Langsung ke konten utama

Kerja Paruh Waktu Untuk Mahasiswa Asing di Norwegia


Tahun ajaran baru untuk semester musim gugur hampir tiba dan Norwegia akan menyambut ribuan mahasiswa internasional lagi untuk berkuliah. Meskipun tahun ini sedikit spesial karena banyak kampus menerapkan kelas online di semester pertama, namun karena perbatasan negara juga sudah mulai dibuka untuk kawasan Eropa, bisa dipastikan banyak mahasiswa dari negara sekitar mempertimbangkan untuk datang dan mengikuti kelas on campus ketimbang online.

Salah satu hal yang bisa dilakukan mahasiswa asing saat berkuliah di luar negeri adalah mencari penghasilan tambahan lewat kerja paruh waktu atau student job. Apalagi bagi mahasiswa yang harus menghidupi diri sendiri dari uang pribadi, bukan dari dana beasiswa, hidup di negara mahal seperti Norwegia pasti jadi tantangan berat. Namun selain alasan utama finansial, kerja tambahan di luar sebetulnya bisa juga jadi ajang bersosialisasi, mencari koneksi, memahami kultur kerja setempat, serta mengasah kemampuan bahasa lokal.

Lalu bagaimana kita sebagai orang Indonesia yang berniat kuliah di Norwegia dengan biaya sendiri, apakah memungkinkan cari kerja tanpa bisa bahasa Norwegia? Jika ya, dimana mencari lowongan kerjanya? Apakah gaji yang diterima betul-betul bisa mencukupi kehidupan? Cek detailnya di postingan ini!


Sebagai mahasiswa internasional di Norwegia, kita punya hak untuk bekerja paruh waktu maksimal 20 jam per minggu dan purna waktu 37,5-40 jam per minggu saat libur. Mengapa dibatasi hanya 20 jam per minggu, karena tugas utama kita adalah belajar. Dengan asumsi gaji minimal, kerja selama 80 jam per bulan pun sudah cukup untuk menopang biaya hidup kita setiap bulan. Lagipula izin tinggal belajar yang kita pegang hanya berlaku selama satu tahun. Jika ingin diperbarui di tahun kedua, kita wajib menyertakan progress report dari kampus sebagai laporan ke pihak imigrasi apakah kita masih direkomendasikan atau dilarang untuk bekerja. Ada banyak kejadian mahasiswa asing yang keasikan bekerja dan cari uang, sampai lupa tugas utamanya belajar. Nilai berjatuhan hingga akhirnya hak kerja pun dipangkas tak sampai 20 jam per minggu.

Lalu apakah memungkinkan dapat kerja di Norwegia hanya dengan modal bahasa Inggris saja? Jawabannya, sangat memungkinkan! Ada banyak pekerjaan yang tidak butuh kemampuan bahasa Norwegia sama sekali, meskipun kesempatannya juga sangat kecil. Mengapa, karena orang Norwegianya sendiri sangat fasih bahasa Inggris dan mahasiswa asing yang bisa bahasa Inggris tidak cuma kita seorang. Makanya jangan sedih jika di awal-awal cari kerja kita harus banyak menerima penolakan terlebih dahulu. Perlu diperhatikan juga bahwa cari kerja di kota besar seperti Oslo dan Trondheim tentunya lebih sulit meskipun lapangan pekerjaannya juga lebih banyak ketimbang kota kecil lainnya.


