota keluarga yang totalnya ada 7 orang diajak kembali ke tempat favoritnya 6 tahun lalu, Aurland. Yang lebih serunya lagi, perjalanan keluarga kali ini ramai-ramai pakai mobil alias road trip

Sedikit gambaran, kalau kalian tahu Bergen dan scenic route keretanya yang terkenal itu, sudah ada bayangan kah bagaimana cantiknya perjalanan dari Bergen menuju Oslo (dan sebaliknya)? Mungkin juga kamu lebih familiar dengan Trolltunga, lidah gunung yang sering jadi spot foto banyak orang dengan pemandangan fjord di bawahnya? Atau juga spot paling rame turis sekaligus tempat syuting film Mission Impossible, Preikestolen? Semua tempat indah ini faktanya terletak di bagian barat Norwegia! Vestlandet atau sisi barat adalah wilayah cantik dengan fjord sempit yang bersinggungan di antara gunung-gunung tinggi, air terjun yang terjun dari lereng gunung yang tinggi, serta gletser yang tidak pernah mencair. That spectacular Vestlandet is! 



Bayangkan ketika kamu sedang mengendarai mobil tanpa terhalang bangunan-bangunan tinggi sepanjang jalan, namun yang terlihat hanya hamparan hijaunya dedaunan dan pepohonan! Itulah gambaran besar alam di Norwegia, terutama di daerah perkampungan jauh dari kota besar. Untuk menuju Aurland, kami berkendara dari dataran rendah hingga daerah tinggi yang miskin tumbuhan. Kanan kiri hanya terbentang pegunungan dan aliran sungai yang membeku karena masih tertutup salju. Sedikit overhelming, apa saya sedang berada di Norwegia atau Islandia.

Untuk akomodasi, bapak Mumu memilih penginapan yang letaknya ada di daerah perkebunan yang amboi! Berada di dekat aliran sungai, kanan kiri diapit pegunungan tinggi, derasnya suara air terjun di kejauhan, serta hamparan padang rumput hijau dengan kumpulan domba-domba lucu, menjadikan tempat ini sangat istimewa! Seorang jurnalis Norwegia pun sempat merekomendasikan tempat ini menjadi salah satu 50 penginapan paling unik di Norwegia.




Melihat pondasinya yang kuno, tempat ini memang dulunya adalah peternakan dan rumah para petani yang dibangun di abad ke-17. Hingga akhirnya di tahun 2014, sepasang suami istri yang merupakan cucunya si pemilik perkebunan menyulap lokasi ini menjadi hotel butik yang super homey. Pertama kali hotel dibuka, bapak Mumu dan teman-temannya adalah tamu pertama yang datang. Makanya si pemilik masih ingat dengan bapak Mumu dan pengalaman tersebut juga membawa memori tersendiri. Bapak Mumu sendiri merasa sangat senang bisa kembali ke sini bersama keluarga dan menemukan tempat ini justru lebih cantik dari 6 tahun lalu. Bangunan yang dulunya kandang kambing, disulap menjadi rumah yang lebih modern dengan ruang makan tamu dan kamar tambahan.

FYI, orang-orang Norwegia memang sangat menghargai sejarah dan cerita-cerita lama dari nenek moyang mereka. Makanya tak jarang, di sini kamu bisa menemukan rumah yang sudah dibangun ratusan tahun lalu, namun masih terlihat kokoh tanpa direnovasi besar-besaran untuk membuatnya lebih modern. Seperti sebuah kemewahan tersendiri kami sekeluarga bisa menempati rumah yang sudah ada sejak abad ke-17 dengan hampir seluruhnya merupakan bentuk original.



Apa yang menjadikan tempat ini sangat menarik juga karena sang pemilik sangat peduli dengan sustainability dan ekosistem sekitar. Ketimbang harus jalan-jalan dengan menggunakan transportasi umum, mereka menganjurkan para tamu untuk naik sepeda atau hiking ke puncak-puncak gunung yang akan menyajikan pemandangan spektakuler. Mereka juga mengajarkan para tamu memancing di sungai jika tertarik menyantap ikan segar hasil tangkapan. Selebihnya, makanan yang disediakan pun berasal dari hasil perkebunan, super fresh, organik, dan langsung dimasak dengan pemanggang di halaman. I don't know why, but I am super happy and satisfied with this concept of ecotourism!

