Betul, Norwegia bukan tempat yang tepat berwisata kuliner layaknya Denmark. Betul juga, Norwegia tak punya tempat nongkrong asik di ibukota dan kehidupan malamnya cenderung pasif, tak serupa Swedia. Kehidupan di Norwegia sesungguhnya sederhana. Kuncinya, memanfaatkan sumber daya alam yang tak dimiliki Denmark dan Swedia. Sesimpel itu, karena memang tak ada yang lagi bisa disyukuri orang lokal selain keindahan alamnya yang fantastis.
God is kind. Meskipun negara ini lebih dekat dengan kutub utara dan punya musim dingin mencekam, namun habitat alam Norwegia cenderung aman. Norwegia tak punya banyak hewan buas seperti di negara-negara tropis, kecuali beruang yang lebih sering dijumpai di utara serta serigala yang sering makan hewan ternak saat musim panas. Hewan-hewan liar ini pun cenderung "takut" manusia dan lebih aktif di malam hari. Pun untuk ular berbisa, yang saya pernah jumpai hanyalah satu. Itu juga sangat pasif hanya asik sunbathing. Artinya, tanpa perlu khawatir dengan habitat buas di luar, alam jadi tempat nongkrong dan healing paling asik bagi orang lokal.
Peranakan European Adder atau Vipera berus, satu-satunya ular berbisa di Norwegia yang terancam punah dan berpotensi membunuh manusia meski sangat jarang |
Banyak pendatang yang tak tahu bahwa orang Norwegia justru lebih ramah dan hangat saat melakukan kegiatan outdoor. We greet each other with smiles as we pass by, termasuk orang asing. They can be super bubbly and talk nonsense, apalagi kita fasih bahasa mereka. Suatu hari saya sempat heran dengan obrolan panjang orang tua pacar dengan sepasang paruh baya di area perkebunan. Mereka terlihat begitu dekat dan akrab layaknya sahabat karib. Pun saya yang baru pertama kali bertemu sudah diajak masuk ke dalam obrolan. Hingga di akhir, saya baru tahu bahwa orang tua pacar dan pasangan tersebut bukanlah tetangga, serta aslinya tak akrab satu sama lain. Mereka hanya bertemu setahun sekali saat kerja bakti, itu pun kadang tak terlibat dalam percakapan sama sekali.
Alam yang tenang memang dapat mengubah mood seseorang. Orang Norwegia yang seringkali kita pikir kaku, tak ramah orang asing, jarang senyum dan bicara, justru akan lebih terbuka saat kita terlibat obrolan dengan mereka di setting-an alam. Lucunya, mereka tak ragu bertegur sapa, terbuka, dan berbasa-basi layaknya masyarakat komunal. Sayang, banyak pendatang yang missing this clue.
Kembali ke poin utama. Jadi, bagaimana caranya menikmati makanan layaknya orang Norwegia tanpa harus selalu buang uang ke restoran? Lagi-lagi, kehidupan di Norwegia sebetulnya simpel dan masih bergantung ke alam. Kemas bekal makan siang mu dan carilah spot di sekitar lingkungan tempat tinggal yang lebih menjorok ke hutan, pantai, bukit, atau pegunungan. That's it!
Piknik di pantai dengan pemandangan menakjubkan seperti ini, dimana lagi selain di Norwegia |
Saat musim panas, hari akan lebih panjang dan jam makan pun lebih fleksibel dari biasanya. Alam bisa diakses nyaris 24/7 dan seringkali banyak orang menyewa atau mengemudikan kapal mereka untuk disulap jadi tempat nongkrong hingga tengah malam. Tak hanya pantai dan lautan, hutan pun seringkali "fully booked" oleh hammock dan tenda-tenda petualang yang kadar rebutan cari tempat terbaik. Percayalah, makanan yang dibawa juga tak mewah dan terkesan ala kadarnya; semisal sosis atau snack bungkusan.
Real Turmat, makanan instan bungkusan berbagai menu yang kandungan gizinya lebih tinggi dari mie instan seringkali jadi makan malam para petualang di alam bebas |
Lalu, tahu mengapa skybar dan restoran top floor harganya lebih mahal dibanding restoran di area jalan? Karena yang dijual tak hanya makanan, namun juga pemandangan. Di Norwegia, pengalaman serupa bisa kita dapatkan dengan mudah karena pegunungan dan perbukitan cukup gampang diakses. Karena kondisi geografis Norwegia yang mendaki, cari tempat di ketinggian tidaklah sulit. Tak perlu booking tempat dulu, tak perlu pakai baju bagus, tak perlu keluar uang banyak untuk mencicipi makanan cita rasa tinggi, kita bisa skip semua hal tersebut cuma dengan bawa rantang masakan rumahan. Menikmati bekal makan malam di perbukitan sambil melihat alam terbentang dari ketinggian juga tak kalah mewahnya.
Yang membuat gaya nongkrong di Norwegia terlihat mahal bukanlah makanannya, tapi pemandangannya |
Saat musim dingin pun orang Norwegia tak kehabisan akal untuk bercengkrama di luar lewat båltur. Bål (baca: bol) sendiri berarti api unggun, yang secara harfiahnya, båltur berarti tur api unggun. Meski mirip grilling saat musim panas, tapi bekal makanan saat båltur lebih sederhana seperti sosis, kulit lumpia berbahan dasar kentang, serta bawang goreng. Biasanya juga ditambahkan saus tomat atau mustard sebagai pelengkap. Sejujurnya, masih jauh dari kata nikmat jika dibandingkan dengan Bakso atau kuliner kuah lainnya. But life is simpler in Norway, so...
Pertama kali mencoba båltur di bukit belakang rumah, ketidaktahuan saya membuat sosis menghitam karena bara unggun |
Walaupun makanan tak membentuk tradisi layaknya di Asia atau Amerika Latin, tapi menjadikan alam sebagai peran penting mensyukuri kehidupan bisa mendorong kita ikut ke dalam suka cita budaya lokal. Kedengarannya sangat bijaksana, namun pelaksanaannya sungguh sulit! Saya yang dibesarkan dengan food feast lama-kelamaan menyerah juga dengan budaya Norwegia yang absen mouthwatering ini. Awalnya memang seru, mencoba banyak hal baru yang tak akan pernah saya dapatkan di Indonesia. Lambat laun, mengeluh jadi lebih comforting karena iklim yang mencekam juga dapat membuat perasaan galau. Kalau sudah begini, comfort food sounds much more enticing!
Meski gaya nongkrong di alam tak cocok untuk semua orang, namun budaya khas lokal yang sederhana ini sukses menciptakan pengalaman tak biasa. Cheers! |
Menurut kalian sendiri bagaimana, menyantap makanan sederhana dengan pemandangan luar biasa seperti ini, justru semakin nikmat atau tambah ribet? ☺
**TAMBAHAN**
Bukan sponsor. Tapi kalau berniat nongkrong atau berkegiatan luar ruangan di alam Norwegia, jangan lupa bawa cokelat kebanggaan bangsa ini, ya! Belum lengkap istirahat mu kalau belum menyantap manisnya Kvikk Lunsj (baca: kwik lunsh) ✌
Komentar
Posting Komentar