Langsung ke konten utama

Negara Rekomendasi di Eropa Sesuai Tujuan Au Pair Mu


Pertama kali mendengar program au pair, yang terlintas di benak saya tentu saja pengalaman pertukaran budaya antara kita dan host family di satu negara. Terkesan naif sekali memang karena ternyata ada banyak sekali motif para au pair yang sengaja datang ke Eropa. Apa itu, silakan baca di postingan ini!

Di postingan lainnya tentang negara tujuan, ada 12 negara di Eropa yang saya rekomendasikan bagi para calon au pair yang mungkin masih kebingungan ingin ke mana. Swiss menjadi daftar tambahan saya lainnya, walaupun kesempatan ke sini juga cukup kecil. Ada banyak sekali canton (distrik/kecamatan) di Swiss yang masih menutup kesempatan bagi au pair non-EU. Makanya kalau kamu tertarik dan sempat terlibat percakapan dengan satu keluarga di Swiss, pastikan bahwa keluarga ini tinggal di canton yang regulasinya memungkinkan bagi pemegang paspor Indonesia.

Bagi yang masih bingung juga, yuk seru-seruan mengecek daftar negara rekomendasi saya berikut ini yang bisa jadi pertimbangan kamu selanjutnya! Disclaimer dulu, bahwa apa yang saya tulis ini murni dari referensi pribadi. Soal ingin ke mana ending-nya, kembali ke preferensi masing-masing.

Cari lelaki

I am not gonna lie, but some Indonesian girls come to Europe to find a soulmate! Salah? Tidak juga, meskipun dianggap terlalu lame bagi sebagian orang karena bisa menimbulkan citra negatif ke banyak au pair Indonesia di Eropa yang niatnya tak serupa. But anyway, kalau kamu tertarik mengikuti jejak mereka mencari jodoh di Eropa, silakan lirik negara rekomendasi saya di bawah ini.
  • Cowok ganteng nan modis, tapi banyak yang takut berkomitmen; silakan ke Swedia atau Denmark.
  • Cowok outgoing, approachable, tapi terkenal "pelit" atau penuh pertimbangan dengan uang mereka, go check cowok-cowok di bagian Barat Eropa!
  • Cowok tradisional/sedikit konservatif, tapi pecinta alam dan dunia outdoor; mungkin Finlandia atau Norwegia adalah negara yang tepat.
  • Cowok misterius, sopan, dan geek; liriklah Swiss atau Finlandia.
Kamu juga bisa baca postingan saya tentang para cowok-cowok di Eropa, Skandinavia, bahkan Finlandia yang sudah pernah saya bahas sebelumnya! Enjoy the love hunting!

Cari uang

Bukan rahasia umum bahwa banyak juga anak muda Indonesia yang memang sengaja jadi au pair karena menganggap program ini sebagai alternatif karir. Jumlah uang saku bulanan yang lumayan, setidaknya bisa membantu perekonomian keluarga di Indonesia. Meskipun katanya Denmark adalah salah satu negara dengan uang saku paling besar, tapi justru negara di bawah ini yang malah saya rekomendasikan jika memang tertarik cari uang!
  • Austria - Meskipun salah satu syarat penting ke Austria kamu harus mampu melampirkan sertifikat bahasa Jerman minimal level A2, tapi dengan jam kerja hanya 18 jam per minggu, au pair mampu mengantongi uang saku hampir €450 tiap bulan (yang juga naik tiap waktu)! Belum lagi ditambah dengan libur berbayar sampai 30 hari per tahun.
  • Belgia - Semakin kesini, semakin banyak anak muda <26 tahun yang ingin memulai atau menghabiskan masa au pairnya di Belgia. Mengapa, tanpa sertifikat bahasa dan jam kerja 20 jam per minggu saja, kamu sudah bisa menghasilkan €450 per bulan tanpa potong pajak!
  • Luksemburg - Cari keluarga di Luksemburg memang tak mudah, namun uang saku mencapai €409 dengan jam kerja 25 jam per minggu, serta negara yang berada di sentral Eropa, menawarkan banyak tiket travelling murah.
Silakan baca postingan saya tentang guide au pair yang akan membawa mu ke penjelasan singkat tentang negara tujuan bagi pemegang paspor Indonesia. Mengapa saya lebih merekomendasikan negara di atas, karena dengan pocket money yang besar, biaya hidup di 3 negara tersebut sebetulnya sangat terjangkau dengan benefit lain berada di sentral Eropa.