Terlebih lagi, keluarga Mumu memang orang-orang yang sangat peduli lingkungan dan mendukung penuh petani lokal di Norwegia. Ketimbang membeli daging dari supermarket, mereka sengaja menempuh jarak 1-2 jam berkendara ke peternakan lokal yang menawarkan daging lebih segar dan sehat. Bapak ibu Mumu juga sangat mendukung produk pangan asli Norwegia dengan membeli keju dari petani lokal sebagai oleh-oleh. Makanya tak heran, mereka ikut bahagia bisa membantu bisnis pariwisata Norwegia yang sedang tersendat (slow tourism) karena krisis Korona.


Lalu apa yang menarik dari perkampungan kecil di Vestlandet?

Menelusuri Aurlandsfjell (Gunung Aurland)! Tapi karena cuaca yang tak menentu, kami memutuskan naik ke puncak menggunakan mobil ketimbang hiking. Stegastein adalah viewpoint terbaik memotret dan melihat hamparan fjord biru, pegunungan tinggi, serta perkawinan hijaunya rerumputan dengan domba-domba lucu yang sedang asik makan. Sebagai informasi, Aurlandsfjell juga bisa dijangkau dengan berjalan kaki atau naik sepeda jika tertarik melihat tebing-tebing tinggi dari banyak sisi. Meskipun, kamu tetap bisa menikmati scenic route Aurlandsfjell yang juga menjadi salah satu rute recommended!




Selanjutnya adalah kegiatan favorit orang Norwegia, hiking, lengkap dengan 'pakaian perangnya'; jaket anti angin, celana anti air, backpack berisi makanan, serta boot kokoh khusus untuk berjalan jauh. Rute kali ini hanya mengambil rute simpel sejauh 2 km di daerah Undredal yang berjarak 15 km dari Aurland. Meskipun orang Norwegia sering diejek 'monyet gunung' oleh orang-orang Denmark yang lebih stylish, tapi aktifitas outdoor seperti ini menurut saya sangat seru! Tinggalkan jaket lucu, sneakers warna-warni, dan make-up tebal karena we don't need them! Saya bahkan tak tertarik memotret diri sendiri karena pemandangan yang ada di kanan kiri ketika hiking lebih worth to memorize.



Kalau ada yang mengatakan orang Barat itu lebih individualis dan tidak sayang keluarga karena budayanya tak sekolektif orang-orang Asia, menurut saya salah besar! At least di Norwegia, keluarga tetaplah yang nomor satu. Saat berkumpul dan liburan dengan keluarga seperti ini, justru saya jarang sekali melihat tiap anggota keluarga sibuk dengan telepon genggamnya masing-masing. 

Pagi saat sarapan, keluarga Mumu bisa saja berlama-lama di meja makan hanya untuk mengobrol dan membahas rencana hari itu. Siangnya, kami bisa saja mampir sebentar ke kafe lokal untuk minum kopi dan menyantap wafel hangat. Sorenya, lagi-lagi menyesap kopi dan roti hangat yang disediakan oleh pemilik hotel sembari santai. Malamnya, dinner akan lebih panjang karena orang Norwegia bisa betah duduk berlama-lama untuk mengobrol! It reminds me of my family in Indonesia, kumpul-kumpul seperti ini sudah sangat jarang bisa dilakukan karena semua orang terlalu sibuk dengan dunianya sendiri. Wish I could have a big holiday with them again someday!

Ngomong-ngomong, karena pemerintah Norwegia memutuskan untuk memperpanjang masa lockdown sampai 20 Agustus, maka penduduk Norwegia sangat dianjurkan untuk berlibur musim panas di negara ini saja. There are a lot to see and do! Meskipun, biaya yang dikeluarkan pun pastinya tak murah dan panasnya matahari juga tak akan sehangat wilayah Selatan.

Seberapa mahal liburan keluarga kali ini jadinya?


Yang tertarik berkeliling Norwegia dengan keluarga atau kerabat, mungkin penasaran kira-kira berapa biaya yang akan dihabiskan untuk liburan singkat di akhir pekan. Tanpa menyebutkan nama tempatnya (karena bukan tulisan bersponsor), kami menyewa satu rumah berisi 8 kamar yang harga permalamnya NOK 3080/orang (€294 atau 4,7 juta Rupiah). Per orang, lho, ya. I know, it is freaking expensive! Tapi harga tersebut sudah termasuk sarapan, coffee & cake, serta makan malam. You're going to be surprised how lovely they serve the food is!

