Langsung ke konten utama

Berapa Sebetulnya Gaji Nanny dan Cleaning Lady di Norwegia?


Di postingan sebelumnya, saya membahas soal uang saku au pair versus gaji mahasiswa asing dari hasil kerja paruh waktu atau uang bulanan dari dana beasiswa atau hibah pemerintah Norwegia. Meskipun, masih dinilai kurang relevan karena gol au pair dan mahasiswa asing tentu saja berbeda. Au pair komitmen utamanya adalah sebagai pengasuh anak dan asisten rumah tangga, sementara pelajar punya komitmen yang besar terhadap studi. Tapi intinya, uang saku au pair sudah didesain sedemikian rupa mengikuti kisaran rata-rata uang saku anak sekolahan di Eropa.

Karena mungkin kurang apple to apple, kali ini saya coba beri gambaran berapa besar sebetulnya gaji seorang nanny atau cleaning lady lepas di Norwegia. Anyway, meskipun saya beri contoh Norwegia, namun gambaran kasar ini bisa juga diterapkan di hampir semua negara Eropa. Dari sini kalian bisa compare sendiri apakah uang saku yang sudah ditakar oleh imigrasi negara setempat cukup adil atau belum.

Sebelumnya, saya ingin jelaskan dulu bahwa babysitter, nanny, atau cleaning lady adalah jenis pekerjaan low-skilled di Norwegia yang artinya tidak perlu skill khusus. Selain cleaning lady, dua pekerjaan lainnya hanya bersifat freelance alias kita sendiri yang mencari employer dan menentukan sendiri kapan ingin bekerja. Sementara untuk jadi cleaning lady, kita bisa daftar lewat agensi atau memilih bekerja sendiri. Kerja di agensi tentunya punya pemasukan lebih besar, minimal NOK 180-190 per jam, tapi dalam sehari setidaknya bisa kerja di dua tempat berbeda maksimal selama 8 jam.

FYI juga, gaji per jam di sini juga dihitung berdasarkan usia serta jam kerjanya. Usia di atas 27 tahun wajib mendapatkan upah lebih dari abege di bawah 20 tahun. Kerja di atas pukul 9 malam dan hari libur juga wajib mendapatkan upah 160% dari upah normal.

Sebagai gambaran, nanny lepas yang kerjanya hanya fokus ke anak, biasanya diberi upah NOK 50-100 per jam. Kalau si keluarga royal, tak jarang ada yang bisa memberi sampai NOK 150-200 per jamnya. Tentunya hitung-hitungan ini dikembalikan lagi ke negosiasi antara kita dan pihak employer. Sementara untuk cleaning lady tanpa agensi yang hanya fokus ke pekerjaan rumah, upah biasanya dimulai di angka NOK 100 per jam.

Katakanlah hitungan ini kita samakan dengan jam kerja au pair 5-6 jam per hari; 3 jam urus anak, 3 jam beres-beres rumah. Maka dalam satu hari nanny + cleaning lady ini bisa dapat upah NOK 600 (dengan asumsi upah NOK 100/jam untuk jaga anak).

NOK 600 x 5 hari = NOK 3000 dalam seminggu

Di Norwegia, jenis pekerjaan lepas seperti ini sebetulnya bebas pajak jika pendapatan kita per tahunnya tidak lebih dari NOK 6000. Jika lebih, pekerjaan ini dianggap sebagai full-time dan harus bayar pajak 30-35% seperti jenis pekerjaan normal. Untuk pekerjaan penuh waktu di Norwegia, seminggu jam kerjanya 37,5-40 jam. Katakan saja 4 jam kerja sebagai cleaning lady dengan total upah NOK 400, lalu ditambah jaga anak orang NOK 120 per jam dengan total NOK 480 selama 4 jam berikutnya.