Pure belajar bahasa yang nantinya jelas berguna

Dulunya, banyak sekali mahasiswa dari jurusan sastra atau literatur yang memanfaatkan kesempatan au pair untuk sekalian belajar bahasa asing. Kalau kamu bercita-cita ingin jadi polyglot dan tertarik menguasai banyak bahasa, silakan intip negara rekomendasi saya berikut!
  • Prancis - No wonder, ada 280 miliar orang di dunia yang memakai bahasa Prancis sehari-hari sehingga menjadikan bahasa ini nomor 6 sebagai the widest spoken language! Sekalinya menguasai bahasa ini, jalan-jalan mu ke Swiss atau Kanada akan menjadi sangat lokal.
  • Belgia - Belanda - Meskipun kedua negara ini menggunakan pengucapan dan aksen serupa tapi tak sama, namun basis keduanya sama-sama bahasa Belanda. Lancar bahasa Belanda, kamu tetap bisa menggunakannya lagi di Belgia.
  • Austria - Jerman - Tak hanya di dua negara ini, bahasa Jerman juga menyebar luas di beberapa bagian Swiss dan Belgia. 
  • Swedia - Denmark - Norwegia - Walaupun tak banyak orang yang tertarik mempelajarinya, namun 3 negara ini menggunakan akar bahasa yang serumpun. Bahasa Denmark cenderung lebih sulit secara pelafalan, namun tulisannya sangat mirip dengan bahasa Norwegia. Meskipun merasa tak saling berkaitan, namun orang Swedia punya tone yang cukup seragam dengan bahasa Norwegia dan keduanya bisa saling memahami secara lisan.

Lanjut kuliah

Tak jarang kesempatan au pair bisa dimanfaatkan sebagai batu loncatan bagi anak-anak muda untuk lanjut studi di beberapa negara di Eropa. Tujuan akhir sebagai pelajar ini dipercaya bisa membuka lagi kesempatan untuk bekerja dan tinggal lebih lama. Jadi, negara mana saja yang mesti kamu lirik kalau tujuan akhir mu jadi pelajar?
  • Jerman - Saya sendiri sebetulnya kurang begitu familiar dengan banyaknya program belajar dan bekerja yang ada di Jerman. Namun yang saya tahu, ada banyak sekali mantan au pair Indonesia yang tak bingung dengan masa depan mereka karena ada banyak sekali kesempatan belajar dan bekerja di negara ini. Mulai dari Ausbildung sampai lanjut kuliah Master!
  • Belgia - Sebagai salah satu negara populer untuk melanjutkan studi, Belgia menawarkan biaya kuliah yang cukup affordable bagi pelajar asing. Selain itu, kesempatan untuk cari kerja di Belgia dan Belanda juga terbuka lebar sekiranya kamu bisa menguasai bahasa Belanda selepas lulus kuliah.
  • Norwegia (Sah: Program Au Pair di Norwegia Dihentikan! per 15 Maret 2024) - This is a country where I continue my Master's degree! Sebagai salah satu negara terbahagia di dunia dengan alam yang menakjubkan, Norwegia juga masih memberikan kesempatan bebas biaya kuliah bagi pelajar internasional. Tapi, jangan menganga dengan tingginya biaya hidup serta sulitnya cari kerja selepas lulus di sini.

Tinggal lama tapi percuma

Percaya kah kalian bahwa walaupun au pair itu berat, tapi bisa membuat ketagihan? Banyak au pair yang saya kenal memutuskan untuk menghabiskan masa au pair mereka selama 2 tahun di Denmark, lalu lanjut lagi 2 tahun di Norwegia. Alasannya simpel, agar bisa tinggal lebih lama di Eropa meskipun juga ada banyak sekali fakta tak menarik soal au pair di Skandinavia ini. Go check my post here!