Bahan makanan yang digunakan semuanya berasal dari produk lokal organik dari hasil perkebunan dan pertanian di sekitar daerah tersebut. Semua pegawainya pun super ramah dan akan mengecek setiap waktu apa ada yang kurang serta apalagi yang kita butuhkan. Yang mengejutkannya lagi, koki paruh waktu yang bekerja di sini ternyata seorang gitaris dari band ternama legendaris Norwegia yang juga adalah band favorit Mumu! Meskipun keluarga Mumu tahu si koki lebih sebagai seorang musisi terkenal, namun secara humble si koki mengatakan bahwa beliau malah tak ingin dikenal sebagai selebritis. 



No suprise, akomodasi ini memang untuk orang-orang down-to-earth yang tetap ingin mencari kenyamanan dan kemewahan saat menghabiskan liburan. Mengapa, karena meskipun letaknya ada di tanah perkebunan dan sawah, namun atmosfir tempat ini memang menyajikan sesuatu yang mewah dan sangat berkesan. Lagi-lagi, this is Norway and nothing sounds cheap di negara ini!  

Selain biaya akomodasi dengan pengeluaran paling tinggi, siapkan juga minimal NOK 500 (€48 atau 750 ribu Rupiah) untuk ongkos bensin bolak-balik Oslo-Vestlandet (jika starting point dari Oslo). Kalau memang tak punya mobil, saya sarankan mengecek mobil di Nabobil yang bisa disewa dari 'tetangga' atau buka situs SIXT jika tertarik menyewa langsung dari tempat penyewaan. Karena harus siap-siap juga berkeliling dan mungkin terpikir mampir di kafe untuk makan siang atau makan malam di pertengahan jalan pulang, ada baiknya menyisihkan minimal NOK 1000/orang (€96 atau 1,5 juta Rupiah).

Summer in Norway, seperti yang selalu pemerintah setempat kampanyekan memang tak murah! Norway is definitely unbeatable kalau soal keindahan alamnya, namun jalan-jalan keliling Norwegia juga tidak cocok untuk kantong semua orang. Kalau kalian penasaran, apa saya punya uang sebanyak itu untuk short luxury trip semacam ini?? Jawabannya, TIDAK! Entah harus bersyukur sebanyak apalagi saya bisa jalan-jalan dengan orang tua Mumu yang super baik mau membiayai semua biaya ini ðŸ˜­! Meskipun, ending-nya saya dan Mumu tetap tak enak hati dan akan mengembalikan biaya minum wine dan makan-makan di luar penginapan saat gajian nanti. We are adults, right?!

What do you think, Guys, where are you planning to go with your family after this Corona crisis? Let me know!



Komentar

  1. So breathtaking! Sampe speechless. Aaaa makasih kak Nin sudah diceritain selengkap ini hahaha. Itu juga penginapan jadi kek tetanggaan gitu ya, lucu banget. 1 rumah isi 8 kamar kak? Gede dong ya? Wih this makes me would love me a Norwegian partner lol. Setuju banget kaaak, kangen kumpul keluarga tanpa hp. Ga bisa dipungkiri emang butuh buat kerjaan atau sekedar buat nge game lepas capek seharian kerja but badly miss our family time when we were kids without cellphone. And after this Corona crisis will def work more, intentionally saving, then asap go to the beach. Jepara!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ceritanya mesti lengkap, tanpa ada yang ditutupi, Ruth! ;D
      Iya. Itu semuanya penginapan. Jadi yang pink itu bener2 satu rumah, isinya satu kamar. Kita ber-7 tinggalnya di rumah yang cokelat muda. Kecil rumahnya kok, namanya juga rumah petani jaman dulu.

      Yeaaayyy!!! Pantai!! Jepara kayaknya off beaten path banget tuh! ;)

      Hapus
  2. Hai kak Nin, terimakasih ya sudah banyak bercerita hal apapun yang kakak temukan di'luar'sana. Tadinya aku kira selama ini, Norway negara yang cukup tertutup. Tapi kak Nin datang dan menceritakan semua yang kakak tau :)

    Oh ya kak, aku mau tanya. Untuk S2 di Norway sendiri, waktunya berapa lama ya kak sampai lulus kuliah?