NOK 880 x 20 hari = NOK 17.600 dalam sebulan
Setelah potong pajak 30%, gaji yang tersisa NOK 12.320

Belum lagi mesti dipotong sewa apartemen atau kamar, uang makan, plus juga uang transportasi. Masalahnya lagi, adakah keluarga yang mau menyewa jasa nanny untuk kerja 4 jam per hari dengan upah NOK 120 sampai 2 tahun kontrak? Ada, tapi mungkin hanya sedikit keluarga di Norwegia! Dibandingkan merekrut nanny full-time dengan biaya aduhai, para keluarga ini cenderung memilih jasa au pair yang bisa kerja secara fleksibel jaga anak plus bersih-bersih rumah. Bahkan kalau kalian cari kerja tambahan di luar dengan jadi nanny lepas, kebanyakan keluarga hanya mau memberi NOK 100 per jamnya. Itu juga tidak setiap hari mereka butuh nanny.

Kesimpulannya, jadi nanny lepas dan tidak tinggal dengan host family pun, belum tentu menjamin uang yang kita terima akan lebih besar kalau kita live-in. Kecuali kalian bisa tinggal gratis, kamar termurah ukuran kecil masih harus dibayar dengan harga minimum NOK 3500 untuk yang ada di Oslo. Belum lagi uang makan pribadi yang berkisar antara NOK 2000-2500 per bulannya. In the end, mau live-in atau live-out, hidup au pair memang lebih terjamin namun juga punya resiko yang tinggi untuk di-kick out tanpa notifikasi oleh host family.

Kalau kalian tanya saya, sudah adil kah uang saku para au pair ini, menurut saya sudah adil! Asaaaal... ada beberapa persyaratannya;
  1. Para host family harus bisa menempatkan posisi kapan au pair diperlakukan sebagai keluarga dan kapan harus bersikap profesional. Ini yang susah, karena biasanya host family banyak yang tidak mau rugi dan bersikap semau hati. Jam 9 malam ketok pintu minta cucikan baju, ada! Yang tiba-tiba membatalkan tanggal libur secara pihak, juga ada! Jadi ya no wonder-lah kalau au pair ini memang statusnya abu-abu.
  2. Kerja memang harus sesuai kontrak dan menghargai au pair yang kerja overtime dengan menambahi hari libur atau uang saku. Meskipun ada regulasi dari pemerintah untuk tidak membayar au pair lebih dari apa yang sudah tercantum di kontrak, tapi menurut saya, keluarga yang baik itu justru tahu caranya menghargai tenaga seseorang. Kalau tidak ingin bayar lebih, silakan patuhi isi kontrak untuk stick to 5-6 hours a day saja!
  3. Jangan terlalu banyak ekspektasi dengan au pair untuk bisa bertindak layaknya orang tua ketiga. Au pair itu bukan "high-skilled and well-trained nanny101" yang bisa mengerjakan semua hal dalam satu hari. Kalau memang diharuskan lebih banyak mengasuh anak, jangan lagi ditambahi dengan tugas rumah tangga tak jelas. Kalau memang au pair sudah kelelahan membersihkan rumah hari ini, jangan manja dan uruslah anak kalian sendiri! Saya sering sebal dengan para host family yang tiba-tiba menanggalkan semua tanggung jawab semenjak ada au pair, karena dirasa para au pair bisa bersih-bersih rumah sekalian jaga anak. Hei para keluarga, jaga anak itu bukan tanggung jawab yang mudah!! Belum lagi kalau anak-anak kalian susah diatur dan kamilah yang harus bertanggungjawab mendamaikan mereka. I don't think NOK 5900 costs me a lot!
  4. Tidak ada jadwal babysit malam hari lebih dari 2 kali sebulan! Kita maklum jika host family mungkin ingin dating berdua saja atau punya aktifitas sosial di luar. Tapi membiarkan anak untuk dijaga oleh au pair seorang diri di malam hari setiap waktu juga tak adil! Kecuali host family siap membayar upah 160% lebih besar karena au pair harus kerja secara fleksibel meskipun di malam hari.
Jadi kalau kamu kebetulan dapat keluarga model di atas, wajarlah menyalahkan keadaan dan uang saku yang pas-pasan. Jaga anak orang dengan penuh tanggung jawab itu sungguh tak mudah! Belum lagi kita harus beradaptasi dengan gaya parenting orang tuanya yang kemungkinan besar tak cocok dengan karakter dan pola asuh yang kita anut. 