Mengapa saya sampai mengatakan tinggal lama bisa percuma, karena banyak yang bisa tinggal sebagai au pair, namun tak secured lama. Selain biaya hidup yang tinggi di Norwegia, kesempatan cari kerja yang sulit, serta biaya kuliah yang tinggi di Denmark, membuat kesempatan mengganti residence permit peluangnya cukup kecil. Untuk cari jodoh pun tak mudah, karena syarat menikah di Denmark semakin dipersulit bagi pasangan campuran, serta adanya peraturan baku soal siapa yang berhak mendapatkan permit sebagai pasangan tinggal bersama (samboer).

So, kalau kamu berniat tinggal selama 4 tahun di dua negara ini, make sure kamu tidak kebingungan lagi soal masa depan. Karena sejatinya, pelajaran bahasa yang tak membekas lama pun sebetulnya tak banyak memberikan banyak benefit selepas kita kembali ke Indonesia.

Lively community


Tidak semua negara Eropa itu seragam dalam memberikan pengalaman berharga bagi anak muda. Bagi kamu yang tak ingin kehilangan momen having fun tak terbatas, networking luas, serta kesempatan belajar lebih banyak, negara di bawah ini bisa jadi adalah negara terbaik untuk menghabiskan masa au pair mu!
  • Belanda - Saya belum pernah jadi au pair di Belanda sebelumnya, namun sebagai salah satu negara terpopuler tujuan wisatawan, Belanda tentu saja adalah negara ter-hits seantero Eropa! Negara menarik yang membuat anak muda Indonesia ingin menjadi au pair dan tinggal lebih lama di sini. Satu lagi, kamu akan merasa seperti rumah karena banyaknya populasi orang Indonesia serta restoran lokal khas Indonesia yang akan terus memanjakan mu dengan cita rasa kampung halaman.
  • Jerman - Sebagai negara populer untuk melanjutkan studi, kamu tak akan pernah menemukan sesuatu yang membosankan karena tempat ini packed of young people! Jerman menawarkan kemudahan transportasi, komunikasi, serta banyak tempat seru untuk dicoba. Biaya hidup yang relatif murah juga bisa jadi pertimbangan untuk jalan-jalan serta menikmati negara dengan keramahtamahan warga lokalnya.
  • Denmark - Meskipun banyak yang mengamini bahwa Denmark adalah negara membosankan, tapi jangan salahkan food scene, design attraction, serta creative people yang akan membuat pengalaman au pair mu menyenangkan! Denmark adalah negara kaya kultur yang banyak melahirkan para arsitektur serta desainer kreatif yang tak banyak tersentuh media dunia. Kopenhagen adalah ibukota sekaligus kota paling hipster yang pernah saya kunjungi di Eropa!

The most magnificent sceneries


Not every young people was born for having fun. Sebagian dari mereka justru lebih memilih tempat yang tenang dengan alam luar biasa dan tak terjamah banyak orang Indonesia. Jika kamu bagian dari anak muda ini, carilah host family dari 3 rekemondasi saya berikut.
  • Norwegia (Sah: Program Au Pair di Norwegia Dihentikan! per 15 Maret 2024) - I don't have to tell you more. Saya tinggal di sini, menjelajahi negara ini dari Bodø hingga Tjøme, hingga blusukan ke hutan dan pegunungan tak terjamah banyak manusia. Everything seems so breathtaking in Norway! Jangan takut tinggal di pedesaan dan jauh dari kota besar, karena tumpukan salju saat musim dingin pun bisa jadi pengalaman menakjubkan yang tak semua orang di Belgia bisa menikmatinya setiap tahun!
  • Islandia - Far from anywhere else in Europe, but Arctic and Canada. Tak banyak orang Indonesia yang memilih negara ini sebagai tujuan au pair memang. Tapi jangan salahkan mereka yang memilih untuk menyaksikan tarian the Northern Lights (Aurora Borealis) tiap tahunnya sampai muak! Iceland is wonderful dan semakin banyak didatangi turis hanya untuk menyaksikan alam yang tak ada tandingannya dimana pun di wilayah Eropa. Sounds enticing?
  • Swiss - Pegunungan Alpen, bukit nan hijau, hingga sapi yang mengemoo menambah kesan tenang dan damai. Dari musim panas hingga musim semi, kamu bisa menikmati alam Swiss yang luar biasa baik di dalam hingga luar kota. 