Jenis-jenis pekerjaan paruh waktu bagi mahasiswa

Berikut adalah daftar pekerjaan yang cocok untuk orang Indonesia dan tidak membutuhkan kemampuan bahasa Norwegia sama sekali:
  1. Delivery person/supir: hanya untuk kalian yang punya SIM dan mobil. Biasanya sering dipekerjakan untuk mengantar pesan-antar makanan dari restoran ke pelanggan.
  2. Logistik (Oslo City Bikes dan skuter): juga hanya untuk kalian yang punya SIM dan bersedia menyewa mobil. Di musim panas, Oslo menyediakan sepeda kota dan skuter yang bisa digunakan oleh warganya, namun harus diangkut dan di-charge kembali saat malam hari. Ada banyak pelajar yang bekerja sama mengangkut skuter di pinggir jalan untuk di-charge di rumah, lalu dikembalikan lagi ke park station atau jalanan.
  3. Pekerjaan di gudang: kerjanya cukup demanding karena memerlukan fisik yang kuat dan sehat.
  4. Distribusi koran dan iklan: kerja biasanya dimulai di malam hari sampai ke fajar dengan menarik gerobak berisi koran untuk diantarkan ke rumah-rumah.
  5. Jasa: dog walker, babysitting anak, atau cleaning lady yang jam kerjanya 8-10 jam per minggu.
  6. Pekerja musiman di perkebunan: cocok bagi yang tertarik jadi pemetik stroberi atau sayuran saat musim panas, meskipun kerjanya sendiri lumayan berat dimulai dari jam 4 pagi sampai 10 pagi atau 12 siang.
  7. Restoran/klub malam/bar/kafetaria: tidak semua tempat ini menerima English speakers, namun restoran Asia yang pemiliknya bukan orang Norwegia asli biasanya cukup terbuka untuk CV drop. Apalagi jika pekerjaannya memang hanya terpusat di dapur sebagai diswasher girl/guy atau runner (pengantar makanan) saja.
  8. Pekerja IT: ada banyak juga tempat magang berbayar atau pekerjaan paruh waktu di industri software atau engineering yang sama sekali tidak butuh bahasa Norwegia karena memang kerjanya pun menggunakan bahasa Inggris.
  9. Production: pekerjaan pabrik yang tugas utamanya mengepak makanan, buku, atau membersihkan ikan.
  10. Jadi asisten profesor atau asisten researcher di kampus: kerja hanya berdasarkan kontrak, meskipun untuk dapat posisi ini kalian juga harus punya nilai yang memuaskan.

Berikut adalah daftar pekerjaan yang bisa dilirik kalau kalian sudah menguasai bahasa Norwegia seminimalnya level A2-B2 dan sudah pernah punya pengalaman kerja sebelumnya:
  1. Restoran/klub malam/bar/kafetaria: karena ingin punya relasi dan komunikasi yang baik dengan pelanggan, banyak sekali tempat makan yang hanya tertarik mempekerjakan para pelayan yang bisa berbahasa Norwegia serta punya pengalaman jadi pelayan 1-2 tahun.
  2. Resepsionis hotel: yang tertarik kerja shift malam, banyak hotel di Norwegia juga sangat tertarik mempekerjakan para pelajar asing yang punya kemampuan bahasa lokal cukup baik untuk berkomunikasi dengan tamu.
  3. Cleaning lady dari agensi: Meskipun kalian pikir ini hanya jenis pekerjaan bersih-bersih biasa, tapi beberapa cleaning company justru sangat profesional dan lebih mengutamakan para pekerja yang setidaknya menguasai salah satu bahasa Skandinavia. Mengapa, karena tak semua pelanggan juga nyaman selalu menjelaskan daftar kerja dalam bahasa Inggris.
  4. Kasir/pramuniaga toko: kalau yang ini tentu saja harus bisa bahasa Norwegia karena untuk memahami stok makanan atau barang yang semuanya berbahasa lokal juga akan memusingkan kalau hanya tahu bahasa Inggris.
  5. Personal assistant/pekerja di bidang kesehatan: biasanya bertugas saat pagi atau malam hari menjadi asisten orang tua atau kaum disabilitas dalam rutinitas sehari-hari di rumah mereka atau di klinik.
  6. Asisten guru TK: minimal bahasa Norwegia level B2 yang harus dibuktikan dengan sertifikat lulus ujian bahasa.
  7. Pekerjaan kantoran: saya yakin sekali ada banyak pelajar Indonesia yang mungkin 'alergi' jadi cleaning lady atau pelayan restoran, tapi inginnya kerja di kantoran. No worry, kalau memang bahasa Norwegia mu sudah menjangkau level profesional dan cas cis cus bisa diajak meeting bersama, saya sangat menyarankan cari saja kerja paruh waktu yang sesuai dengan jurusan kuliah yang sedang diambil.