Tambahan:
Beberapa waktu lalu, saya tanya ke Mumu (siapa dia? cek postingan saya di sini) berapa harusnya host family di Norwegia memberikan uang saku ke au pair?

He said, 10 thousand Krones! Itu netto ya, karena urusan pajak harusnya keluarga yang menanggung. Mumu juga berpendapat, tanggung jawab au pair itu sama besarnya dengan pekerjaan full-time lainnya di luaran. Tak ada salahnya orang tua menghabiskan lebih banyak uang untuk orang yang berjasa menjaga anak-anak mereka di rumah dengan sepenuh hati dan penuh kepercayaan. Lagipula kebanyakan keluarga yang punya au pair ini sebetulnya tajir melintir.

Masih untung au pair ini semuanya orang baik. Bagaimana kalau tiba-tiba anak kalian diracuni atau dikasari?! Lalu setelah si au pair jaga anak, masih harus diberi kerja tambahan pula bersih-bersih rumah dengan ekspektasi tinggi! That's crazy!

I couldn't agree more! Kalau saya punya finansial di atas rata-rata dan butuh sekali punya au pair, saya juga tak pelit-pelit memberikan fasilitas berlebih untuk orang yang tepat, agar mereka semakin berdedikasi dan termotivasi untuk bekerja dengan baik. Kalau tak mampu, sebaiknya jangan pamer bisa menggaji au pair apalagi sok bossy seolah-olah memiliki au pair sepenuhnya hanya karena sudah membayar NOK 5900 per bulan!



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bule Ketemu Online, Bisakah Serius?

( PERHATIAN!!! SAYA BANYAK SEKALI MENERIMA TESTIMONIALS SOAL COWOK-COWOK DARI INGGRIS YANG MEMINTA ALAMAT SI CEWEK YANG DIKENAL VIA ONLINE. FYI , HAMPIR SEMUA MODUS PENIPUAN SEPERTI INI BERASAL DARI INGGRIS DAN AMERIKA! JANGAN PERNAH TERTIPU KEMASAN KULIT PUTIHNYA, KARENA BISA JADI YANG KALIAN AJAK CHATTING -AN ATAU VIDEO CALL -AN ITU ADALAH PENIPU !! JANGAN PERNAH BERI DATA DIRI SEPERTI NAMA LENGKAP, ALAMAT, SERTA NOMOR IDENTITAS ATAU KARTU KREDIT KE ORANG-ORANG ASING LEWAT DUNIA DIGITAL! BE SMART, BE AWARE, AND PLEASE JANGAN DULU BAPERAN KALO ADA YANG MENGAJAK NIKAH PADAHAL BARU SEMINGGU KENAL!!!) Selain berniat jadi au pair, ternyata blog saya banyak dikunjungi oleh cewek-cewek Indonesia yang ingin pacaran atau sedang dekat dengan bule. Gara-gara tulisan tentang cowok Eropa dan cowok Skandinavia , banyak pembaca blog yang mengirim surel ke saya dan curhat masalah cintanya dengan si bule. Aduh, padahal saya jauh dari kata "ahli" masalah cinta-cintaan. Saya sebetu

Mempelajari Karakter Para Cowok di Tiap Bagian Eropa

*I talk a lot about European boys in this blog, but seriously, this is always the hottest topic for girls! ;) Oke, salahkan pengalaman saya yang jadi serial dater  selama tinggal di Eropa. Tapi gara-gara pengalaman ini, saya juga bisa bertemu banyak orang baru sekalian mempelajari karakter mereka. Cowok-cowok yang saya temui ini juga tidak semuanya saya kencani. Beberapa dari mereka saya kenal saat workshop, festival, ataupun dari teman. Beruntung sekali, banyak juga teman-teman cewek yang mau menceritakan pengalamannya saat berkencan dari cowok ini, cowok itu, and all of them have wrapped up neatly in my head! Secara umum, tulisan yang saya ceritakan disini murni hasil pengalaman pribadi, pengalaman teman, ataupun si cowok yang menilai bangsanya secara langsung. Letak geografis Eropanya mungkin sedikit rancu, tapi saya mengelompokkan mereka berdasarkan jarak negara dan karakter yang saling berdekatan. Kita semua benci stereotipe, tapi walau bagaimana pun kita tetaplah bagi