Where do you want to go and live in the most?? Sekarang saatnya cari host family! Jangan lupa baca tips saya di sini untuk tahu step-by-step bagi para au pair pemula dalam menemukan host family impian mereka. Good luck for your search!



Komentar

  1. terima kasih tuk artikel ini sangat bermanfaat

    BalasHapus
  2. Kak saya tertarik banget untuk ikut Au Pair di Belgia. Kira-kira apakah bahasa perancis france bisa dipakai di Belgia? Saya belum sempat belajar bahasa Belanda, Walaupun perancisnya agak berbeda? Sejak gugel tentang Au Pair mengantarkan saya ke blog kakak ini. Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gak perlu belajar in advance, bisa belajarnya di sana aja. Nanti kamu belajar bahasa tergantung dimana kota kamu tinggal. Pemerintah sana rada strict kalo soal belajar bahasa. Dimana kamu tinggal, bahasa yang dipelajari juga tergantung apakah itu masuk wilayah Flanders (bahasa Belanda) atau Wallonia (bahasa Prancis).

      Hapus
    2. Gak belajar yang buat fluent gitu sih kak, yang bisa buat komunikasi aja. Berarti tergantung wilayah juga ya. Ok makasih kak sarannya. Seneng banget bisa nemu blog kakak tenang Au Pair-au pair ini

      Hapus
    3. Tergantung banget sama hf kamu dan dimana mereka tinggal. Dulu hf ku yang pertama juga French speaker, tapi tinggalnya di wilayah berbahasa Belanda. Aku juga udah persiapan belajar bahasa Prancis otodidak buat jaga2, tapi ternyata gak terlalu guna. Kenapa, karena aku sampe Belgia malah belajar bahasa Belanda. Bahasa Prancis malah lebih efektif belajar pas sampe sana, jadinya aku bisa denger langsung kata2 apa yang biasanya keluarga tsb pake - jadi ya tinggal dipraktekkin ke anak2 :)

      But sure, gak ada yang sia2 saat belajar bahasa. Kalo kamu mau belajar dulu di Indonesia, silakan banget. Bahkan mungkin lebih cepat lancarnya kalo udah sampe Belgia.

      Hapus
  3. Ka di belgia bisa laniut ausbildung?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ausbildung cuma ada di Jerman doang :)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bule Ketemu Online, Bisakah Serius?

( PERHATIAN!!! SAYA BANYAK SEKALI MENERIMA TESTIMONIALS SOAL COWOK-COWOK DARI INGGRIS YANG MEMINTA ALAMAT SI CEWEK YANG DIKENAL VIA ONLINE. FYI , HAMPIR SEMUA MODUS PENIPUAN SEPERTI INI BERASAL DARI INGGRIS DAN AMERIKA! JANGAN PERNAH TERTIPU KEMASAN KULIT PUTIHNYA, KARENA BISA JADI YANG KALIAN AJAK CHATTING -AN ATAU VIDEO CALL -AN ITU ADALAH PENIPU !! JANGAN PERNAH BERI DATA DIRI SEPERTI NAMA LENGKAP, ALAMAT, SERTA NOMOR IDENTITAS ATAU KARTU KREDIT KE ORANG-ORANG ASING LEWAT DUNIA DIGITAL! BE SMART, BE AWARE, AND PLEASE JANGAN DULU BAPERAN KALO ADA YANG MENGAJAK NIKAH PADAHAL BARU SEMINGGU KENAL!!!) Selain berniat jadi au pair, ternyata blog saya banyak dikunjungi oleh cewek-cewek Indonesia yang ingin pacaran atau sedang dekat dengan bule. Gara-gara tulisan tentang cowok Eropa dan cowok Skandinavia , banyak pembaca blog yang mengirim surel ke saya dan curhat masalah cintanya dengan si bule. Aduh, padahal saya jauh dari kata "ahli" masalah cinta-cintaan. Saya sebetu