Bisa dilihat, jenis pekerjaan low-skilled di Norwegia cukup banyak tersedia bagi yang sama sekali tak bisa bahasa setempat. Tapi hati-hati, justru pekerjaan tersebut juga banyak peminatnya serta tak semua lowongan akan dipublikasikan ke umum. Lagipula saingan kita juga tak hanya para pelajar asing, tapi juga imigran dari Eropa Timur yang bersedia kerja apa saja, serta imigran dari Swedia yang menang lebih banyak karena bahasa lisannya mirip bahasa Norwegia.

Baca juga: Berburu 'Student Job' Tanpa Lelah (Bagian 1)

Sebagai tambahan, di Norwegia juga punya beberapa bentuk posisi yang sebaiknya dipahami terlebih dahulu.
  1. Prøvevakt/trial: masa percobaan di awal setelah proses wawancara untuk mengecek apakah kita memang kandidat yang layak mendapatkan posisi tersebut. Prøvevakt ini biasanya berlangsung selama 1-14 hari tergantung si pemberi kerja. Setelah proses evaluasi, pemberi kerja akan melihat apakah kita berhak mendapatkan posisi trial di tempat tersebut yang waktunya berkisar 3-6 bulan. Tapi tenang saja, saat trial ini kita tetap mendapatkan upah minimum, kok.
  2. Fast: artinya pegawai tetap, dimana setelah melewati masa percobaan 3-6 bulan, posisi kita lagi-lagi akan dievaluasi. Kalau selama masa trial kita dianggap kompeten untuk bekerja dalam waktu jangka panjang, kita akan diangkat menjadi pegawai tetap yang biasanya menjadi starting point kenaikkan gaji.
  3. Deltid: part-time alias paruh waktu yang persentase kerjanya 10-70% dengan waktu kerja maksimum 25-28 jam per minggu.
  4. Heltid: full-time atau purna waktu dengan persentase kerja >80% dengan waktu kerja minimal 30 jam dari total 37,5-40 jam per minggu.
  5. Vikariat/tilkallingsvikar: posisi pengganti atau hanya bekerja ketika ada yang sakit atau absen saja. Jadi ibaratnya kalau dibutuhkan, kita baru akan dipanggil.
  6. Sesong: pekerjaan musiman misalnya jadi pemetik stroberi di kebun saat musim panas.
  7. Engasjement: bekerja hanya sesuai kontrak, entah 1-2 tahun tanpa tahu apakah masih bisa diperpanjang atau tidak setelahnya.

Bagaimana caranya mencari pekerjaan tersebut?

Untuk cari kerja paruh waktu di Norwegia, berikut cara yang bisa kalian lakukan:

1. Cari lowongan dari situs pencarian kerja

Di Norwegia, dua situs terbesar untuk cari lowongan kerja adalah NAV dan Finn. Lalu beberapa situs lainnya adalah Indeed, Jooble, KarriereStart.no dan agensi rekrutmen seperti Adecco, Academic Work, atau Manpower. Bagi yang tertarik kerja atau magang di perusahaan startup, Startupmatcher dan Hub adalah yang paling direkomendasikan. Karena hampir semua situs-situs ini menggunakan bahasa lokal, jangan terlalu berharap ada banyak lowongan dengan kualifikasi lancar berbahasa Inggris saja.