7 Kebiasaan Makan Keluarga Eropa

Tiga tahun tinggal di Eropa dengan keluarga angkat, saya jadi paham bagaimana elegan dan intimnya cara makan mereka. Bagi para keluarga ini, meja makan tidak hanya tempat untuk menyantap makanan, tapi juga ajang bertukar informasi para anggota keluarga dan pembelajaran bagi anak-anak mereka. Selain table manner , orang Eropa juga sangat perhatian terhadap nilai gizi yang terkandung di suatu makanan hingga hanya makan makanan berkualitas tinggi. Berbeda dengan orang Indonesia yang menjadikan meja makan hanya sebagai tempat menaruh makanan, membuka tudung saji saat akan disantap, lalu pergi ke ruang nonton sambil makan. Selama tinggal dengan banyak macam keluarga angkat, tidak hanya nilai gizi yang saya pelajari dari mereka, tapi juga kebiasaan makan orang Eropa yang sebenarnya sangat sederhana dan tidak berlebihan. Dari kebiasaan makan mereka ini juga, saya bisa menyimpulkan mengapa orang-orang di benua ini awet tua alias tetap sehat menginjak usia di atas 70-an. Kuncinya, pola

Guide Untuk Para Calon Au Pair

Kepada para pembaca blog saya yang tertarik menjadi au pair, terima kasih! Karena banyaknya surel dan pertanyaan tentang au pair, saya merasa perlu membuat satu postingan lain demi menjawab rasa penasaran pembaca. Mungkin juga kalian tertarik untuk membaca hal-hal yang harus diketahui sebelum memutuskan jadi au pair  ataupun tips seputar au pair ? Atau mungkin juga merasa tertantang untuk jadi au pair di usia 20an, baca juga cerita saya disini . Saya tidak akan membahas apa itu au pair ataupun tugas-tugasnya, karena yang membaca postingan ini saya percaya sudah berminat menjadi au pair dan minimal tahu sedikit. Meskipun sudah ada minat keluar negeri dan menjadi au pair, banyak juga yang masih bingung harus mulai dari mana. Ada juga pertanyaan apakah mesti pakai agen atau tidak, hingga pertanyaan soal negara mana saja yang memungkinkan peluang kerja atau kuliah setelah masa au pair selesai. Oke, tenang! Saya mencoba menjabarkan lagi hal yang saya tahu demi menjawab rasa penasar

Berniat Pacaran dengan Cowok Skandinavia? Baca Ini Dulu!

"Semua cowok itu sama!" No! Tunggu sampai kalian kenalan dan bertemu dengan cowok-cowok tampan namun dingin di Eropa Utara. Tanpa bermaksud menggeneralisasi para cowok ini, ataupun mengatakan saya paling ekspert, tapi cowok Skandinavia memang berbeda dari kebanyakan cowok lain di Eropa. Meskipun negara Skandinavia hanya Norwegia, Denmark, dan Swedia, namun Finlandia dan Islandia adalah bagian negara Nordik, yang memiliki karakter yang sama dengan ketiga negara lainnya. Tinggal di bagian utara Eropa dengan suhu yang bisa mencapai -30 derajat saat musim dingin, memang mempengaruhi karakter dan tingkah laku masyarakatnya. Orang-orang Eropa Utara cenderung lebih dingin terhadap orang asing, ketimbang orang-orang yang tinggal di kawasan yang hangat seperti Italia atau Portugal. Karena hanya mendapatkan hangatnya matahari tak lebih dari 3-5 minggu pertahun, masyarakat Eropa Utara lebih banyak menutup diri, diam, dan sedikit acuh. Tapi jangan salah, walaupun dingin dan hampa