Mempelajari Karakter Para Cowok di Tiap Bagian Eropa

*I talk a lot about European boys in this blog, but seriously, this is always the hottest topic for girls! ;) Oke, salahkan pengalaman saya yang jadi serial dater  selama tinggal di Eropa. Tapi gara-gara pengalaman ini, saya juga bisa bertemu banyak orang baru sekalian mempelajari karakter mereka. Cowok-cowok yang saya temui ini juga tidak semuanya saya kencani. Beberapa dari mereka saya kenal saat workshop, festival, ataupun dari teman. Beruntung sekali, banyak juga teman-teman cewek yang mau menceritakan pengalamannya saat berkencan dari cowok ini, cowok itu, and all of them have wrapped up neatly in my head! Secara umum, tulisan yang saya ceritakan disini murni hasil pengalaman pribadi, pengalaman teman, ataupun si cowok yang menilai bangsanya secara langsung. Letak geografis Eropanya mungkin sedikit rancu, tapi saya mengelompokkan mereka berdasarkan jarak negara dan karakter yang saling berdekatan. Kita semua benci stereotipe, tapi walau bagaimana pun kita tetaplah bagi

7 Kebiasaan Makan Keluarga Eropa

Tiga tahun tinggal di Eropa dengan keluarga angkat, saya jadi paham bagaimana elegan dan intimnya cara makan mereka. Bagi para keluarga ini, meja makan tidak hanya tempat untuk menyantap makanan, tapi juga ajang bertukar informasi para anggota keluarga dan pembelajaran bagi anak-anak mereka. Selain table manner , orang Eropa juga sangat perhatian terhadap nilai gizi yang terkandung di suatu makanan hingga hanya makan makanan berkualitas tinggi. Berbeda dengan orang Indonesia yang menjadikan meja makan hanya sebagai tempat menaruh makanan, membuka tudung saji saat akan disantap, lalu pergi ke ruang nonton sambil makan. Selama tinggal dengan banyak macam keluarga angkat, tidak hanya nilai gizi yang saya pelajari dari mereka, tapi juga kebiasaan makan orang Eropa yang sebenarnya sangat sederhana dan tidak berlebihan. Dari kebiasaan makan mereka ini juga, saya bisa menyimpulkan mengapa orang-orang di benua ini awet tua alias tetap sehat menginjak usia di atas 70-an. Kuncinya, pola

Guide Untuk Para Calon Au Pair

Kepada para pembaca blog saya yang tertarik menjadi au pair, terima kasih! Karena banyaknya surel dan pertanyaan tentang au pair, saya merasa perlu membuat satu postingan lain demi menjawab rasa penasaran pembaca. Mungkin juga kalian tertarik untuk membaca hal-hal yang harus diketahui sebelum memutuskan jadi au pair  ataupun tips seputar au pair ? Atau mungkin juga merasa tertantang untuk jadi au pair di usia 20an, baca juga cerita saya disini . Saya tidak akan membahas apa itu au pair ataupun tugas-tugasnya, karena yang membaca postingan ini saya percaya sudah berminat menjadi au pair dan minimal tahu sedikit. Meskipun sudah ada minat keluar negeri dan menjadi au pair, banyak juga yang masih bingung harus mulai dari mana. Ada juga pertanyaan apakah mesti pakai agen atau tidak, hingga pertanyaan soal negara mana saja yang memungkinkan peluang kerja atau kuliah setelah masa au pair selesai. Oke, tenang! Saya mencoba menjabarkan lagi hal yang saya tahu demi menjawab rasa penasar

First Time Au Pair, Ke Negara Mana?

Saya ingat betul ketika pertama kali membuat profil di Aupair World, saya begitu excited memilih banyak negara yang dituju tanpa pikir panjang. Tujuan utama saya saat itu adalah Selandia Baru, salah satu negara impian untuk bisa tinggal. Beberapa pesan pun saya kirimkan ke host family di Selandia Baru karena siapa tahu mimpi saya untuk bisa tinggal disana sebentar lagi terwujud. Sangat sedikit  host family dari sana saat itu, jadi saya kirimkan saja aplikasi ke semua profil keluarga yang ada. Sayangnya, semua menolak tanpa alasan. Hingga suatu hari, saya menerima penolakan dari salah satu keluarga yang mengatakan kalau orang Indonesia tidak bisa jadi au pair ke Selandia Baru. Duhh! Dari sana akhirnya saya lebih teliti lagi membaca satu per satu regulasi negara yang memungkinkan bagi pemegang paspor Indonesia. Sebelum memutuskan memilih negara tujuan, berikut adalah daftar negara yang menerima au pair dari Indonesia; Australia (lewat Working Holiday Visa ) Austria Amerika