2. Media Sosial

Meskipun tidak banyak, namun beberapa lowongan kerja paruh waktu yang sifatnya profesional juga sering dipublikasikan lewat LinkedIn. Ketimbang eksis dan semakin banyak menambah teman di Facebook, orang-orang Norwegia cenderung lebih suka LinkedIn untuk menambah koneksi, tahu berita terbaru, sekalian cari-cari lowongan kerja. Jadi kalau di Indonesia kita tak terlalu butuh LinkedIn untuk memamerkan deretan pengalaman kerja, sesampainya di Norwegia saya sangat menyarankan kalian buat akun LinkedIn dan mulai aktif mencari koneksi di sana.

Bagi yang masih punya Facebook, silakan bergabung di grup seperti Jobs in Oslo, Small Jobs in Oslo, atau Jobber i Norge/Oslo Jobs in Norway. Grup seperti ini seringkali digunakan oleh anggota grup untuk menawarkan kerja yang sifatnya lebih banyak paruh waktu seperti pekerja bangunan, pelayan restoran, cleaning, atau bantu-bantu pindahan.

3. Koneksi

Here you go, the power of 'orang dalam' juga sangat berlaku di Norwegia! Meskipun lebih mirip nepotisme, tapi tujuan para pemberi kerja ini lebih kepada trust dan laziness. Trust, karena dianggap mempekerjakan para kerabat dan kenalan lebih efisien tanpa perlu ragu siapa mereka. Contohnya, saya salah satu pegawai di toko B. Suatu kali bos saya mengumumkan bahwa sedang butuh orang untuk mengisi posisi kasir. Prioritas yang dicari tentu saja adalah kenalan para pegawainya terlebih dulu. Karena saya yang membawa kalian, si bos lebih percaya karena saya adalah pegawainya dan orang yang saya bawa ini bisa dipertanggungjawabkan ketimbang harus wawancara a completely new stranger lebih dulu.

Di sisi lain, para pemberi kerja ini memang pada dasarnya malas mencari orang baru karena proses rekrutmen yang panjang. Dimulai dari publikasi lowongan kerja, seleksi CV, panggilan wawancara, sampai ke bagian keputusan. Sudah diterima, belum tentu juga pegawai baru tersebut mampu bekerja seperti kompetensi yang tercetak di CV.

Maka dari itu, sangat disarankan bertanya ke teman sekelas, pacar, kenalan, ibunya pacar, profesor di kampus, atau siapapun yang ada di sekitar kita jika mereka sempat mendengar beberapa lowongan kerja. Memang tidak 100% cara ini akan menjamin kita dapat pekerjaan, tapi setidaknya mampu membawa kita closer to the consideration ketimbang melamar sendiri tanpa kenalan siapapun. Contohnya juga, mungkin bisa bertanya ke beberapa kenalan orang Indonesia di Norwegia yang mungkin saja butuh nanny atau cleaning lady untuk bantu-bantu di rumah.

4. Door-to-door

Meskipun harus tahan banting, tak gentar menerima penolakan di depan, serta tak peduli seberapa banyak lamaran kerja yang akan dicetak dan dibuang setelahnya, tapi cara satu ini dipercaya cukup ampuh dipakai oleh para mahasiswa asing yang cari kerja tapi belum lancar bahasa Norwegia. Caranya, cetak CV dan surat lamaran kerja, lalu keliling door-to-door restoran, kafe, toko, atau bar untuk mengantarkan lamaran. Tanyakan terlebih dahulu ke manager atau pemilik apakah mereka sedang butuh pegawai baru. Kalau memang tidak, tanyakan lagi apakah mereka bersedia jika kamu meninggalkan CV di tempat tersebut. Banyak tempat di Norwegia sebetulnya hanya menerima aplikasi lamaran lewat internet dan tidak menerima CV drop sama sekali. Seorang teman juga pernah cerita bahwa bar tempatnya bekerja selalu membuang CV drop ke tempat sampah saking banyaknya para pencari kerja yang tiba-tiba datang menanyakan pekerjaan.