    Terimakasih kak Nin, ditunggu postingan selanjutnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Nis,

      Makasih banyak ya udah mampir ke sini :)
      Aku selalu berusaha cerita apapun yang aku tau kok, biar sekalian informasi juga buat yang pengen tahu real life-nya orang2 sini.

      Di Norwegia, S2 yang internasional 1,5-2 tahun.

      Hapus
  3. Mon maap, nih, Mba Nin. Tangan udah keburu gatel buat ngetik "Amboi cantikny!" mbaaaaaaaaaaa it took my breth away

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi...

      Aslinya LEBIH AMBOOOOYYY!! Gak tahan buat jeprat-jepret dari berbagai angle 😇

      Hapus
  4. makasih ya aku berasa tour online. hope visit that place someday

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks for dropping by!
      Semoga bisa jalan2 juga ke Vestlandet ya someday ;)

      Hapus
  5. Beruntung sekali menemukan blog ini tanpa sengaja. Tulisannya bagus mengalir(bahasa, cara menulis & analisanya), tidak membuat pembaca mengernyitkan dahi dengan istilah2 terKini. Kesan perjalanannya menarik sekali & foto2nya fantastik! Sampai tidak berani ber-lama2 lihat gambar, takut ngiler .. ha ha. Bravo dengan petualangannya!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Reno,

      Makasih banyak ya udah nyasar ke sini dan ninggalin jejak! Hope you enjoy this post! :D

      Hapus
  6. Yuk, cak nyo koleksi foto-foto pribadi ayuk keren2 niaan yo (yg dak di post pasti banyak lagi kan) ituu yang noleh samping aja bagus, yg disave sendiri pasti lebih bagus nih wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaa.. 😅😅
      Memang penuh sudem memori di hape nih. Laju mencak foto model bae, Dek. Tapi memang dak hobi segalo foto diposting di internet. Jejak digital itu menyeramkan abisnyo.

      Hapus
  7. Wah, alam Norwegia dan budaya keluarga mereka ternyata lebih keren daripada yg selama ini saya tahu setelah lihat dan baca postingannya kak Nin. Semakin ingin berkunjung ke sana 😃😃

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emang makin banyak yang pengen ke Norwegia gegara sering liat postingan aku nih 🤭🤭

      Ayok kemon!! Semoga keinginan kamu tercapai ya untuk ngeliat alam Norwegia secara lebih dekat 😊

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bule Ketemu Online, Bisakah Serius?

( PERHATIAN!!! SAYA BANYAK SEKALI MENERIMA TESTIMONIALS SOAL COWOK-COWOK DARI INGGRIS YANG MEMINTA ALAMAT SI CEWEK YANG DIKENAL VIA ONLINE. FYI , HAMPIR SEMUA MODUS PENIPUAN SEPERTI INI BERASAL DARI INGGRIS DAN AMERIKA! JANGAN PERNAH TERTIPU KEMASAN KULIT PUTIHNYA, KARENA BISA JADI YANG KALIAN AJAK CHATTING -AN ATAU VIDEO CALL -AN ITU ADALAH PENIPU !! JANGAN PERNAH BERI DATA DIRI SEPERTI NAMA LENGKAP, ALAMAT, SERTA NOMOR IDENTITAS ATAU KARTU KREDIT KE ORANG-ORANG ASING LEWAT DUNIA DIGITAL! BE SMART, BE AWARE, AND PLEASE JANGAN DULU BAPERAN KALO ADA YANG MENGAJAK NIKAH PADAHAL BARU SEMINGGU KENAL!!!) Selain berniat jadi au pair, ternyata blog saya banyak dikunjungi oleh cewek-cewek Indonesia yang ingin pacaran atau sedang dekat dengan bule. Gara-gara tulisan tentang cowok Eropa dan cowok Skandinavia , banyak pembaca blog yang mengirim surel ke saya dan curhat masalah cintanya dengan si bule. Aduh, padahal saya jauh dari kata "ahli" masalah cinta-cintaan. Saya sebetu