Kalau memang ingin menggunakan cara ini, saya sarankan observasi terlebih dahulu tempat yang akan kalian datangi. Restoran mewah, bagus, yang rata-rata dikelola orang Norwegia, kebanyakan hanya mempublikasikan lowongan kerja lewat internet. Sementara kafe kecil, restoran-restoran Asia (misalnya restoran India atau Kebab), atau toko yang pemiliknya bukan orang Norwegia, biasanya lebih open dengan CV drop.

5. Web walking

Ketimbang cara di atas, sebetulnya saya lebih menyukai web walking. Kamu hanya perlu mengunjungi satu-satu situs atau laman Facebook restoran, toko, atau tempat yang menarik dan cari informasi mengenai lowongan pekerjaan di sana. Ada banyak sekali restoran dan toko yang sebetulnya mempublikasi lowongan kerja langsung melalui situs mereka, ketimbang lewat situs semacam Finn atau NAV. Kalau memang sedang tak ada lowongan, ada juga yang tetap menerima open application.

Untuk jadi cleaning lady misalnya, kamu hanya perlu mencari kata kunci di Google untuk perusahaan jasa cleaning lalu akan muncul semua nama perusahaan yang ada di Norwegia. Buka situs tersebut satu-satu dan cari bagian 'ledige stillinger' atau 'jobb hos oss' atau opsi karir dan sejenisnya. Kalau memang belum bisa bahasa Norwegia sama sekali, aktifkan Google Translator di browser untuk mempermudah memahami penjelasan.


Apakah gajinya cukup?

Sebagai mahasiswa asing, imigrasi setempat mewajibkan kita memiliki kemampuan finansial sebesar NOK 123.519 (atau sekitar IDR 198 juta) selama satu tahun untuk tahun ajar 2019/2020. Yakinlah, setiap tahun biaya ini akan naik NOK 1000-2000 lebih mahal karena memang harga barang di Norwegia juga setiap tahunnya akan naik. Dari jumlah tersebut, bisa dikatakan bahwa setiap bulan kita diwajibkan memiliki seminimal-minimalnya NOK 10.300 (sekitar IDR 16 juta-an) untuk mencukupi biaya akomodasi, makan, perlengkapan sekolah, serta biaya tak terduga lainnya.

NOK 10.300 ini sebetulnya super minimal yang mana kalian akan hidup sangat frugal, terutama di kota besar seperti Oslo. Tapi karena memang kehidupan mahasiswa kebanyakan kere, hidup dengan uang saku sekitar NOK 10.300 sudah sangat lumayan asal mau berhemat dan tahu caranya menyiasati biaya hidup Norwegia yang mahal. 

Secara hitungan kasar, biaya hidup mahasiswa asing di Norwegia berkisar antara NOK 11.500-13.000 per bulan dan pendapatan dari kerja paruh waktu bisa menutupi biaya hidup ini di awal-awal. Gaji yang diterima juga sangat bergantung dengan kesepakatan antara kita dan pemberi kerja serta pengalaman kerja kita sebelumnya, meskipun beberapa industri sudah ditentukan berapa gaji minimum yang harus diberikan bagi pegawai di atas usia 20 tahun. Untuk lebih lengkapnya mengecek berapa gaji minimum beberapa industri di Norwegia, silakan mengecek situs Arbeidstilsynet.


Tapi mari contohkan saja jika kita bekerja sebagai pelayan restoran. Di Norwegia, gaji minimum pelayan adalah NOK 167,9 per jam. Jika dalam satu bulan kita bekerja selama 80 jam, maka gaji kotor yang kita terima adalah NOK 167,9 x 80 = NOK 13.432.

Lalu jangan lupa juga di Norwegia ini setiap pegawai harus membayar pajak jika gaji per tahunnya melebihi NOK 55.000. Soal pajak ini juga tidak akan pernah sama antara satu orang dan lainnya. Tapi kisaran pajak untuk pegawai dengan posisi paruh waktu biasanya 20-28% per bulan. Tapi tentu saja, semakin besar pendapatan, semakin besar juga pajak yang harus kita bayar. Jadi anggap saja pajak pendapatan kita adalah 20%, maka gaji bersih yang kita terima adalah NOK 10.746 (sekitar IDR 17 juta-an).


Di Norwegia, kita hanya membayar pajak setengahnya di bulan November atau Desember (karena menyambut Natal), dan bebas pajak di bulan Juni. Kalaupun memang pajak yang selalu kita bayar terlalu banyak, setiap tahun di bulan April kantor pajak juga akan mengembalikan uangnya ke rekening kita. Tambahan lain, gaji minimum tersebut biasanya berlaku 3-6 bulan di awal kita bekerja saat masih di posisi trial. Kalau sudah jadi fast ansatt atau pegawai tetap, gaji yang akan kita terima juga semakin naik. So, be ready to suffer in the beginning.


Apa yang perlu dipersiapkan saat melamar kerja?

Cari kerja di Norwegia itu sangat simpel dan tanpa ribet. Banyak aplikasi lamaran dikirim online yang mana kita hanya butuh CV dan surat lamaran kerja. Saat dipanggil wawancara pun, kita tak perlu lagi datang membawa kopi dokumen karena manager atau HR punya printer sendiri untuk mencetak informasi tersebut. Beberapa pemberi kerja pun kadang hanya melihat surat lamaran sekilas lalu tak terlalu fokus mengecek data diri kita di CV saat wawancara.


Jadi, yang harus dipersiapkan:

1. CV (Curiculum Vitae) atau resume 

Saya sarankan mengecek beberapa CV model Europass di internet yang cukup 1 lembar saja jika memang belum punya pengalaman di posisi yang akan dilamar. Kalau kesulitan cari template CV yang oke, silakan manfaatkan template gratis dari Canva. Sertakan juga hobi dan bahasa yang dikuasai untuk menjelaskan diri kita secara personal. Jangan lupa lampirkan foto menarik agar pemberi kerja setidaknya sedikit lebih tahu seperti apa kita. Maksudnya bukan ingin melihat si ini cantik atau ganteng, tapi lebih ke "bisakah saya membayangkan akan bekerja dengan orang ini setiap hari selama 365 hari?". Kira-kira begitu.

2. Surat lamaran kerja atau cover letter atau søknad

Selain CV, surat lamaran kerja adalah hal paling penting selanjutnya yang harus dilampirkan. Meskipun setelah berkali-kali dipanggil wawancara, saya sadar bahwa surat lamaran ini kadang sama sekali tak dibaca oleh si pemberi kerja. But yes, some do! So just write as best as we can!

Contoh surat lamaran kerja ini juga lagi-lagi bisa dibaca di internet dan dicontek polanya. Kalau CV lebih menjelaskan tentang masa lalu atau what we have done, surat lamaran kerja ini harus menerangkan masa depan atau motivasi kerja serta what could we contribute in the future. Yang paling orang Norwegia rekomendasikan, surat lamaran kerja mesti menjelaskan apa motivasi kita ingin kerja di sana, siapa diri kita secara personal, apa yang suka kita lakukan di waktu senggang, serta apa kontribusi yang nantinya bisa kita berikan ke tempat tersebut. 

Tips lainnya, jika lowongan kerja dipublikasi dalam bahasa Norwegia, ada baiknya kita melampirkan CV dan surat lamaran berbahasa Norwegia juga. Begitu pun sebaliknya bila lowongan kerja dipublikasi dalam bahasa Inggris. Tapi kalau memang di awal-awal kita masih dalam proses belajar bahasa Norwegia, boleh juga melampirkan CV dalam bahasa Inggris namun surat lamaran kerja dalam bahasa Norwegia. Cek juga kualifikasi bahasa yang diwajibkan di lowongan, apakah jelas-jelas mereka butuh orang yang betul-betul fasih Norwegia atau bahasa Inggris pun cukup. Karena ada banyak pemberi kerja yang baru melihat CV kita berbahasa Inggris sedikit, langsung dibuang dan ditolak mentah-mentah.