Mempelajari Karakter Para Cowok di Tiap Bagian Eropa

*I talk a lot about European boys in this blog, but seriously, this is always the hottest topic for girls! ;) Oke, salahkan pengalaman saya yang jadi serial dater  selama tinggal di Eropa. Tapi gara-gara pengalaman ini, saya juga bisa bertemu banyak orang baru sekalian mempelajari karakter mereka. Cowok-cowok yang saya temui ini juga tidak semuanya saya kencani. Beberapa dari mereka saya kenal saat workshop, festival, ataupun dari teman. Beruntung sekali, banyak juga teman-teman cewek yang mau menceritakan pengalamannya saat berkencan dari cowok ini, cowok itu, and all of them have wrapped up neatly in my head! Secara umum, tulisan yang saya ceritakan disini murni hasil pengalaman pribadi, pengalaman teman, ataupun si cowok yang menilai bangsanya secara langsung. Letak geografis Eropanya mungkin sedikit rancu, tapi saya mengelompokkan mereka berdasarkan jarak negara dan karakter yang saling berdekatan. Kita semua benci stereotipe, tapi walau bagaimana pun kita tetaplah bagi

7 Kebiasaan Makan Keluarga Eropa

Tiga tahun tinggal di Eropa dengan keluarga angkat, saya jadi paham bagaimana elegan dan intimnya cara makan mereka. Bagi para keluarga ini, meja makan tidak hanya tempat untuk menyantap makanan, tapi juga ajang bertukar informasi para anggota keluarga dan pembelajaran bagi anak-anak mereka. Selain table manner , orang Eropa juga sangat perhatian terhadap nilai gizi yang terkandung di suatu makanan hingga hanya makan makanan berkualitas tinggi. Berbeda dengan orang Indonesia yang menjadikan meja makan hanya sebagai tempat menaruh makanan, membuka tudung saji saat akan disantap, lalu pergi ke ruang nonton sambil makan. Selama tinggal dengan banyak macam keluarga angkat, tidak hanya nilai gizi yang saya pelajari dari mereka, tapi juga kebiasaan makan orang Eropa yang sebenarnya sangat sederhana dan tidak berlebihan. Dari kebiasaan makan mereka ini juga, saya bisa menyimpulkan mengapa orang-orang di benua ini awet tua alias tetap sehat menginjak usia di atas 70-an. Kuncinya, pola

Guide Untuk Para Calon Au Pair

Kepada para pembaca blog saya yang tertarik menjadi au pair, terima kasih! Karena banyaknya surel dan pertanyaan tentang au pair, saya merasa perlu membuat satu postingan lain demi menjawab rasa penasaran pembaca. Mungkin juga kalian tertarik untuk membaca hal-hal yang harus diketahui sebelum memutuskan jadi au pair  ataupun tips seputar au pair ? Atau mungkin juga merasa tertantang untuk jadi au pair di usia 20an, baca juga cerita saya disini . Saya tidak akan membahas apa itu au pair ataupun tugas-tugasnya, karena yang membaca postingan ini saya percaya sudah berminat menjadi au pair dan minimal tahu sedikit. Meskipun sudah ada minat keluar negeri dan menjadi au pair, banyak juga yang masih bingung harus mulai dari mana. Ada juga pertanyaan apakah mesti pakai agen atau tidak, hingga pertanyaan soal negara mana saja yang memungkinkan peluang kerja atau kuliah setelah masa au pair selesai. Oke, tenang! Saya mencoba menjabarkan lagi hal yang saya tahu demi menjawab rasa penasar

First Time Au Pair, Ke Negara Mana?

Saya ingat betul ketika pertama kali membuat profil di Aupair World, saya begitu excited memilih banyak negara yang dituju tanpa pikir panjang. Tujuan utama saya saat itu adalah Selandia Baru, salah satu negara impian untuk bisa tinggal. Beberapa pesan pun saya kirimkan ke host family di Selandia Baru karena siapa tahu mimpi saya untuk bisa tinggal disana sebentar lagi terwujud. Sangat sedikit  host family dari sana saat itu, jadi saya kirimkan saja aplikasi ke semua profil keluarga yang ada. Sayangnya, semua menolak tanpa alasan. Hingga suatu hari, saya menerima penolakan dari salah satu keluarga yang mengatakan kalau orang Indonesia tidak bisa jadi au pair ke Selandia Baru. Duhh! Dari sana akhirnya saya lebih teliti lagi membaca satu per satu regulasi negara yang memungkinkan bagi pemegang paspor Indonesia. Sebelum memutuskan memilih negara tujuan, berikut adalah daftar negara yang menerima au pair dari Indonesia; Australia (lewat Working Holiday Visa ) Austria Amerika