⚘ ⚘ ⚘

Cari kerja di Norwegia meskipun sifatnya hanya paruh waktu, tidaklah semudah yang orang-orang pikirkan. Persaingan dari kanan kiri membuat job market di negara ini sangat kompetitif meski itu pekerjaan kasar layaknya cleaning lady sekali pun. Di awal-awal mungkin kalian harus siap menerima banyak penolakan sebelum akhirnya bisa tanda tangan kontrak. But just do your best and keep applying!

Semoga informasi di atas bisa berguna bagi para mahasiswa Indonesia yang tertarik cari uang tambahan di Norwegia selagi masa studi, PLUS mungkin ada orang Indonesia yang kebetulan sedang tinggal di sini karena ikut keluarga dan tertarik kerja paruh waktu, detail di atas juga bisa dijadikan panduan. Silakan tinggalkan jejak di bawah kalau ada pertanyaan atau komentar lainnya!☺



Komentar

  1. Yeaaaayy what a detail! Daydreaming "seandainya nikah sama orang situ" hahah :p Thank you, kak Nin <3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Detail banget, sampe orang Indonesianya sendiri males nyari tau kayaknya 😆

      Iya. Soalnya aku tau beberapa orang Indonesia yg betul2 buta peraturan karena nikah sama orang sini & bener2 baru diangkut setelah nikahan. Karena gak tau mau ngapain, akhirnya mereka nganggur di rumah. Padahal kalo pengen coba2 kerja sambilang sekalian bergaul, bisa aja :)

      Hapus
  2. Terimakasih informasi nya. Keren & lengkap juga mudah di mengerti :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bule Ketemu Online, Bisakah Serius?

( PERHATIAN!!! SAYA BANYAK SEKALI MENERIMA TESTIMONIALS SOAL COWOK-COWOK DARI INGGRIS YANG MEMINTA ALAMAT SI CEWEK YANG DIKENAL VIA ONLINE. FYI , HAMPIR SEMUA MODUS PENIPUAN SEPERTI INI BERASAL DARI INGGRIS DAN AMERIKA! JANGAN PERNAH TERTIPU KEMASAN KULIT PUTIHNYA, KARENA BISA JADI YANG KALIAN AJAK CHATTING -AN ATAU VIDEO CALL -AN ITU ADALAH PENIPU !! JANGAN PERNAH BERI DATA DIRI SEPERTI NAMA LENGKAP, ALAMAT, SERTA NOMOR IDENTITAS ATAU KARTU KREDIT KE ORANG-ORANG ASING LEWAT DUNIA DIGITAL! BE SMART, BE AWARE, AND PLEASE JANGAN DULU BAPERAN KALO ADA YANG MENGAJAK NIKAH PADAHAL BARU SEMINGGU KENAL!!!) Selain berniat jadi au pair, ternyata blog saya banyak dikunjungi oleh cewek-cewek Indonesia yang ingin pacaran atau sedang dekat dengan bule. Gara-gara tulisan tentang cowok Eropa dan cowok Skandinavia , banyak pembaca blog yang mengirim surel ke saya dan curhat masalah cintanya dengan si bule. Aduh, padahal saya jauh dari kata "ahli" masalah cinta-cintaan. Saya sebetu

Mempelajari Karakter Para Cowok di Tiap Bagian Eropa

*I talk a lot about European boys in this blog, but seriously, this is always the hottest topic for girls! ;) Oke, salahkan pengalaman saya yang jadi serial dater  selama tinggal di Eropa. Tapi gara-gara pengalaman ini, saya juga bisa bertemu banyak orang baru sekalian mempelajari karakter mereka. Cowok-cowok yang saya temui ini juga tidak semuanya saya kencani. Beberapa dari mereka saya kenal saat workshop, festival, ataupun dari teman. Beruntung sekali, banyak juga teman-teman cewek yang mau menceritakan pengalamannya saat berkencan dari cowok ini, cowok itu, and all of them have wrapped up neatly in my head! Secara umum, tulisan yang saya ceritakan disini murni hasil pengalaman pribadi, pengalaman teman, ataupun si cowok yang menilai bangsanya secara langsung. Letak geografis Eropanya mungkin sedikit rancu, tapi saya mengelompokkan mereka berdasarkan jarak negara dan karakter yang saling berdekatan. Kita semua benci stereotipe, tapi walau bagaimana pun kita tetaplah bagi

7 Kebiasaan Makan Keluarga Eropa

Tiga tahun tinggal di Eropa dengan keluarga angkat, saya jadi paham bagaimana elegan dan intimnya cara makan mereka. Bagi para keluarga ini, meja makan tidak hanya tempat untuk menyantap makanan, tapi juga ajang bertukar informasi para anggota keluarga dan pembelajaran bagi anak-anak mereka. Selain table manner , orang Eropa juga sangat perhatian terhadap nilai gizi yang terkandung di suatu makanan hingga hanya makan makanan berkualitas tinggi. Berbeda dengan orang Indonesia yang menjadikan meja makan hanya sebagai tempat menaruh makanan, membuka tudung saji saat akan disantap, lalu pergi ke ruang nonton sambil makan. Selama tinggal dengan banyak macam keluarga angkat, tidak hanya nilai gizi yang saya pelajari dari mereka, tapi juga kebiasaan makan orang Eropa yang sebenarnya sangat sederhana dan tidak berlebihan. Dari kebiasaan makan mereka ini juga, saya bisa menyimpulkan mengapa orang-orang di benua ini awet tua alias tetap sehat menginjak usia di atas 70-an. Kuncinya, pola

Guide Untuk Para Calon Au Pair

Kepada para pembaca blog saya yang tertarik menjadi au pair, terima kasih! Karena banyaknya surel dan pertanyaan tentang au pair, saya merasa perlu membuat satu postingan lain demi menjawab rasa penasaran pembaca. Mungkin juga kalian tertarik untuk membaca hal-hal yang harus diketahui sebelum memutuskan jadi au pair  ataupun tips seputar au pair ? Atau mungkin juga merasa tertantang untuk jadi au pair di usia 20an, baca juga cerita saya disini . Saya tidak akan membahas apa itu au pair ataupun tugas-tugasnya, karena yang membaca postingan ini saya percaya sudah berminat menjadi au pair dan minimal tahu sedikit. Meskipun sudah ada minat keluar negeri dan menjadi au pair, banyak juga yang masih bingung harus mulai dari mana. Ada juga pertanyaan apakah mesti pakai agen atau tidak, hingga pertanyaan soal negara mana saja yang memungkinkan peluang kerja atau kuliah setelah masa au pair selesai. Oke, tenang! Saya mencoba menjabarkan lagi hal yang saya tahu demi menjawab rasa penasar

First Time Au Pair, Ke Negara Mana?

Saya ingat betul ketika pertama kali membuat profil di Aupair World, saya begitu excited memilih banyak negara yang dituju tanpa pikir panjang. Tujuan utama saya saat itu adalah Selandia Baru, salah satu negara impian untuk bisa tinggal. Beberapa pesan pun saya kirimkan ke host family di Selandia Baru karena siapa tahu mimpi saya untuk bisa tinggal disana sebentar lagi terwujud. Sangat sedikit  host family dari sana saat itu, jadi saya kirimkan saja aplikasi ke semua profil keluarga yang ada. Sayangnya, semua menolak tanpa alasan. Hingga suatu hari, saya menerima penolakan dari salah satu keluarga yang mengatakan kalau orang Indonesia tidak bisa jadi au pair ke Selandia Baru. Duhh! Dari sana akhirnya saya lebih teliti lagi membaca satu per satu regulasi negara yang memungkinkan bagi pemegang paspor Indonesia. Sebelum memutuskan memilih negara tujuan, berikut adalah daftar negara yang menerima au pair dari Indonesia; Australia (lewat Working Holiday Visa ) Austria Amerika